BI Prediksi Pertumbuhan Ekonomi 2019 Cuma 5,1 Persen, Ini Pemicunya
Deputi Gubernur Bank Indonesia, Dody Budi Waluyo menyebutkan, ada beberapa indikator yang mendukung penilaian tersebut. Pertama, pengetatan kebijakan moneter yang dilakukan Pemerintah RI.
Bank Indonesia memprediksi pertumbuhan ekonomi 2019 tak jauh dari tahun ini, yaitu sebesar 5,1 persen. Pertumbuhan ekonomi Tanah Air masih dipengaruhi perang dagang Amerika Serikat dan China.
Proyeksi dari bank sentral ini masih berada di bawah target pemerintah yang tertuang dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2019 sebesar 5,3 persen.
-
Bagaimana Bank Indonesia memperkuat ketahanan eksternal dalam rangka mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan? "Bank Indonesia juga terus memperkuat sinergi dengan Pemerintah dalam memperkuat ketahanan eksternal sehingga dapat menjaga stabilitas perekonomian dalam rangka mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan," tegas dia.
-
Apa yang menjadi catatan BPS tentang pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal II-2023? Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di angka 5,17 persen secara tahunan (yoy) pada kuartal II-2023.
-
Bagaimana cara bank pemerintah berperan dalam mengatasi tantangan ekonomi? Selain itu, bank pemerintah juga seringkali memiliki peran strategis dalam mengatasi tantangan ekonomi, seperti mengelola krisis keuangan dan memberikan dukungan finansial kepada sektor-sektor yang dianggap vital bagi pembangunan ekonomi.
-
Apa yang Airlangga Hartarto katakan tentang target pertumbuhan ekonomi Indonesia? Penerapan ekonomi hijau dalam jangka panjang diproyeksikan dapat menstabilkan pertumbuhan ekonomi rata-rata sebesar 6,22 persen hingga 2045," kata Airlangga di Jakarta, Kamis (4/7).
-
Bagaimana BRI meningkatkan inklusi keuangan di Indonesia? Sebagai bank yang berfokus pada pemberdayaan UMKM, BRI memiliki jutaan database nasabah, baik simpanan maupun pinjaman. Ini menyebabkan BRI terpapar risiko data privacy breach dan cyber security system.
-
Apa yang dilakukan Kemenkumham untuk meningkatkan perekonomian Indonesia? Menurut Yasonna, dengan diselenggarakannya Temu Bisnis Tahap VI, diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap perkembangan perekonomian Indonesia.
Deputi Gubernur Bank Indonesia, Dody Budi Waluyo menyebutkan, ada beberapa indikator yang mendukung penilaian tersebut. Pertama, pengetatan kebijakan moneter yang dilakukan Pemerintah RI.
"Kebijakan moneter ketat memang berdampak kepada perekonomian. Itu kenapa kita lihat pertumbuhan ekonomi masih akan di bawah ekspetasi sebelumnya," ungkap dia di Jakarta, Rabu (21/11).
Indikator kedua yaitu perang dagang AS-China yang turut menyebabkan pertumbuhan ekonomi berbagai negara di penjuru dunia tertahan. "Karena memang seluruh dunia, kecuali Amerika, mengalami perlambatan ekonomi. Bahkan China untuk pertama kalinya mencatatkan current account deficit (defisit transaksi berjalan) dalam 20 tahun terakhir, yang menurun ke bawah," urainya.
Hal senada dilontarkan Direktur Eksekutif CORE Indonesia Mohammad Faisal, yang menganggap pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2019 nanti akan berada di kisaran 5,1-5,2 persen.
Dia memandang, negara besar seperti Amerika Serikat dan China pun pada tahun besok bakal ikut merasakan pertumbuhan ekonomi yang cenderung melambat.
"Hampir semua negara pada 2019 nanti mengalami perlambatan. Amerika sendiri diprediksi akan melambat dari 2,9 persen menjadi 2,5 persen. Bukan hanya Amerika saja, tapi juga negara-negara di Eropa dan China," ujar dia.
Reporter: Maulandy Rizky Bayu Kencana
Sumber: Liputan6.com
Baca juga:
Ekonomi Dunia Lesu dan The Fed Naikkan Suku Bunga, BI Ambil Sikap Konservatif di 2019
BI Sebut Ekonomi Indonesia Masih Ditopang Pembangunan Infrastruktur
BI Beberkan Kondisi Ekonomi Global per November 2018
Target Prabowo-Sandi Pertumbuhan Ekonomi 7 Persen Dinilai Berat
Genjot Infrastruktur, Kubu Jokowi Optimis Pertumbuhan Ekonomi Capai 7%