BI: Pemilu buat investasi di Jatim dan Jateng lesu
Kedua provinsi ini akan mulai mengalami perlambatan investasi pada triwulan I 2014.
Bank Indonesia (BI) menilai Pemilu 2014 dan kenaikan Upah Minimum Provinsi (UMP) bakal menghambat investasi di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Bank sentral memprediksi, dalam waktu dekat, kedua provinsi ini akan mulai mengalami perlambatan investasi pada triwulan I 2014.
Direktur Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI, Doddy Zulverdi mengatakan kenaikan upah tersebut membuat industri cenderung menahan investasi. "Perlambatan investasi juga karena nilai tukar Rupiah," ujarnya di Gedung BI, Jakarta, Selasa (18/2).
Bukan hanya itu, faktor perlambatan investasi juga karena adanya aktivitas pemilihan umum (Pemilu) tahun ini. Investor memilih menunggu siapa pemimpin terpilih untuk menghindari gejolak ekonomi dan kepastian aturan. "Hingar bingar pemilu paling banyak nanti di Jawa," jelas dia.
Namun, secara keseluruhan, kinerja investasi Jawa Timur akan tertolong pembangunan pabrik pengolahan dan pemurnian (smelter) tahun ini. "Investasi Jawa Timur akan naik karena banyak yang bangun smelter," ungkapnya.
Selain itu, BI juga memperkirakan bencana erupsi Gunung Kelud di Jawa Timur tidak banyak berpengaruh terhadap inflasi bulanan Februari 2014. "Saya belum bisa memprediksikan berapa. Yang pasti lahan pertanian yang kena. Belajar dari banjir kemarin, saya rasa tidak terlalu berpengaruh," ujar dia.
Menurutnya, setiap daerah memiliki sumber inflasi berbeda. Semisal, inflasi karena lonjakan harga cabai dan beras hanya terjadi di wilayah Indonesia bagian barat.
"Kalau ada gangguan di laut sehingga nelayan tidak bisa melaut, maka inflasi di Kawasan Timur Indonesia (KTI) tinggi, ini karena harga ikan menjadi mahal," tutupnya.