Baru Melantai di Bursa, Saham Gaya Abadi Langsung Auto Reject
IPO pagi ini, saham SLIS langsung terkena penolakan otomatis (auto rejection) oleh Jakarta Automated Trading System (JATS), lantaran kenaikan saham melebihi ketentuan persentase tertinggi harian khusus saham IPO sebesar 50 persen.
PT Gaya Abadi Sempurna Tbk (SLIS) resmi mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui skema penawaran umum perdana saham (Initial Public Offering/IPO).
Perseroan menerbitkan saham sebanyak 500 juta lembar ke publik. Dengan Harga penawaran umum Rp115 per lembar saham, SLIS mengantongi dana segar sebesar Rp57,5 miliar.
-
Kapan PT Tera Data Indonusa Tbk melantai di bursa saham? Bahkan pada 2022, saat pandemi berlangsung, perusahaan ini berani mengambil langkah melantai di bursa saham.
-
Kapan Bursa Berjangka Aset Kripto diluncurkan? Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan meluncurkan Bursa Berjangka Aset Kripto di Jakarta, Jumat (28/7).
-
Kapan Bursa Karbon Indonesia resmi diluncurkan? Presiden Jokowi mengatakan ingin mengurangi dampak perubahan iklim yang saat ini terjadi di beberapa negara termasuk Indonesia. ”Karena memang ancaman perubahan iklim sangat bisa kita rasakan dan sudah kita rasakan. Dan, kita tidak boleh main-main terhadap ini, kenaikan suhu bumi, kekeringan, banjir, polusi, sehingga dibutuhkan langkah-langkah konkret untuk mengatasinya,” kata Presiden Jokowi.
-
Siapa yang merencanakan aksi teror di Bursa Efek Singapura? Pendalaman itu dibenarkan Juru Bicara Densus 88 Antiteror Polri Kombes Aswin Siregar bahwa YLK memang hendak merencanakan aksi teror ini pada 2015 silam.
-
Kenapa harga saham bisa naik turun? Salah satu yang sering jadi dilema adalah harga saham yang begitu cepat naik turun bagaikan roller coaster. Jadi, sebenarnya apa sih penyebab harga saham bisa naik turun?
-
Kenapa Bursa Karbon Indonesia (IDXCarbon) diluncurkan? Tujuan bursa karbon sendiri untuk mencipatakan insentif bagi perusahaan dan negara untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dengaan menyediakan mekanisme untuk membeli dan menjual izin emisi atau kredit karbon.
IPO pagi ini, saham SLIS langsung terkena penolakan otomatis (auto rejection) oleh Jakarta Automated Trading System (JATS), lantaran kenaikan saham melebihi ketentuan persentase tertinggi harian khusus saham IPO sebesar 50 persen.
Adapun saham SLIS naik 69,57 persen persen atau 80 poin ke level Rp195. Saham SLIS ditransaksikan sebanyak 3 kali dengan volume sebanyak 40 lot dan menghasilkan nilai transaksi Rp780.000
Direktur Investment Banking PT Investindo Nusantara Sekuritas Anshy M Sutisna mengatakan pada masa penawaran umum tercatat sebanyak 1.619 investor melakukan pemesanan saham SLIS.
"Dari total pemesanan saham yang masuk, sejumlah 1 miliar lebih saham merupakan permintaan yang berasal dari pooling allotment, sehingga terjadi oversubscriced," ujarnya di gedung BEI Jakarta, Senin (7/10).
Untuk memuluskan rencananya, perseroan menunjuk Investindo Nusantara Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi efek, serta PT Panca Global Sekuritas, PT Binaartha Sekuritas, dan PT Corpus Sekuritas Indonesia sebagai penjamin emisi efek.
Sementara itu, masuknya perseroan ke pasar modal sekaligus untuk meningkatkan tata kelola perusahaan (Good Corporate Governance / GCG).
Sebagai informasi, sebagai emiten produsen sepeda motor listrik, Komisaris Independen Gaya Abadi Sempurna Hadi Avilla Tamzil mengatakan, perseroan ingin memanfaatkan momentum kebijakan pemerintah tentang kendaraan listrik dalam rencana IPO ini. Apalagi, jika berjalan sesuai rencana.
Saat ini, kapasitas terpasang perseroan sebanyak 20.000 unit per bulan per shift. Adapun, utilisasi kapasitas baru mencapai 30 persen.
Reporter: Bawono Yadika Tulus
Sumber: Liputan6.com
Baca juga:
Dibayangi Sentimen Global, IHSG Diramal Bergerak Terbatas
IHSG Diprediksi Menguat Terbatas, Perhatikan Saham Ini
IHSG Diramal Bergerak Menguat, Perhatikan Saham Ini
VIDEO: Pasar Saham di Bawah Bayang Bayang Gejolak Politik dan Ekonomi Global
Reza Rahadian Tambah Sumber Kekayaan Lewat Investasi Saham
Jual Saham, Manoj Punjabi Sebut Kondisi Keuangan MD Pictures Masih Stabil