BI soal Rupiah mendekati Rp 14.000 per USD: Semua masih stabil
Nanang menjelaskan mata uang di banyak negara, bahkan di negara maju sekalipun, saat ini melemah terhadap Dolar Amerika. Sebab, perekonomian negeri Paman Sam tersebut sedang dalam kondisi terbaiknya. Kondisi tersebut, bukan hanya berdampak pada mata uang negara berkembang tapi juga terhadap mata uang negara maju.
Rupiah hari ini masih melemah terhadap Dolar Amerika bahkan nyaris menyentuh level 14.000 per USD. Bank Indonesia (BI) meminta agar semua pihak tidak pesimistis menyikapi kondisi tersebut.
Kepala Departemen Pengelolaan Moneter Bank Indonesia (BI), Nanang Hendarsah, mengatakan kondisi Rupiah saat ini sedang mengikuti dinamika global. Namun, secara umum kondisi Indonesia masih stabil.
-
Apa yang dimaksud dengan nilai tukar Dolar Singapura dan Rupiah? Nilai tukar antara Dolar Singapura dan Rupiah mencerminkan perbandingan nilai antara mata uang Singapura (SGD) dan mata uang Indonesia (IDR).
-
Kapan Pejuang Rupiah harus bersiap? "Jangan khawatir tentang menjadi sukses tetapi bekerjalah untuk menjadi signifikan dan kesuksesan akan mengikuti secara alami." – Oprah Winfrey
-
Apa yang membuat Pejuang Rupiah istimewa? "Makin keras kamu bekerja untuk sesuatu, makin besar perasaanmu ketika kamu mencapainya."
-
Apa itu Rupiah Digital? Rupiah Digital merupakan uang Rupiah yang memiliki format digital.
-
Siapa saja yang bisa menjadi Pejuang Rupiah? "Orang-orang sukses tidak berbakat; mereka hanya bekerja keras, kemudian berhasil dengan sengaja."
-
Kenapa Pejuang Rupiah harus bekerja keras? "Tidak ada di dunia ini yang diberikan kepadamu. Kamu harus keluar dan mendapatkannya! Tidak ada yang mengatakan itu akan mudah, tetapi kerja keras selalu terbayar."
"Jangan membangun pesimisme, semuanya masih stabil," kata Nanang, dalam sebuah acara konferensi pers di Gedung BI, Jakarta, Jumat (4/5).
Nanang menjelaskan, kondisi ekonomi global saat ini memang perlu diwaspadai. Akan tetapi, kewaspadaan tersebut tidak perlu diiringi dengan rasa khawatir. "Memang kalau kita melihat dinamika global saat ini harus kita waspadai, harus kita cermati, tapi tidak harus membuat kita khawatir," ujarnya.
Nanang menjelaskan mata uang di banyak negara, bahkan di negara maju sekalipun, saat ini melemah terhadap Dolar Amerika. Sebab, perekonomian negeri Paman Sam tersebut sedang dalam kondisi terbaiknya.
"Tapi negara lain, bukan hanya emerging market, tapi termasuk negara-negara maju seperti Eropa, Inggris dan Jerman saat ini pertumbuhan atau kegiatan ekonominya tidak sesuai dengan apa yang diperkirakan. Jadi masih belum pulih secara kuat sehingga ini yang sebetulnya membuat Dolar Amerika mengalami penguatan secara global."
Kondisi tersebut, lanjutnya, bukan hanya berdampak pada mata uang negara berkembang tapi juga terhadap mata uang negara maju. "Itu yang kita hadapi sekarang, ekonomi Amerika adalah suatu keniscyaan, mereka sedang meningkat direspon dengan peningkatan suku bunga oleh bank sentral (The Fed) di bulan Maret lalu."
Baca juga:
Sudah diuji OJK, ekonomi RI diklaim tetap aman bahkan saat kurs Rp 20.000 per USD
Faisal Basri sebut pelemahan Rupiah turunkan cadangan devisa
Rupiah dibuka stagnan di level Rp 13.938 per USD
Rupiah melemah nyaris Rp 14.000 per USD, bos BI sebut Indonesia butuh redenominasi
The Fed pertahankan suku bunga, BI harap perbaiki nilai tukar Rupiah
OJK pastikan perbankan aman di tengah situasi pelemahan Rupiah
Sri Mulyani Cs klaim sistem keuangan RI masih aman meski Rupiah melemah