Beban Ganda Masyarakat, Biaya Hidup Mahal dan Cicilan Kredit Bakal Naik
Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo mengungkapkan keputusan kenaikan tersebut karena untuk menurunkan laju inflasi imbas kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) subsidi maupun komoditas pangan.
Bank Indonesia (BI) kembali menaikkan suku bunga acuan atau BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 50 basis poin (bps), dari sebelumnya 3,75 persen menjadi 4,25 persen.
Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo mengungkapkan keputusan kenaikan tersebut karena untuk menurunkan laju inflasi imbas kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) subsidi maupun komoditas pangan.
-
Kapan harga emas Antam naik? Harga emas Antam mengalami kenaikan sebesar Rp5.000 per gram pada Jumat (5/7/2024) pagi.
-
Apa penghargaan yang diraih Bank Jatim? Kali ini, bankjatim berhasil mendapat penghargaan gold rank dalam The Asia Sustainability Reporting Rating (ASRRAT) 2023.
-
Kenapa harga BBM di Singapura tinggi? Penerapan tarif pajak yang lebih tinggi telah menaikkan harga minyak di negara kecil tersebut.
-
Kapan harga gula di Boyolali naik? Memasuki akhir November, harga sejumlah kebutuhan pokok melambung tinggi.
-
Kenapa harga beras di Jawa Tengah naik? Kenaikan ini dinilai signifikan dengan kondisi kemarau panjang yang sedang melanda berbagai daerah di Jawa Tengah.
-
Mengapa harga emas Antam naik? Harga emas dunia melonjak setelah data ekonomi Amerika Serikat (AS) yang lebih lemah dari perkiraan memicu harapan Bank Sentral AS, Federal Reserve (The Fed) dapat memangkas suku bunga paling cepat pada bulan September.
"Keputusan kenaikan suku bunga tersebut sebagai langkah preemptive dan forward looking untuk memitigasi risiko peningkatan inflasi inti dan ekspektasi inflasi akibat kenaikan harga BBM dan inflasi volatile food, serta memperkuat kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah agar sejalan dengan nilai fundamental nya dengan masih tingginya ketidakpastian pasar keuangan global," ujar Perry, Jakarta, Kamis (22/9).
Direktur Center of Economic and Law Studies (CELIOS), mengatakan masyarakat terkena beban ganda karena harus mengeluarkan biaya hidup yang jauh lebih mahal akibat kenaikan suku bunga yang dilakukan oleh Bank Indonesia.
Dia menjelaskan, dari sisi suku bunga acuan yang naik meningkatkan kenaikan suku bunga pinjaman yang makin mendesak masyarakat untuk membayar cicilan jauh lebih mahal, baik untuk kredit yang sifatnya konsumtif seperti kredit untuk KPR.
"Masyarakat tertimpa beban ganda jadi masyarakat itu harus mengeluarkan biaya hidup yang jauh lebih mahal pasca kenaikan BBM dan harga pangan karena tertekan hal nya inflasi. Semetara dari sisi pendapatan belum bisa pulih seperti pra pandemi masih banyak yang terdampak dari pandemi itu misalnya masih belum dipekerjakan penuh waktu ada juga yang gajinya masih belum penuh atau dipangkas gitu ya, dan bonusnya belum cair," ujar Bhima kepada Merdeka.com, Jumat (23/9).
Kesulitan Ambil KPR
Dia menyebut kenaikan ini juga akan mengancam banyak sekali anak muda yang akan kesulitan untuk bisa mengambil cicilan rumah melalui skema KPR.
"Kalau misalnya mampu membeli rumah ya tentu yang pastinya akan sangat jauh dari tempat kantor tempat kerja mungkin bisa 2 jam perjalanan karena harga rumahnya naik pendapatan tidak bisa mengimbangi harga rumah plus bunga floting ratenya juga semakin mahal," jelas dia.
Tak hanya itu, dari sisi kredit kendaraan bermotor ini paling terkena imbasnya dari kenaikan harga BBM. Dia mengungkapkan pada tahun 2014 terjadi kenaikan harga BBM yang menurunkan penjualan sepeda motor hingga 14 persen lebih.
"Saat ini sudah BBM-nya naik bunga untuk leasing sepeda motornya juga akan mengalami kenaikan sehingga menurunkan minat masyarakat untuk mengambil kredit kendaraan bermotor pada tahun ini dan tahun-tahun mendatang nah ini kan akan memukul juga produsen otomotif juga akan terpukul gitu," sambungnya.
(mdk/idr)