Bos Bank Mandiri: Akuisisi Bank Mutiara tak memperbesar modal
"Konsolidasi harus dengan bank yang besar-besar," ucap Budi.
PT Bank Mandiri Tbk (Bank Mandiri) mengaku masih membutuhkan modal untuk menyongsong Masyarakat Ekonomi Asean 2015 dan Perbankan di 2020. Setelah tak berhasil melakukan akuisisi dengan PT Bank Tabungan Negara Tbk (Bank BTN), tak lantas perseroan diam diri.
Direktur Utama Bank Mandiri, Budi Gunadi Sadikin berharap masih dapat melakukan konsolidasi dengan bank-bank bermodal besar.
-
Apa yang diraih oleh Bank Syariah Indonesia? BSI mendapatkan penghargaan sebagai The Indonesia Customer Experience of The Year – Banking Award dalam ajang Asian Experience Awards 2023.
-
Kenapa Bank BRI membantu UMKM Jambu Kristal Tanwiedjie di Purworejo? Bank BRI banyak membantu masyarakat agar bisa terus bertahan dan meningkatkan perekonomian petani jambu kristal.
-
Kapan Alfred Budiman berhenti bekerja di bank? Saya kerja di bank itu sejak 2020 dan resign kemarin pada Mei 2023, karena dulu tiap bulan saya ada gaji yang masuk ke rekening. Nah kalau sekarang, saya justru harus nabung di tanggal gajian,” terangnya.
-
Siapa yang menjamin simpanan nasabah di bank? LPS hanya akan menjamin simpanan nasabah sampai jumlah Rp2 miliar.
-
Dimana bank pemerintah mendapatkan modalnya? Bank BUMN adalah bank yang seluruh modalnya berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan dan pendiriannya di bawah UU tersendiri.
-
Kapan Gedung De Javasche Bank diresmikan? Gedung De Javasche Bank ini diresmikan pada 30 Juli 1907, disusul dua kantor cabang lainnya pada 15 Januari 1908 dan 3 Februari 1908.
"Modal kami masih kalah jauh dibanding perbankan asal Singapura (Bank DBS). Bukan berarti kita akan membeli perbankan kecil (seperti Bank Mutiara) itu bukanlah solusi memperbesar aset dan modal. Kalau modal DBS bisa empat-lima dari kita (perbankan nasional). Jika ambil Bank Mutiara pun tidak akan mengejar mereka, jadi konsolidasi harus dengan yang besar-besar," ujarnya di Lapangan Senayan, Jakarta, Minggu (4/5).
Dia mengakui saat ini pihaknya sulit menambah modal dari keuntungan, mengingat setiap Badan Usaha Milik Negara (BUMN) memiliki kewajiban untuk menyetor dividen setiap tahun. "Bisa naik sih (modal) tapi susah," tambahnya.
Kendati demikian, cara konsolidasi bukan satu-satunya untuk memperbesar aset dan modal perbankan nasional. Dia menjelaskan ada tiga langkah yakni laba ditahan (dividen), rights issue (penerbitan saham baru) dan konsolidasi.
"Modal perbankan itu mesti besar, karena ketentuan CAR saat ini 8 persen, dan nanti di Bassel III akan menjadi 10 persen. Artinya kalau mau nambah aset Rp 1 triliun, harus nambah modal Rp 100 miliar. Itu yang susah buat nambah modal," terangnya.
Upaya penambahan modal dengan rights issue sulit dilakukan mengingat ada kepemilikan pemerintah dalam porsi saham perusahaan pelat merah yang dipatok sebesar 60 persen. "Misalnya kalau rights issue Rp 20 triliun Bank Mandiri bisa, pemegang saham dan investor pun senang. Tapi kita harus setor seperti Rp 12 triliun, jadi enggak mungkin bisa."
Untuk itu, menurut Budi jalan terbaik adalah dengan konsolidasi yang sudah dilakukan negara lain, seperti Singapura dan Malaysia. "Substansinya konsolidasi harus terjadi, kalau enggak Indonesia bisa ditertawakan bangsa lain. Karena kita bukan tuan rumah di negeri sendiri di 2020," tutupnya.