Kejar Nilai Investasi Rp1.905 triliun di 2025, Pemerintah: BYD Sudah Beli Lahan di Subang
Untuk tahun 2025, diharapkan angka investasi tembus hingga Rp1.905 triliun.
Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala BKPM, Rosan Perkasa Roeslani menyampaikan, pemerintah berupaya menaikkan hasil investasi dalam negeri secara bertahap hingga 2029 mendatang. Untuk tahun 2025, diharapkan angka investasi tembus hingga Rp1.905 triliun.
“Ya tadi saya hanya melaporkan untuk investasi ke depannya dari tahun 2025 sampai 2029 ini akan meningkat secara bertahap, di tahun 2025 investasi diharapkan mencapai Rp1.905 triliun, dengan total investasi dari 2025 sampai 2029 itu kurang lebih Rp13.032 triliun,” tutur Rosan di Istana Negara, Jakarta, Kamis (2/1).
Tentunya, kata Rosan, pemerintah berharap investasi yang masuk ke Indonesia dapat menciptakan lapangan pekerjaan yang berkualitas, dan di saat yang bersamaan juga memberikan kontribusi sebagai salah satu motor penggerak pertumbuhan ekonomi.
“Terutama dalam rangka mencapai pertumbuhan ekonomi 8 persen pada tahun 2029 seperti yang ditargetkan, yang dicanangkan oleh Kementerian Bapennas. Sehingga pada tahun 2029, investasi yang diharapkan nanti masuk untuk mencapai pertumbuhan 8 persen adalah Rp3.414 triliun, dalam rangka mencapai pertumbuhan 8 persen,” jelas dia.
Rosan tidak menampik untuk mencapai angka investasi tersebut demi mewujudkan pertumbuhan ekonomi 8 persen bukanlah pekerjaan yang mudah. Untuk itu, kerjasama dan koordinasi seluruh kementerian lembaga terkait sangat diperlukan.
“Terutama di dalam investasi ini melibatkan 18 kementerian di dalam sistem kami, sehingga diharapkan kerjasama dengan 18 kementerian itu juga akan makin meningkat ke depannya,” ungkapnya.
Selain itu, pihaknya juga baru saja membahas kontribusi dari investasi yang porsinya saat ini kurang lebih di angka 24 atau 25 persen dari Gross Domestic Product (GDP) atau Produk Domestik Bruto (PDB), di mana yang paling besar adalah dari sektor domestik konsumsi dengan 53 hingga 54 persen.
“Kontribusi investasi ini diharapkan bisa lebih meningkat lagi, tidak hanya di dalam ke 24 persen, tetapi bisa lebih dari itu. Apalagi investasi akan menjadi kunci yang sangat penting dan hilirisasi akan menjadi kunci yang sangat penting juga dalam rangka kita mendapatkan investasi masuk ke Indonesia,” kata Rosan.
BYD Investasi di Indonesia
Di sisi lain, Rosan pamer hasil kunjungannya ke China dalam rangka kemitraan investasi membuahkan hasil komitmen Rp7,46 miliar dolar dari sejumlah perusahaan raksasa. Salah satunya tindak lanjutnya, yakni dari Build Your Dreams (BYD) yang langsung membeli tanah di Subang, Jawa Barat.
“Saya juga tadi melaporkan hasil kunjungan saya ke China selama 4-5 hari kemarin, yang di mana dari kunjungan saya ke China kita mendapatkan komitmen investasi sebesar Rp7,46 miliar dolar dari empat perusahaan, dan di saat bersamaan kita juga mendorong investasi yang masuk ke Indonesia ini untuk segera memulai investasinya,” tutur Rosan.
“Seperti BYD yang sudah membeli tanah di daerah Subang, diharapkan investasi untuk manufacturingnya akan dimulai pada awal tahun depan,” sambungnya.
Menurut Rosan, selain bidang electric vehicle (EV), investasi yang masuk juga meliputi sektor fiberglass, PET resin, solar panel, bahkan perikanan untuk membangun sistem terintegrasi di daerah Maluku dan Papua.
“Dari perusahaan China yang melakukan joint venture dengan perusahaan di Indonesia,” ungkapnya.
Sebelumnya, pasca pertemuan dengan perusahaan raksasa Tiongkok di sektor ekosistem mobil listrik, Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Rosan Perkasa Roeslani melanjutkan pertemuan dengan 8 perusahaan pada 18-20 Desember 2024.
Dalam rangkaian lawatannya di Republik Rakyat Tiongkok (RRT), Menteri Rosan melaksanakan beberapa pertemuan di Hangzhou, Quzhou dan Beijing. Pertemuan itu pun berhasil membukukan total komitmen investasi baru sebesar USD7,46 miliar atau setara dengan Rp120 triliun.
Pertemuan difasilitas produksi Geely Auto Group membahas potensi investasi dalam pengembangan industri otomotif di Indonesia.Geely merupakan salah satu produsen otomotif global terkemuka dan pemegang saham di beberapa merek mobil terkenal Eropa, di antaranya Volvo, Daimler, dan Lotus.
Di Asia Tenggara, Geely menjadi pemegang saham minoritas Proton. Saat ini, Geely telah berkomitmen melakukan kerja sama perakitan industri mobil listrik dengan perusahaan Indonesia.
"Kami menyambut baik ajakan untuk pengembangan industri otomotif di Indonesia. Kami juga mengembangkan ekosistem kendaraan listrik yang terintegrasi dari mulai refinery, industri baterai, dan battery recycling," jelas Vice President Geely Auto Group Song Jun.
Jun juga mengungkapkan, perusahaan yang telah berdiri lebih dari satu dekade ini juga sedang mengembangkan mobil berbahan bakar metanol dan mulai dipasarkan ke beberapa negara.
"Kami melihat, di Indonesia potensi pengembangan mobil berbahan bakar metanol sangat besar, karena Indonesia adalah produsen kelapa sawit terbesar di dunia, dan kita tahu bahwa metanol itu salah satunya dari sawit," ungkap Menteri Rosan.
Salah satu perusahaan yang juga dikunjungi adalah Zhenshi Holding Group Co., Ltd yang telah berinvestasi di beberapa proyek peleburan nikel, antara lain di Maluku Utara dan Morowali.
Anak perusahaan Zhenshi, yaitu Jushi Group, adalah salah satu produsen fiberglass terbesar di dunia. Jushi Group berencana melakukan investasi baru sebesar USD1 miliar (tahap pertama) di bidang industri fiberglass, dengan perkiraan penyerapan tenaga kerja 4.500 orang.
"Saya mendengar pemerintah Indonesia di bawah Presiden Prabowo Subianto berencana membangun 15 juta rumah. Kami melihat ini kesempatan baik bagi kami, karena fiberglass bisa menjadi alternatif untuk atap rumah," ungkap Chairman of the Board of Zhenshi Holding Group Co. Ltd. Zhang Yuqiang.
Ke depannya, ia berharap investasinya tidak hanya satu sektor (fiberglass), tetapi juga di berbagai sektor misalnya pertanian, manufaktur, renewable energy dan lain-lain.
Amerika dan Timur Tengah
Perusahaan Amerika dan Timur Tengah Siap Investasi ke IndonesiaMenteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala BKPM, Rosan Perkasa Roeslani mengungkapkan adanya rencana komitmen investasi dari perusahaan Amerika Serikat dan kawasan Timur Tengah ke Indonesia.
Hal itu menyusul yang telah dilakukan sejumlah perusahaan China.
“Tadi juga saya melaporkan juga investasi lain yang akan masuk, diharapkan juga, dari Amerika Serikat. Saya belum bisa menyampaikan namanya, tapi di first quarter Insyaallah ada investasi dari Amerika Serikat yang sedang kita ini, yang akan masuk cukup signifikan,” tutur Rosan.
“Dan ada beberapa investasi juga tentunya memang dari Timur Tengah, dan yang lain-lain,” sambungnya.
Menurut Rosan, kebanyakan investasi yang masuk ke Indonesia dari bidang industri. Sejauh ini, pemerintah belum menyentuh banyak investor dari bidang investment management atau portfolio.
“Nah ini juga yang akan digarap, karena contohnya seperti perusahaan investasi Blackrock saja yang asset under management-nya saja itu Rp11 triliun USD gitu, itu enam kali GDP kita gitu. Nah itu banyak investment-investment besar ini yang belum digarap oleh kita,” jelas dia.
Rosan berharap investor dari investment management dapat turut disasar, sehingga Indonesia memiliki investor tidak hanya dari ahli di bidang industri, namun juga portfolio.
“Yang di mana trend di dunia kan investor portfolio juga sangat-sangat aktif melakukan investasi di banyak negara. Nah itu juga yang mungkin akan membuat kita biar investasinya ini bisa lebih besar masuk ke Indonesia, jadi tidak terpaku hanya dengan investor dari industri, tetapi juga fund-fund management yang saat ini belum tergarap secara maksimal di kita,” ungkapnya.
Kembali soal investor dari Amerika Serikat, Rosan masih enggan mengulas perusahaan mana saja, berikut namanya.“Teknologi ya,” tutup Rosan.