BKPM Gandeng Angkasa Pura II Tawarkan 7 Proyek Pengembangan Bandara Senilai Rp16 T
Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) bekerja sama dengan PT Angkasa Pura II (Persero) menyelenggarakan kegiatan Market Sounding proyek-proyek Angkasa Pura II dalam rangka mempersiapkan pembukaan kembali ekonomi pada kondisi kenormalan baru.
Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) bekerja sama dengan PT Angkasa Pura II (Persero) menyelenggarakan kegiatan Market Sounding proyek-proyek Angkasa Pura II dalam rangka mempersiapkan pembukaan kembali ekonomi pada kondisi kenormalan baru.
Market Sounding ini merupakan tahapan awal dalam penyiapan 7 proyek infrastruktur yang ditawarkan oleh Angkasa Pura II. Kegiatan ini bertujuan untuk mendapatkan masukan publik serta mencari mitra strategis dalam pengembangan bisnis proyek infrastruktur yang ditawarkan tersebut.
-
Di mana Bandara Banyuwangi berlokasi? Bandara Banyuwangi menjadi bandara pertama di Indonesia yang berkonsep ramah lingkungan.
-
Kapan bandara Lolak diresmikan? Bandar udara (bandara) di Provinsi Sulawesi Utara kian bertambah, kini baru saja beroperasi bandara Lolak di Bolaang Mongondow, Minggu (18/2).
-
Apa yang unik dari gang permukiman padat penduduk di Bandung ini? Walaupun berukuran hanya selebar badan, kondisi gang padat penduduk di Kota Bandung ini amat bersih dan rapi
-
Di mana asal muasal pelat nomor D di Bandung? Sehingga dapat disimpulkan bahwa Pelat nomor D berasal dari tim pasukan Inggris berkode huruf D yang pernah menguasai daerah ibu kota Priangan.
-
Di mana Taman Balai Kota Bandung terletak? Taman Balai Kota Bandung sendiri sering dianggap sebagai taman tertua di Kota Bandung. Bahkan, kehadirannya sudah lebih dulu ada sebelum Bandung menjadi gemeente alias Kotapraja.
-
Apa yang bisa dinikmati di Bandung? Bandung menawarkan banyak sekali pilihan untuk menjelajahi dan menikmati keajaiban alam bebas. Wisata Bandung ini bisa jadi destinasi liburan.
Pelaksana Tugas Deputi Bidang Perencanaan Penanaman Modal Nurul Ichwan, mengapresiasi Angkasa Pura II atas semangatnya melakukan sosialisasi peluang investasi yang dimilikinya pada kondisi pandemi Covid-19 saat ini. BKPM mendukung penuh pembangunan infrastruktur yang dilaksanakan oleh Angkasa Pura II.
Sebagai pemilik dan pengelola bandara-bandara di Indonesia, PT Angkasa Pura II tidak hanya memiliki visi menjadi fasilitas yang melayani penerbangan, tetapi juga ingin menjadikan bandara di Indonesia sebagai bandara masa depan dengan infrastruktur yang nyaman dan terintegrasi dengan kawasan di sekitarnya.
"Kami mendukung kegiatan ini karena pembangunan infrastruktur dan kemajuan ekonomi memiliki keterkaitan yang erat. Ini sudah dibuktikan ketika pemerintah fokus pada pembangunan infrastruktur di wilayah Indonesia Timur. Pada akhirnya, kegiatan ekonomi khususnya peningkatan investasi di Indonesia Timur semakin baik. Sehingga apapun yang kita lakukan, infrastruktur harus hadir lebih dulu sebelum bisnis-bisnis lainnya hadir," ujar Nurul, Rabu (1/7).
PT Angkasa Pura II menjabarkan 7 proyek infrastruktur yang ditawarkan yaitu:
1. 4 Stars Hotel at Soekarno Hatta Airport International Terminal; kerja sama pengelolaan hotel sampai dengan 20 tahun.
2. Aeroland City Development Project at Tangerang; kerja sama pengembangan lahan untuk Business Park, Service Apartment, residential, sekolah, dan pergudangan.
3. Retail Area Management for AP II Airports; kerja sama pengelolaan retail area di 17 Airport AP II.
4. Concession Agreement for Advertising Management for AP II Airports; kerja sama pengelolaan periklanan pada 17 Bandara AP II, termasuk Bandara Soekarno Hatta.
5. Sky City at Soekarno Hatta Airport; kerja sama pembangunan dengan konsep TOD (Transit Oriented Development), Convention Center, dan Service Apartment.
6. Airport City at Kualanamu International Airport; kerja sama pembangunan perumahan lokal dan gedung komersial (theme park, logistic park, dan factory outlet) di lahan 200 Ha.
7. Airport City at Supadio International Airport; kerja sama pembangunan leisure mall, condotel, sport club, dan entertainment dalam satu kawasan.
"Kita berharap dari 7 proyek yang ditawarkan tersebut, ketika ada investornya, maka kita akan lihat adanya multiplier effects yang diciptakan. Sehingga dapat memberikan kontribusi yang baik terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia," tambah Nurul.
Angkasa Pura Kelola 19 Bandara di Indonesia
Direktur Komersial PT Angkasa Pura II (Persero) Ghamal Peris Aulia menyampaikan bahwa PT Angkasa Pura II (Persero) mengelola 19 bandara di seluruh Indonesia. Penyediaan 7 proyek infrastruktur ini bertujuan meningkatkan kualitas pelayanan kepada pengguna jasa bandara serta menciptakan customer experience yang baik, efektifitas dan efisiensi sistem operasi, serta model bisnis yang kompetitif.
Sejalan dengan proyeksi akan membaiknya pertumbuhan ekonomi Indonesia, industri penerbangan dan kebandaraan diyakini akan kembali bergairah. Hal ini juga didukung dengan regulasi pemerintah untuk industri penerbangan.
"PT Angkasa Pura II (Persero) sebagai pengelola bandara terbesar di Indonesia, yang juga salah satu bandara tersibuk di Kawasan Asia dan dunia, yaitu Bandara Internasional Soekarno Hatta yang melayani penumpang sebanyak 54,2 juta pada tahun 2019 dan secara korporasi sebanyak 94 juta, tentunya dihadapkan pada tantangan bagaimana membuat akselerasi dalam dinamika bisnis," ujarnya.
Sebagai gambaran, potensi Bandara Internasional Soekarno Hatta sebagai Primary Internasional Hub dan Regional Hub adalah proyeksi pertumbuhan pergerakan angkutan udara untuk Bandara Internasional Soekarno Hatta yang selalu meningkat dari tahun ke tahun.
"Semoga kesempatan baik yang difasilitasi oleh BKPM ini dapat dimanfaatkan secara optimal oleh para peserta Market Sounding dan bisa memberikan nilai tambah dalam kerja sama di kemudian hari," ujar Ghamal.
Mengacu pada potensi pengembangan bisnis di industri kebandaraan yang semakin dinamis, salah satu upaya akselerasi bisnis yang akan dilakukan adalah dengan melakukan program kemitraan dengan investor yang kredibel di bidangnya, untuk 7 proyek tersebut dengan total nilai Rp16 triliun atau lebih dari USD1 miliar.
Kerja sama dilakukan secara jangka panjang, sampai dengan 25 tahun, agar memberikan balik modal yang menjanjikan bagi investor walaupun dalam masa pandemi Covid-19.
Kegiatan Market Sounding diikuti oleh lebih dari 250 partisipan dari Indonesia dan luar negeri, yang berasal dari perusahaan swasta dan BUMN di bidang konstruksi, pengembang/developer, pengelola bandara, ritel, periklanan, logistik, aviasi, pengelola kawasan, lembaga keuangan, konsultan, dan asosiasi usaha.
(mdk/bim)