Bisnisnya Hancur Dilahap Api, Perempuan Ini Bangkit Meski Terjerat Utang
Dia membuat produk perawatan rambut lalu dijual ke berbagai salon daerah Tangerang.
Dia membuat produk perawatan rambut lalu dijual ke berbagai salon daerah Tangerang.
- Terlilit Utang Rp2,5 Miliar, Pria Asal Magelang Ini Akhirnya Sukses Bisnis Gethuk dengan Omzet Rp150 Juta per Bulan
- Mendagri Tito Semeringah Sekarang Banyak Warga Hobi Habiskan Uang di Restoran dan Salon, Ini Alasannya
- 2 Tahun Rintis Bisnis, Perempuan Ini Terpaksa Kembali Mulai dari 0 Lantaran Usahanya Terdampak Banjir
- Pengusaha Teriak, Pajak 40% Ancam Geliat Bisnis Spa di Bali
Bisnisnya Hancur Dilahap Api, Perempuan Ini Bangkit Meski Terjerat Utang
Perempuan ini hampir putus asa, tak sanggup melanjutkan usaha. Kobaran api besar menghanguskan bangunan yang dia gunakan untuk merintis sebuah usaha.
Berkat dukungan keluarga terdekat, dia kembali merintis usaha meski harus terbelit utang.
Beruntung, dengan kelimuwan yang dimiliki, sejumlah produk kecantikan yang dia racik seperti sampo, perawatan wajah, hingga masker rambut, diminati masyarakat.
Sejak remaja, dia sudah terbiasa melihat aktivitas berdagang. Keluarganya dikenal sebagai pedagang yang cukup populer di tanah kelahirannya, Padang Panjang, Sumatera Barat.
Meski demikian, dia tidak bergantung dengan usaha kedua orang tuanya.
Perempuan tangguh itu memutuskan menyelesaikan pendidikan farmasi di Institut Teknik Bandung (ITB).
Setelah lulus sebagai sarjana,dia tidak langsung merintis usaha.
Dia pulang ke Padang Panjang dan bekerja sebagai apoteker.
Beberapa tahun kemudian, dia menikah.
Bersama sang suami, dia kembali merantau ke Jakarta, dan bekerja di sebuah perusahaan kosmetik di Bogor, Jawa Barat.
Namun, darah bisnis yang mengalir kental pada dirinya begitu kuat.
Perempuan berdarah Minangkabau itu adalah Nurhayati Subakat.
Dia merupakan pendiri PT Paragon, perusahaan induk beragam merek kosmetik, salah satunya Wardah.
Pada tahun 1985, dengan latar belakang pendidikan farmasi dan kemampuan berdagang yang telatih dari kecil, Nurhayati bersama suaminya memberanikan diri membuat usaha kosmetik dari rumah, dibantu asisten rumah tangganya.
Nurhayati membuat produk perawatan rambut lalu dijual ke berbagai salon daerah Tangerang.
Tidak disangka, produknya diterima dengan baik dan disukai oleh masyarakat.
Di saat usaha kosmetiknya mulai berkembang, kebakaran melanda kediamannya. Seluruh harta benda miliknya terbakar. Nurhayati rugi besar hingga hampir menutup usahanya.
Namun, dia enggan menyerah dengan keadaan. Nurhayati memiliki beban moral terhadap keberlangsungan hidup asisten yang telah membantunya selama ini.
Nurhayati pun mencari pinjaman untuk membuka kembali bisnisnya.
Lima tahun sejak peristiwa kebakaran, Nurhayati mendirikan sebuah pabrik bernama PT Pusaka Tradisi Ibu dengan merekrut 25 karyawan di daerah Cibodas, Jawa Barat.
Nurhayati berhasil bangkit dan berinovasi dengan meluncurkan merek baru, Wardah.
Kehadiran Wardah langsung meraup ceruk pasar kosmetik halal Indonesia. Ini juga yang kemudian menjadikan Wardah banyak digemari wanita Indonesia.
Pada tahun 2010, Nurhayati meluncurkan produk Make Over, produk kecantikan premium yang banyak disangka sebagai produk luar negeri.
Perempuan asal Padang Panjang, Sumatera Barat itu jeli melihat ceruk pasar.
Setelah Wardah dan Make Over, pada tahun 2014 dia kembali meluncurkan Emina dengan pangsa pasar remaja.
Nurhayati pun mengganti nama induk usahanya dari PT Pusaka Tradisi menjadi PT Paragon.
Kerja keras Nurhayati tidak sia-sia, dia berhasil membuat usahanya terus berkembang dan sudah banyak menelurkan beragam produk seperti Kahf, Labore, Putri, Biodef, Insta Perfect, Crystallure, Beyondly, OMG, Wonderlym dan Tavi.
Usaha yang dirintis Nurhayati saat ini berhasil memberdayakan lebih dari 12.000 karyawan dengan 41 distributor center yang tersebar di seluruh Indonesia dan Malaysia.
merdeka.com
Nurhayati Subakat juga pernah masuk dalam daftar 25 pengusaha yang memberikan pengaruh besar pada bisnis Asia versi Forbes.
Reporter Magang: Tasya Ananda