Benarkah pasar modern dan ritel 'membunuh' pasar tradisional?
Hypermart mengklaim merangkul sejumlah pedagang yang ada di pasar tradisional.
Menjamurnya toko modern dan ritel kerap disebut-sebut sebagai momok menakutkan bagi sebagian besar pedagang yang biasa berjualan di pasar tradisional. Bukan tanpa sebab, para penjual di pasar tradisional ketakutan jika konsumen mereka kemudian beralih atau malah lebih memilih untuk berbelanja di toko modern atau pasar swalayan.
Persaingan antara pasar tradisional dan pasar modern pun semakin tajam. Pasar tradisional menuding kehadiran pasar modern bakal 'membunuh' mereka. Hal itu langsung dibantah Director of Corporate Communication PT Matahari Putra Prima, Danny Kojongian. Danny justru mengklaim perusahaan ritel yang dia kelola yakni Hypermart, justru merangkul sejumlah pedagang yang ada di pasar tradisional.
-
Kapan Pasar Weleri diresmikan? Sejatinya gedung itu telah diresmikan pada Desember 2023.
-
Kapan Pasar Dondong ramai pengunjung? Suami dari Ibu Martini mengatakan kalau Pasar Dondong ramai pada musim-musim tertentu. Dulu pasar itu bisa ramai sampai jam 9 pagi. Tapi sekarang jam 7 pagi pasar itu sudah sepi.
-
Kapan Pasar Pakelan ramai? Pasar itu sendiri hanya ada dua kali setiap lima hari, yaitu setiap hari pasaran wage dan legi. Pasar itu biasanya ramai jam 6-7 pagi.
-
Kapan Pasar Bubrah muncul? Menurut cerita rakyat, pasar ini hanya muncul pada waktu-waktu tertentu dan hanya bisa dilihat oleh orang-orang tertentu yang memiliki kemampuan spiritual.
-
Di mana Pasar Pakelan berada? Di Desa Sidorejo, terdapat sebuah pasar tradisional yang letaknya terpencil bernama Pasar Pakelan. Lokasinya berada di pinggiran desa.
Dia sadar betul pasar di Indonesia masih sangat luas untuk pengembangan pasar modern dan ritel, sehingga harus lebih bersahabat dengan pasar tradisional. "Jika kita bicara di luar Jabodetabek, daerah masih mempunyai potensi bagi ritel modern masih terbuka," ungkap Danny saat media visit di Kantor Merdeka.com, Tebet, Jakarta Selatan, Selasa (29/9).
Dari pengakuannya, salah satu bentuk kerja sama dengan pedagang pasar tradisional dalam hal pasokan produk yang dijual di perusahaan ritelnya. "Misalnya daging. Enggak mungkin kan kita impor daging dari luar Jakarta. Harus kerja sama dengan petani maupun peternak lokal," ungkapnya.
Contoh lain, lanjut Danny, terkait komoditas ikan. "Kita biasanya beli ikan di nelayan lokal setempat. Jadi kalau di daerah itu kan ada pasar tradisional nelayan yang ada koperasi atau paguyuban, nah kita ambil stok dari situ. Secara tidak langsung kan omzet mereka naik, kita juga dapat stok ikan," jelasnya.
Dari paparan dan contoh yang dikemukakan Danny, dia menegaskan bahwa perusahaan ritel bergantung pada pedagang di pasar tradisional. "Jadi kita tidak mematikan, malah kita butuh pasar tradisional daerah setempat," tambahnya.
Pembelaan lain, pihaknya mengaku ikut berperan menghidupi warung dan toko kelontong. Menurut Danny, Hypermart memiliki program Towaki atau Toko Warung Kios yang memberikan pasokan kebutuhan masyarakat yang biasa membeli barang di warung. "Jadi pedagang kelontong itu semacam perpanjangan tangan kita,"ujarnya.
"Pedagang itu bisa mendaftar menjadi anggota Towaki, nanti kita survei untuk meyakinkan bahwa mereka benar-benar pedagang kelontong bukan spekulan. Kemudian dia punya toko dimana, nah dia bisa ambil barang di Hypermart dengan harga grosir. Jadi kita juga menjaga adanya pasar tradisional sebagai mitra kita," tandasnya.
(mdk/noe)