Bos BI: Nilai Tukar Rupiah Terhadap USD Masih Terlalu Murah
Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo mengatakan bahwa posisi nilai tukar Rupiah terhadap USD dalam beberapa hari terakhir masih terlalu murah (undervalue). Dengan demikian, Rupiah ke depan diperkirakan masih bisa menguat dengan berbagai indikator yang ada.
Nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (USD) bergerak melemah tipis di perdagangan hari ini, Jumat (8/2). Pagi tadi, Rupiah dibuka di level Rp 13.975 per USD atau melemah tipis dibanding penutupan perdagangan sebelumnya di Rp 13.972 per USD.
Mengutip data Bloomberg, Rupiah masih lanjutkan pelemahan usai pembukaan. Tercatat, saat ini nilai tukar Rupiah berada di Rp 13.990 per USD.
-
Bagaimana Pejuang Rupiah bisa menghadapi tantangan ekonomi? "Tidak masalah jika kamu bekerja sampai punggungmu retak selama itu sepadan! Kerja keras terbayar dan selalu meninggalkan kesan abadi."
-
Bagaimana redenominasi rupiah dilakukan di Indonesia? Nantinya, penyederhanaan rupiah dilakukan dengan mengurangi tiga angka nol di belakang, contohnya Rp 1.000 menjadi Rp 1.
-
Mengapa Redenominasi Rupiah sangat penting untuk Indonesia? Rupiah (IDR) termasuk dalam golongan mata uang dengan daya beli terendah. Hal ini semakin menunjukan urgensi pelaksanaan redenominasi rupiah di Indonesia.
-
Apa manfaat utama dari Redenominasi Rupiah untuk mata uang Indonesia? Direktur Eksekutif Segara Research Institute, Piter Abdullah, menyatakan manfaat utama dari redenominasi rupiah adalah untuk mempertahankan harkat dan martabat rupiah di antara mata uang negara lain.
-
Apa yang membuat Pejuang Rupiah istimewa? "Makin keras kamu bekerja untuk sesuatu, makin besar perasaanmu ketika kamu mencapainya."
-
Apa yang dijelaskan oleh Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, mengenai redenominasi rupiah? Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menjelaskan, implementasi redenominasi rupiah ini masih menunggu persetujuan dan pertimbangan berbagai hal.
Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo mengatakan bahwa posisi nilai tukar Rupiah terhadap USD dalam beberapa hari terakhir masih terlalu murah (undervalue). Dengan demikian, Rupiah ke depan diperkirakan masih bisa menguat dengan berbagai indikator yang ada.
"Kalau kami hitung dengan hitungan fundamental nilai tukar masih undervalue (terlalu murah). Baik hitungan dari inflasi yang rendah dan prospek pertumbuhan ekonomi yang lebih baik dan juga kondisi neraca pembayaran juga baik," kata Perry saat ditemui di Komplek Masjid BI, Jakarta, Jumat (6/2).
Sebelumnya, Direktur Penyusunan Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara (APBN) Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Kunta Wibawa Dasa Nugraha mengatakan, penguatan Rupiah ini tidak bisa dilihat secara jangka pendek. Sebab, nominal mata uang Garuda ini diperkirakan akan terus bergerak seiring dengan gejolak ekonomi dunia.
"Rupiah ini kan kita kalau liat APBN asumsi dalam satu tahun. Kita masih akan liat terus sampai akhir tahun itu, kira-kira rata rata berapa jadi kita tidak bisa mengatakan sekarang menguat terus seperti apa. Tapi kita akan pantau terus sampai nanti kira-kira akhir tahun seperti apa," katanya saat ditemui di Jakarta, Jumat (1/2).
Kunta mengatakan, secara dampak penguatan yang terjadi saat ini berpengaruh terhadap penerimaan yang berasal dari sumber daya alam. Namun, di sisi lain subsidi justru akan mengalami penurunan. "Jadi akan kita akan liat terus seperti apa (Rupiah) karena kita belum tau sampai akhir tahun seperti apa," imbuhnya.
Perlu diketahui, Kementerian Keuangan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2019 mematok asumsi nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (USD) sebesar Rp 15.000 per USD. Angka ini meningkat dari Rencana APBN yang sebelumnya dipatok Rp 14.400 per USD.
"Kalau asumsinya kan masih Rp 15.000 umpama, tapi kemungkinan bisa saja lebih rendah kemungkinan akan lebih rendah," terangnya.
Baca juga:
Nilai Tukar Rupiah Melemah Tipis ke Level Rp 13.990 per USD
Rupiah Bergerak Melemah Sentuh Level Rp 13.974 per USD
Rupiah Melemah Tipis di Level Rp 13.965 per USD
Kata Kemenkeu soal Rupiah Perkasa Tinggalkan Level Rp 14.000 per USD
Rupiah Dibuka Menguat di level Rp 13.945 per USD
Bank Indonesia Catat Uang Beredar Desember 2018 Tumbuh 6,3 Persen Capai Rp 5.758 T