Bentuk Desa Devisa, Lada Sambas Indonesia Kini Tembus Pasar Malaysia
Hal itu dilakukan untuk mengeskalasi peluang ekspor komoditas unggulan dari berbagai daerah sekaligus meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan petani di Indonesia.
Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) atau Indonesia Eximbank meningkatkan peluang ekspor lada dari Sambas melalui Program Desa Devisa berkolaborasi dengan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk dan Rumah BUMN Wilayah Kalimantan Barat.
Direktur Hubungan Kelembagaan LPEI, Chesna F. Anwar mengatakan, sinergi tersebut merupakan salah satu pendekatan yang diambil oleh LPEI untuk membentuk Desa Devisa.
-
Mengapa konten video Jakarta di masa depan menjadi viral? Karena kreativitasnya, postingan @fahmizan kemudian menjadi viral dan di repost oleh banyak akun di berbagai sosial media.
-
Mengapa kejadian ini viral? Tak lama, unggahan tersebut seketika mencuri perhatian hingga viral di sosial media.
-
Sampah apa yang membuat viral tumpukan sampah di Kota Baru Jogja? Dalam sebuah video viral yang diunggah akun Instagram @merapi_uncover, tampak tumpukan sampah pada salah satu sudut jalanan Kota Yogyakarta. Tumpukan sampah itu memanjang mencapai 50 meter.
-
Kenapa Indomie Kornet Telur menjadi kreasi yang viral? Salah satu kreasi mie instan viral dan lezat yang bisa Anda coba adalah indomie kornet telur. Sesuai dengan namanya, ini adalah olahan indomie yang dipadukan dengan bahan kornet dan telur.
-
Kenapa Pantai Widodaren viral? Keberadaannya belum banyak yang tahu. Namun belakangan ini, pantai ini viral karena keindahannya.
-
Kenapa video tersebut viral? Video yang diunggahnya ini pun viral dan menuai perhatian warganet."YaAllah Kau bangunkan aku tengah malam, aku kira aku mimpi saat ku lihat suamiku sedang sujud," tulisnya di awal video yang diunggahnya.
Hal itu dilakukan untuk mengeskalasi peluang ekspor komoditas unggulan dari berbagai daerah sekaligus meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan petani di Indonesia.
"Kolaborasi LPEI dengan institusi lain diharapkan dapat memperkuat program pendampingan yang akan diberikan kepada para petani lada Sambas sehingga dapat mempercepat tercapainya mandat kami untuk memperkuat ekspor nasional," ujar Chesna di Jakarta, Jumat (16/12).
Desa Devisa Klaster Lada Sambas akan mendampingi sebanyak 629 petani lada yang memiliki lahan produktif seluas 213 hektare dan kapasitas produksi 200 ton biji kering per tahun.
Saat ini yang berada di 12 desa di Kecamatan Sejangkung, Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat, antara lain Desa Sendoyan, Sulung, Penakalan, Sekuduk, Piantus, Setalik, Parit Raja, Perigi Landu, Senujuh, Perigi Limus, Semanga, dan Sepantai.
Lada Sambas sendiri memiliki keunikan berupa karakteristik cita rasa dan aroma khas. Keunggulan itu menjadi modal bagi lada Sambas untuk merambah pasar ekspor, ditambah dengan pendampingan dan pelatihan yang diberikan kepada petani dan koperasi untuk meningkatkan kapasitas dan kapabilitas sehingga mampu memproduksi lada yang lebih berkualitas dari yang lain.
Tembus Pasar Malaysia
Melalui Koperasi Srikandi Jaya Sambas lada Sambas saat ini telah dipasarkan dalam bentuk olahan lada bubuk dengan merk 'Batu Layar' dan telah menembus pasar Malaysia.
Chesna melanjutkan, pelatihan yang diberikan kepada petani dan koperasinya akan dilakukan secara berkesinambungan hingga produk lada Sambas menembus pasar internasional.
"Ke depan, LPEI juga akan terus bersinergi membangun desa-desa melalui Program Desa Devisa untuk mendorong partisipasi masyarakat desa dalam rantai ekspor global. Kami harap melalui program ini banyak desa di Indonesia dapat menghasilkan devisa dan berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi negara melalui kegiatan ekspor," kata Chesna.
(mdk/idr)