Beras Masih Jadi Penyumbang Terbesar Kemiskinan di RI
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Margo Yuwono mengatakan, beras masih menjadi penyumbang terbesar terhadap garis kemiskinan, baik di perkotaan maupun pedesaan per September 2021.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Margo Yuwono mengatakan, beras masih menjadi penyumbang terbesar terhadap garis kemiskinan, baik di perkotaan maupun pedesaan per September 2021.
Di perkotaan, beras memberi sumbangan 19,69 persen terhadap garis kemiskinan, sedangkan di perdesaan 23,79 persen.
-
Kapan BPS dibentuk? Sejarah BPS dimulai pada tahun 1960, ketika Biro Pusat Statistik didirikan.
-
Kapan kelas BPJS dihapus? Sehingga, Rizzky memastikan besaran iuran sekarang masih tetap sama dengan apa yang sudah berlaku selama ini."Untuk iuran masih tetap, karena tidak ada penghapusan kelas otomatis untuk iuran, ini masih mengacu kepada Perpres yang masih berlaku yaitu Perpres 64 tahun 2020 jadi masih ada kelas dan iuran masih sama," kata Irsan di kantor Kemenkes, Jakarta, Rabu (15/5).
-
Di mana PPS berkedudukan? PPS dibentuk untuk menyelenggarakan Pemilu di kelurahan atau desa. Oleh karena itu, PPS berkedudukan di kelurahan atau desa.
-
Kenapa kelas BPJS dihapus? Irsan mengatakan, untuk penyesuaian iuran ini masih perlu diskusi lebih lanjut.
-
Apa tugas utama dari BPS? Tugas BPS adalah melaksanakan tugas pemerintahan di bidang statistik sesuai peraturan perundang-undangan.
"Komoditas makanan memang penyumbang terbesar yakni 74,05 persen terhadap garis kemiskinan, jadi supaya garis kemiskinan tidak cepat naik maka tugas pemerintah adalah bagaimana mengatur stabilitas harganya," kata Margo dalam Konferensi Pers Profil Kemiskinan di Indonesia September 2021 di Jakarta, dikutip Antara, Senin (17/1).
Selain beras, komoditas makanan lainnya yang memberi sumbangan terbesar antara lain rokok kretek filter, telur ayam ras, daging ayam ras, mi instan, kopi bubuk dan kopi instan, gula pasir, serta kue basah.
Komoditi bukan makanan yang memberi sumbangan terbesar kepada garis kemiskinan adalah perumahan, bensin, listrik, pendidikan, perlengkapan mandi, sabun cuci, dan perawatan kulit, muka, kuku, rambut.
Dengan demikian, ia menyebutkan garis kemiskinan Indonesia pada September 2021 adalah sebesar Rp486.168 per kapita per bulan, sehingga jika penduduk memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per bulan di bawah angka tersebut dikategorikan sebagai penduduk miskin.
"Angka garis kemiskinan tersebut naik 5,39 persen dibandingkan dengan September 2020 dan 2,89 persen terhadap Maret 2021," ungkap dia.
Jika dilihat per rumah tangga, maka garis kemiskinan pada 2021 adalah sebesar Rp2,18 juta per bulan, naik 3,12 persen dibanding kondisi Maret 2021 yakni Rp2,12 juta per bulan. Artinya, rumah tangga di Indonesia yang memiliki pengeluaran di bawah Rp2,18 juta per bulan dikategorikan sebagai rumah tangga miskin.
Jika dilihat per wilayah, garis kemiskinan rumah tangga di Jakarta tercatat Rp3,42 juta per bulan, sementara di Sulawesi Barat Rp1,89 juta per bulan.
Baca juga:
Kepala BPS: Tingginya Inflasi Bisa Picu Kenaikan Angka Kemiskinan
Per September 2021, Jumlah Penduduk Miskin Turun 0,43 Persen
Target Pengentasan Kemiskinan di Tahun 2022
Warga Miskin Sidoarjo Bertambah 30 Ribu, Pemkab Diminta Tak Hanya Berikan Bansos
Ganjar Rehabilitasi 4 Rumah di Banyumas, 2 Kediaman Dihuni Lansia Menderita Stroke
755 Ribu Rumah Warga Miskin Dibangun, Ganjar Kejar Penuntasan Kemiskinan Ekstrem