Berkat KUR, Pengusaha Asal Morotai ini Sukses Jual Lobster Hingga Luar Negeri
Reagen menceritakan, dia telah menjadi debitur BNI sejak bank tersebut membuka kantor cabangnya di Morotai pada 2016. Mulai saat itu, dia telah beberapa kali menerima penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) dari BNI hingga bisa membuka tempat penangkaran lobster bernama Moro Karya.
Pulau Morotai sebagai salah satu pulau terluar Indonesia yang berada di Maluku Utara kini terus mematangkan diri untuk menjadi 10 Bali Baru. Berkembangnya bisnis pariwisata secara otomatis turut menggenjot pertumbuhan ekonomi di tempat tersebut.
Melihat potensi ini, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI sebagai salah satu bank BUMN telah berinisiatif mendirikan Kantor Cabang Pembantu (KCP) di Pulau Morotai sejak 2016 lalu.
-
Dimana BNI fokus menyalurkan kredit untuk BUMN? Fokus penyaluran kredit BUMN BNI adalah kepada BUMN yang bergerak di sektor energi seperti PLN dan Pertamina serta sektor Pangan Bulog. Selain itu, BNI aktif mendukung proyek-proyek infrastruktur dari Jasa Marga dan jasa keuangan inklusi dari Pegadaian.
-
Mengapa BNI meningkatkan kredit ke BUMN? “BUMN akhirnya mulai menunjukkan pertumbuhan positif. Kami cukup senang dengan tren ini, karena BUMN masih menjadi motor pertumbuhan ekonomi yang cukup dominan di Indonesia," katanya.
-
Kenapa Sukateno menggunakan pinjaman Kredit Usaha Rakyat (KUR) dari BRI? Sukateno mengungkapkan, Ia mengawali usaha Trimandiri Farm dengan bermodalkan pinjaman Kredit Usaha Rakyat (KUR) dari BRI dan hingga kini usahanya sudah berjalan selama 9 (sembilan) tahun.
-
Bagaimana BNI memastikan kualitas kredit yang diberikan kepada BUMN? Hal ini berdampak baik pada penjagaan kualitas kredit BNI khususnya yang masih terus menjaga keseimbangan pada pertumbuhan kredit dan implementasi prinsip kehati-hatian.
-
Mengapa BNI dan Bank Lampung berkolaborasi untuk menerbitkan Kartu Kredit Indonesia? Langkah ini merupakan salah satu inovasi yang dilakukan oleh BNI dalam memperluas kerja sama bersama bank daerah, khususnya dalam rangka mempercepat proses digitalisasi transaksi perbankan sekaligus bentuk komitmen perseroan dalam menggunakan produk dalam negeri.
-
Bagaimana BRI membantu pelaku usaha UMKM? Berbagai program yang dilakukan BRI, termasuk program pemberdayaan, nyatanya terbukti sukses dalam memutar perekonomian secara umum. "Ini adalah pilar perekonomian. UMKM yang terus bergerak dengan dukungan BRI, mampu menunjukkan kinerja yang sangat baik. Implikasinya terlihat dari level usaha riil di masyarakat. Ekonomi tumbuh. Di sisi lain, BRI pun menunjukkan catatan kinerja yang baik," ujar Erick.
Sejak saat itu, banyak pegiat usaha lokal yang tertarik menjadi debitur di BNI. Seperti yang dilakukan Reagen Sumampouw (32 tahun), seorang pengusaha muda yang punya lahan bisnis di berbagai sektor, mulai dari penangkaran lobster hingga toko listrik.
Reagen menceritakan, dia telah menjadi debitur BNI sejak bank tersebut membuka kantor cabangnya di Morotai pada 2016. Mulai saat itu, dia telah beberapa kali menerima penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) dari BNI hingga bisa membuka tempat penangkaran lobster bernama Moro Karya.
"Sekitar sudah mau masuk 3 tahun. Ini udah ditawarin (KUR) lagi, karena katanya lancar toh. Tapi aku bilang jangan dulu lah. Kebetulan juga baru buka usaha futsal sama gym," ungkap dia di tempat penampungan lobster miliknya di Pulau Morotai, Maluku Utara, seperti dikutip Rabu (9/10).
Sebagai informasi, per Agustus 2019, BNI telah menyalurkan kredit UMKM sebesar Rp73,9 triliun kepada 260.000 debitur. Bank tersebut menyalurkan kredit UMKM dalam empat bentuk, salah satunya Kredit Usaha Rakyat (KUR) sebesar Rp12,84 triliun kepada 147.023 debitur di seluruh Indonesia hingga Agustus kemarin.
Sebelum berpapasan dengan BNI, Reagen mengaku masih bergantung pada modal pribadi dan belum pernah menjadi debitur di bank lainnya. Pasca menjadi debitur BNI, dia merasa segala kegiatan usahanya menjadi lebih lancar.
Seperti tempat penampungan lobster yang dikelolanya, yang harus mengirimkan paket 50 Kg per hari kepada eksportir di Jakarta dengan menggunakan pesawat kargo. Lobster-lobster tersebut didapatkannya dari nelayan lokal dengan harga rata-rata Rp200.000 per Kg, untuk kemudian dijual sekitar Rp300.000 per Kg.
"Ini (penangkaran lobster) harus ada Rp50 juta tiap hari. Buat cash, pembelian. Kadang-kadang lebih. Kalau 200 Kg saja kali Rp200.000, sudah Rp40 juta," sebut dia.
Meski BNI telah banyak membantu berbagai usaha bisnisnya, Reagen berseloroh agar bank Himbara tersebut tetap mau menolongnya dalam hal pembiayaan, seperti penyaluran KUR. "Harapannya sih ya kalau kita mau minta bantuan lagi ya dipermudah lagi. Cuman selama ini (sudah) dimudahkan kok. Aman. Karena mungkin kita per bulannya aman," tukasnya sembari terkekeh.
Reporter: Maulandy Rizky Bayu Kencana
Sumber: Liputan6.com
Baca juga:
Per Agustus 2019, Bank Mandiri Klaim Rasio Kredit Macet UMKM Turun jadi 2 Persen
Bank Mandiri Salurkan Rp251 M ke 3.114 UMKM di 7 Destinasi Wisata Prioritas
Menteri Susi Sindir Bank: Bunga Kredit ke Perusahaan Lebih Kecil Dibanding ke UMKM
Hingga Agustus 2019, Bank Mandiri Salurkan KUR Rp2,48 Triliun
Semester I-2019, Penyaluran KUR Capai Rp65,5 Triliun
PNM Buka Akses Nasabahnya Dapat Kredit Usaha Rakyat Perbankan
Pemerintah Dorong KUR Khusus Garam di Madura