Berkat Guyuran Insentif, KPR Mampu Tumbuh 6,61 Persen
Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo mengatakan, berbagai pelonggaran kebijakan moneter di sektor otomotif dan properti telah berdampak pada peningkatan kredit. Kredit properti mengalami peningkatan dengan tumbuh 6,61 persen.
Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo mengatakan, berbagai pelonggaran kebijakan moneter di sektor otomotif dan properti telah berdampak pada peningkatan kredit. Kredit properti mengalami peningkatan dengan tumbuh 6,61 persen.
"Pertumbuhan KPR tumbuh 6,61 persen sejalan dengan implementasi LTV oleh Bank Indonesia dan insentif pajak oleh pemerintah," kata Perry dalam Konferensi Pers Hasil Rapat Dewan Gubernur, Jakarta, Kamis (17/6).
-
Kenapa Bank BRI membantu UMKM Jambu Kristal Tanwiedjie di Purworejo? Bank BRI banyak membantu masyarakat agar bisa terus bertahan dan meningkatkan perekonomian petani jambu kristal.
-
Apa itu KPR BRI Suku Bunga Berjenjang? KPR BRI Suku Bunga Berjenjang adalah program Kredit Pemilikan Rumah (KPR) yang ditawarkan oleh BRI dengan suku bunga yang berjenjang. Program ini memiliki suku bunga fixed rate pada tahun-tahun awal tertentu, kemudian suku bunga akan berubah pada tahun-tahun berikutnya.
-
Kapan BRI meluncurkan program KPR Green Financing? Direktur Bisnis Konsumer BRI Handayani menjelaskan bahwa perseroan telah meluncurkan program KPR Green Financing sejak 2021 lalu.
-
KPR Kilat BRI itu apa? Sebagai informasi, program KPR Kilat BRI adalah pembiayaan KPR BRI dengan jangka waktu pendek sampai dengan 5 tahun.
-
Apa tujuan utama dari KPR BRI? Kredit Pemilikan Rumah (KPR) BRI adalah salah satu solusi bagi calon pemilik rumah untuk mewujudkan impian miliki hunian idaman mereka, terutama bagi kalangan milenial dan Gen Z.
-
Bagaimana The Banker menilai kinerja BRI? Dalam situs resminya The Banker melakukan pemeringkatan Top 1000 World Banks 2023 mengacu pada pencapaian kinerja keuangan pada 2022. Adapun aspek penilaian diantaranya terdiri dari sisi balance sheet, income statement, dan capital adequacy.
Perry mengaku peningkatan kredit ini masih belum cukup untuk mendorong pemulihan ekonomi nasional. Namun, angka 6,61 persen ini dinilai lebih baik daripada sektor lainnya yang belum begitu agresif.
"Dibandingkan sektor-sektor lain, 6,61 persen itu sudah beberapa hasil positif dari sinergi," kata dia.
Selanjutnya
Maka dari itu, Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) akan terus melakukan sinergi ke sektor-sektor lain. Misalnya UMKM agar terus mendapatkan dukungan dari pemerintah. Khusus UMKM, bank sentral akan mengeluarkan rasio kebijakan inklusif sebagai bentuk sinergi dengan pemerintah.
"Kami di Juli akan mengeluarkan rasio kebijakan inklusif UMKM sebagai sinergi BI, OJK dan pemerintah untuk mendorong sektor hotel, restoran dan kafe dan akan terus bergerak dari sektor ke sektor," kata dia.
Sehingga pertumbuhan ekonomi pada kuartal kedua tahun ini akan membaik dan mendorong pemulihan ekonomi nasional. Tentunya di tengah proses vaksinasi yang dilakukan pemerintah dan disiplin protokol kesehatan.
(mdk/bim)