Banyak saingan negara asing, batik Indonesia disertifikasi
Saat ini terdapat 10 negara yang menyaingi pengrajin batik dalam negeri.
Indonesia sejak empat tahun terakhir memegang hak klaim batik sebagai kebudayaan asli Tanah Air dari Lembaga Kebudayaan dan Pendidikan Dunia (UNESCO). Pada kenyataannya, Kementerian Perindustrian mencatat ada 10 negara yang menyaingi pengrajin batik nasional dan turut memproduksi busana khas itu. Sehingga ciri produksi tekstil batik nasional di pasaran dalam negeri dan luar negeri sulit dibedakan.
Alhasil, Kemenperin dan Yayasan Batik Indonesia (YBI) bekerja sama melakukan klasifikasi kualitas batik, dengan nama "Batik Mark" untuk memperkuat merek dagang batik Nusantara. Direktur Jenderal Industri Kecil Menengah Kemenperin Euis Saedah percaya klasifikasi ini akan memperkuat merek dagang batik Indonesia.
-
Kapan motif batik kawung diciptakan? Mengutip iwarebatik.org, motif kawung diciptakan oleh Sultan Agung Hanyokrokusumo, Raja Mataram Islam (1593-1645).
-
Bagaimana para perajin batik Bayat mendapatkan inspirasi motif batik? Untuk motifnya kami membuat menurut kempuan dan kesukaannya, kadang kami dapat daun di kebun itu terus dipetik dan dibuat batik. Ada juga yang terjun ke sawah lalu lihat burung, kemudian dijadikan batik,” terangnya.
-
Apa itu batik kawung? Batik kawung termasuk jenis batik populer yang unik dan menarik. Batik adalah seni tradisional yang menjadi salah satu warisan budaya bangsa. Baju batik, dengan corak dan warnanya yang khas, tidak hanya sekadar pakaian tradisional, tetapi juga menjadi simbol kebanggaan bagi masyarakat Indonesia.
-
Di mana batik encim berasal? Pekalongan adalah kota di pesisir utara Pulau Jawa yang pada zaman dahulu dijadikan sebagai pelabuhan besar untuk disinggahi oleh kapal-kapal dari berbagai penjuru dunia seperti Cina, Arab, dan Eropa.
-
Apa itu batik encim? Batik encim merupakan batik yang telah mendapat pengaruh dari kebudayaan Tiongkok.
-
Siapa yang menciptakan motif batik kawung? Mengutip iwarebatik.org, motif kawung diciptakan oleh Sultan Agung Hanyokrokusumo, Raja Mataram Islam (1593-1645).
"Kenapa harus pakai tanda Batik Mark, untuk melindungi produsen, pengrajin, maupun konsumen. Batik itu sesuai UNESCO ada 3 jenis dengan tulis media kain, dengan canting dan cap, atau gabungan keduanya memakai perantara malam. Oleh karena itu, ini harus diberi tanda, tidak bisa dicampuradukkan yang di luar kaidah itu," ujarnya di Kantor Kemenperin, Selasa (23/4).
Dia mengatakan akan ada tiga klasifikasi Batik Mark. Proses sertifikasinya dilaksanakan oleh Balai Besar Kerajinan dan Batik Kemenperin di Yogyakarta.
"Akan ada tiga jenis mark yaitu 'emas' untuk batik murni tulis, 'perak' untuk yang cap, dan 'putih' untuk batik biasa atau campuran," kata Euis.
Kemenperin yakin batik mark ini bakal sulit dipalsukan. Sebab, selain label, nantinya produsen mendapat hak memajang sertifikat resmi di toko atau etalase mereka. Selain itu, saat ini Batik Mark memang menyasar produk-produk batik menengah hingga kelas premium, alias berharga mahal.
Euis mengatakan pemerintah akan segera mengusulkan Batik Mark untuk disosialisasikan oleh UNESCO. Sehingga negara-negara pesaing menyadari Indonesia memiliki standardisasi batik tersendiri.
"Kemudian gar bisa dikenal, kami akan memberitahu UNESCO kita sudah melakukan sertifikasi, kita minta UNESCO ikut mempromosikan ke dunia," tegasnya.
Dari data Kemenperin, saat ini ada 106 usaha batik yang sudah mendaftar mengikuti Batik Mark. Saingan utama batik Indonesia adalah produk cetak (printing) asal China.
(mdk/rin)