BI Sebut Kecepatan Pemulihan Pertumbuhan Ekonomi RI Bergantung Capaian Vaksinasi
Direktur Departemen Kebijakan Ekonomi & Moneter Bank Indonesia (BI), Riza Tyas Utami menilai, pertumbuhan ekonomi nasional masih akan berjalan lamban. Namun, perbaikan tersebut akan berlanjut sejalan dengan akselerasi vaksinasi massal yang setiap harinya meningkat.
Direktur Departemen Kebijakan Ekonomi & Moneter Bank Indonesia (BI), Riza Tyas Utami menilai, pertumbuhan ekonomi nasional masih akan berjalan lamban. Namun, perbaikan tersebut akan berlanjut sejalan dengan akselerasi vaksinasi massal yang setiap harinya meningkat.
"Perbaikan ekonomi domestik diperkirakan lambat tapi pasti akan berlanjut," kata Riza dalam diskusi media bertajuk Sinergi Memperkuat Perekonomian, Jakarta, Kamis (25/3).
-
Bagaimana Bank Indonesia memperkuat ketahanan eksternal dalam rangka mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan? "Bank Indonesia juga terus memperkuat sinergi dengan Pemerintah dalam memperkuat ketahanan eksternal sehingga dapat menjaga stabilitas perekonomian dalam rangka mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan," tegas dia.
-
Bagaimana cara bank pemerintah berperan dalam mengatasi tantangan ekonomi? Selain itu, bank pemerintah juga seringkali memiliki peran strategis dalam mengatasi tantangan ekonomi, seperti mengelola krisis keuangan dan memberikan dukungan finansial kepada sektor-sektor yang dianggap vital bagi pembangunan ekonomi.
-
Bagaimana strategi pemerintah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi? Oleh karena itu, pendekatan pembangunan perlu diubah dari reformatif menjadi transformatif yang setidaknya mencakup pembangunan infrastruktur baik soft maupun hard, sumber daya manusia, riset, inovasi, reformasi regulasi, tata kelola data dan pengamanannya serta peningkatan investasi dan sumber pembiayaan.
-
Apa yang dilakukan Kemenkumham untuk meningkatkan perekonomian Indonesia? Menurut Yasonna, dengan diselenggarakannya Temu Bisnis Tahap VI, diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap perkembangan perekonomian Indonesia.
-
Apa yang menjadi catatan BPS tentang pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal II-2023? Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di angka 5,17 persen secara tahunan (yoy) pada kuartal II-2023.
-
Apa yang Airlangga Hartarto katakan tentang target pertumbuhan ekonomi Indonesia? Penerapan ekonomi hijau dalam jangka panjang diproyeksikan dapat menstabilkan pertumbuhan ekonomi rata-rata sebesar 6,22 persen hingga 2045," kata Airlangga di Jakarta, Kamis (4/7).
Perbaikan ekonomi nasional harus diiringi dengan penanganan Covid-19 yang disesuaikan kondisi. Diiringi juga dengan dukungan pemerintah dalam pemberian stimulus fiskal dan berbagai kebijakan akomodatif dari bank sentral.
Berbagai upaya tersebut diharapkan mendorong perbaikan ekonomi agar terus berlanjut sepanjang tahun ini. Bila berjalan sesuai rencana bukan tidak mungkin pertumbuhan ekonomi bisa tumbuh sesuai prediksi OECD di kisaran 4,3 persen sampai 5,3 persen.
"(Tapi) ini tergantung dari necessary condition-nya bagaimana kita menangani covid-nya," kata Riza.
Saat ini, pemerintah tengah menggencarkan vaksinasi massal. Sisi lain, pertambahan kasus baru terkonfirmasi Covid-19 pun terus menurun setiap harinya. Hal ini pun berdampak pada tingkat mobilitas manusia juga mulai menunjukkan peningkatan di hampir semua daerah.
Membaiknya mobilitas manusia ini menunjukkan kepercayaan masyarakat untuk kembali beraktivitas. Ekspetasi konsumen juga meningkat karena banyak orang yang mulai mau bertransaksi meskipun peningkatan tersebut masih terbatas," kata dia.
"Ini terkonfirmasi dari beberapa indikator seperti penjualan eceran yang juga mulai ada peningkatan, indeks lapangan kerja juga meningkat, penjualan online juga mengalami perbaikan. Meskipun memang masih terbatas," kata dia.
Kasus Covid-19 Melandai, Pengunjung Warteg Mulai Ramai
Ketua Koordinator Komunitas Warung Tegal Nusantara (Kowantara), Mukroni mengakui, mulai adanya peningkatan jumlah pengunjung warteg di Jabodetabek hingga mendekati sepuluh persen. Menyusul kian melandainya angka positif Covid-19 di Indonesia dalam beberapa waktu terakhir.
"Ya mas, sudah mulai ramai. Cuma belum signifikan cuma di bawah 10 persen angka kenaikan pengunjung warteg Jabodetabek," sahut dia saat dihubungi Merdeka.com, Kamis (25/3).
Dia mengungkapkan, terus melandainya grafik penularan Covid-19 di Tanah Air dalam beberapa waktu terakhir menjadi berkah sendiri bagi pelaku usaha warteg. Mengingat mulai berkurangnya rasa kekhawatiran pengunjung untuk makan di tempat.
"Jadi, sekarang sudah mulai menuju ramai. Orang tidak terlalu khawatir tertular Covid-19 kayak dulu pas (penularan) masih tinggi," tambahnya.
Kendati demikian, dia menyebut, angka kenaikan pengunjung ini masih relatif kecil atau belum memenuhi angka yang diharapkan. Hal ini lantaran faktor daya beli masyarakat bawah yang belum sepenuhnya benar-benar pulih.
"Daya beli masih rendah butuh waktu dan dukungan kebijakan pemerintah sejauh mana program-program pemulihan ekonomi untuk menjaga tren perbaikan ini," bebernya.
Oleh karena itu, dia meminta, kepada pemerintah untuk mampu menjaga harga sejumlah bahan pangan pokok agar tetap stabil, terlebih jelang perayaan keagamaan seperti bulan Ramadhan dan Lebaran Idul Fitri 2021. Menurutnya, ini demi menstimulus daya beli masyarakat bawah agar segera meningkat.
"Untuk daya beli masyarakat bawah naik itu gimana pemerintah berpihak. Maka, penting bagi harga sembako stabil dan terjangkau," ucap dia menekankan.
(mdk/bim)