Boros BBM, Agustus 2014 RI kembali defisit dagang USD 318 juta
Fenomena Agustus tahun ini dinilai tak lazim. Ekspor periode ini biasanya naik, tapi kali ini malah turun.
Merujuk data dwibulanan Badan Pusat Statistik, pada Agustus 2014 Indonesia mengalami defisit perdagangan USD 318,1 juta. Dengan demikian, akumulasi defisit selama Januari-Agustus 2014 mencapai USD 1,4 miliar.
Kepala BPS Suryamin mengatakan ini keempat kalinya terjadi defisit neraca pada tahun ini. Defisit sebelumnya terjadi pada Januari, April, dan terakhir Juni.
-
Di mana cecak diburu untuk ekspor? Mereka bisa ditangkap untuk dijadikan hewan peliharaan atau konsumsi, kata Dr Satyawan Pudyatmoko, direktur jenderal konservasi sumber daya alam dan ekosistem di Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).
-
Ke mana tembakau dari Jember diekspor? Tembakau-tembakau dari Jember serta beberapa daerah lain di Hindia Belanda diekspor ke luar negeri.
-
Dari mana ekspor sejumlah komoditas pertanian dilepas? Jelang dua hari peringatan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia ke 78, Wakil Presiden (Wapres) Ma’aruf Amin, melepas ekspor sejumlah komoditas pertanian senilai 2,294 Triliun dari Pelabuhan Tanjung Priok ke 37 Negara.
-
Kenapa "Gerbang Neraka" disebut demikian? Julukan "gerbang neraka" disematkan warga lokal karena ngerinya sejarah tempat ini.
-
Kapan Kapolda Kepri mencium istrinya? Kapolda Kepulauan Riau, Irjen Yan Fitri Halimansyah tertangkap kamera sedang mencium istrinya saat melantik ratusan calon anggota Polri di Polda Kepri.
-
Bagaimana narasi Prabowo menolak Kaesang menyebar? Beredar sebuah video bernarasikan Prabowo lawan perintah Jokowi dan menolak mentah-mentah Kaesang untuk menjadi gubernur DKI Jakarta.Video yang diunggah akun YouTube ONE NATION pada 6 Juni 2024, bernarasi; TEPAT MALAM JUMAT:bangbang:PRABOWO MELAWAN PERINTAH JKW, TOLAK MENTAH2 KAESANG JADI GUBERNUR DKIKABAR MENGGEMPARKANPRABOWO LAWAN PERINTAH JKWTOLAK MENTAH2 KAESANG JADI GUBERNUR DKI
Fenomena Agustus tahun ini dinilai tak lazim. Ekspor periode ini biasanya naik, tapi kali ini malah turun. Sebaliknya, impor di triwulan III tahun-tahun sebelumnya rendah, kali ini justru meningkat. Temuan awal menunjukkan melemahnya harga sawit cukup berpengaruh.
"Minyak lemak nabati turun, 17,7 persen. Itu karena penurunan harga kelapa sawit hanya USD 92,4 per metrik ton, dibandingkan tahun lalu. Agustus lalu harga sawit per Juli juga turun hampir 9 persen. Padahal ini ekspor nomor dua Indonesia," kata Suryamin di Jakarta, Rabu (1/10).
Anjloknya kinerja non-migas, diperparah borosnya kebutuhan Bahan Bakar Minyak di dalam negeri. BPS mencatat dua bulan lalu defisit sektor migas mencapai USD 801 juta. Indonesia memang mengalami untung jualan gas USD 1,3 miliar.
Tapi impor minyak mentah sebesar USD 314 juta, dan paling parah, impor hasil minyak mencapai USD 1,79 miliar.
Alhasil, akumulasi impor minyak sepanjang Januari-Agustus 2014 mencapai USD 8,5 miliar. Perdagangan sektor non-migas untung USD 7,4 miliar dalam periode yang sama, tidak mampu menutup kerugian.
"Memang terutama karena impor minyak ya. Karena kebutuhannya di dalam negeri tinggi," kata Suryamin.
Sedangkan angka impor Agustus 2014 meningkat di luar kebiasaan mencapai 14,7 miliar atau 5 persen dibanding Juli. BPS mencatat ada penaikan impor produk non-migas
Terutama mesin dan peralatan mekanik yang mencapai USD 17,26 miliar, serta Mesin dan peralatan listrik USD 11,5 miliar. Walau begitu, Suryamin masih optimis tren ini cuma temporer.
Sebab, impor mesin Agustus turun 2,59 persen dibanding Agustus 2013. "Mudah-mudahan ini menandakan mulai ada konversi kebutuhan produk dalam negeri," ungkap kepala BPS.
(mdk/noe)