BEI Targetkan 30 Perusahaan Melantai di Bursa Saham di 2021
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto membuka perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) 2021. Dia menyebut, BEI menargetkan ada sebanyak 30 perusahaan yang bakal melakukan penawaran umum perdana (initial public offering/IPO).
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto membuka perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) 2021. Dia menyebut, BEI menargetkan ada sebanyak 30 perusahaan yang bakal melakukan penawaran umum perdana (initial public offering/IPO).
"BEI targetkan 30 Perusahaan akan melakukan IPO di tahun 2021," ujar Airlangga saat membuka perdagangan BEI 2021, Senin (4/1).
-
Bagaimana Menko Airlangga Hartarto berencana memperkuat kerja sama ekonomi di KTT G20? “Di KTT India nanti Indonesia akan terus berupaya menjalin kerja sama dengan negara-negara lainnya dalam berbagai bidang, termasuk dalam bidang ekonomi. Sehingga nantinya pembangunan akan terus terjadi dan masyarakat akan sejahtera," tutur Ketua Umum DPP Partai Golkar ini.
-
Apa yang dibahas dalam pertemuan Menko Perekonomian Airlangga Hartarto dengan Menteri Perdagangan dan Industri Singapura Gam Ki Yong? Pertemuan keduanya terkait implementasi Program Tech:X, peningkatan kemudahan mobilitas bagi investor dari Singapura, pengembangan Pelabuhan Kendal, penguatan konektivitas udara, kerja sama agribisnis, dan kerja sama pariwisata.
-
Apa yang menurut Menko Airlangga Hartarto menjadi tantangan utama dalam pengembangan ekonomi platform di wilayah pedesaan? "Dalam menyambut besarnya kesempatan tersebut, kita juga harus menyadari bahwa terdapat juga tantangan-tantangan dalam pengembangan ekonomi platform, terutama di wilayah pedesaan dan daerah 3T. Tantangan tersebut diantaranya adalah akses terhadap teknologi dan koneksi internet yang terbatas, serta kurangnya pemahaman tentang penggunaan platform-platform ini," ungkap Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto yang hadir secara virtual dalam acara Peluncuran Hasil Studi Penggunaan Platform Digital di Pedesaan Indonesia oleh DFS Lab, Selasa (25/7).
-
Bagaimana Menko Airlangga Hartarto menjelaskan tentang manfaat Indonesia bergabung dengan OECD? 'Institusi dan pembuat kebijakan di Indonesia akan mendapatkan manfaat dari proses keanggotaan OECD dalam hal memperkuat penyusunan kebijakan berbasis bukti dan analisis, khususnya pada reformasi lingkungan, sosial dan tata kelola. Selain itu kebijakan nasional Indonesia akan mampu beradaptasi dengan perubahan struktural yang ada, seperti dekarbonisasi, digitalisasi, teknologi, dan masalah demografi,' ungkap Menko Airlangga.
-
Kenapa Menko Airlangga Hartarto mengundang duta besar negara OECD? Pertemuan ini untuk mendiseminasikan perkembangan terkini perekonomian Indonesia dan menjaring dukungan bagi proses aksesi Indonesia pada OECD.
-
Bagaimana Airlangga Hartarto meyakinkan para pengusaha AS tentang iklim investasi di Indonesia? Selama ini Pemerintah Indonesia telah mendorong reformasi struktural melalui UU Cipta Kerja, yang telah menciptakan iklim investasi yang kondusif sekaligus mendorong pemerataan pembangunan," tanggap Menko Airlangga.
Kendati demikian, dia berharap jumlah perusahaan yang akan melakukan IPO di tahun ini bisa melebihi target yang telah ditetapkan. Sehingga nilai dana segar yang tersedia di pasar modal kian melimpah.
Apalagi, saat ini nilai Surat Berharga Negara (SBN) masih sangat rendah, dengan nilai imbal hasil atau yield sebesar 3,64 persen. "Dan kami berharap jumlah dana bisa cukup signifikan. Apalagi disampaikan SBN sekarang sangat rendah dengan sbn yang rendah yield nya 3,64 persen bisa dorong lebih banyak IPO lagi atau mencari dana dari pasar modal," tuturnya.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Perekonomian, Airlangga Hartarto mengatakan, nilai transaksi Initial Public Offering (IPO) dari 51 perusahaan yang melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) masih belum maksimal. Sebab, dari 51 perusahaan itu hanya mampu mencatat sebanyak Rp5,28 triliun.
"Tantangan tentu nilai IPO-nya yang Rp5,28 triliun yang masih harus ditingkatkan," kata dia dalam penutupan Perdagangan BEI 2020, di Jakarta, Rabu (30/12).
Meski begitu, dirinya mengaku optimis dengan kinerja bursa saham di Tanah Air. Mengingat dari segi jumlah Indonesia masih menduduki peringkat pertama dengan jumlah IPO terbanyak dibandingkan dengan negara-negara ASEAN.
"Namun ini memberikan optimisme, IPO kita sebanyak 48 emiten baru 53 dan tercatat 51 dari segi jumlah yang tinggi di kawasan ASEAN," imbuh dia.
Baca juga:
Menko Airlangga: Nilai Transaksi 51 Perusahaan IPO Masih Harus Ditingkatkan
Bos BEI Saat Tutup Perdagangan 2020: IPO Terbanyak di ASEAN Masih Milik Indonesia
Bank Mandiri Tegaskan Anak Usaha MTF Belum akan Melantai di Bursa saham
Pemerintah Sebut Pendapatan BUMN Sudah Setara dengan Penerimaan Negara Indonesia
OJK: IPO di Pasar Modal Indonesia Tertinggi di ASEAN selama Pandemi Covid-19
BEI: 11 Perusahaan akan Melantai di Bursa Saham Pada Desember 2020