Bos BI soal Rupiah tembus Rp 15.000: Ini bukan kiamat bagi Indonesia
"Jangan kita lihat kalau Rp 15.000 sudah kiamat. Kita bandingkan dulu kalau semua negara mengalami tekanan depresiasi, harus kita bandingkan depresiasinya bukan tingkatnya levelnya. Tingkat pelemahannya seperti apa Rp 14.000, Rp 15.000, dan juga naik turunnya."
Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo mengatakan, nilai tukar rupiah yang tembus Rp 15.000 per USD bukan kiamat bagi Indonesia. Sebab, hal ini ini bukan hanya dialami Indonesia, melainkan mata uang negara lain di dunia.
"Jangan kita lihat kalau Rp 15.000 sudah kiamat. Kita bandingkan dulu kalau semua negara mengalami tekanan depresiasi, harus kita bandingkan depresiasinya bukan tingkatnya levelnya. Tingkat pelemahannya seperti apa Rp 14.000, Rp 15.000, dan juga naik turunnya," ujar dia di Gedung DPR RI, Jakarta, Rabu (3/10).
-
Bagaimana Pejuang Rupiah bisa menghadapi tantangan ekonomi? "Tidak masalah jika kamu bekerja sampai punggungmu retak selama itu sepadan! Kerja keras terbayar dan selalu meninggalkan kesan abadi."
-
Bagaimana redenominasi rupiah dilakukan di Indonesia? Nantinya, penyederhanaan rupiah dilakukan dengan mengurangi tiga angka nol di belakang, contohnya Rp 1.000 menjadi Rp 1.
-
Mengapa Redenominasi Rupiah sangat penting untuk Indonesia? Rupiah (IDR) termasuk dalam golongan mata uang dengan daya beli terendah. Hal ini semakin menunjukan urgensi pelaksanaan redenominasi rupiah di Indonesia.
-
Apa manfaat utama dari Redenominasi Rupiah untuk mata uang Indonesia? Direktur Eksekutif Segara Research Institute, Piter Abdullah, menyatakan manfaat utama dari redenominasi rupiah adalah untuk mempertahankan harkat dan martabat rupiah di antara mata uang negara lain.
-
Apa yang membuat Pejuang Rupiah istimewa? "Makin keras kamu bekerja untuk sesuatu, makin besar perasaanmu ketika kamu mencapainya."
-
Apa yang dijelaskan oleh Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, mengenai redenominasi rupiah? Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menjelaskan, implementasi redenominasi rupiah ini masih menunggu persetujuan dan pertimbangan berbagai hal.
Jika dibandingkan dengan negara lain di Asia, lanjut Perry, tingkat depresiasi yang dialami Rupiah tidak sedalam seperti mata uang negara lain. Hanya bath Thailand saja yang cenderung stabil terhadap dolar AS.
"Tingkat pelemahan Rupiah 9,82 persen dari akhir Desember 2017 sampai sekarang. Kita bandingkan dengan Thailand, surplusnya mereka besar USD 54 miliar. Tidak bisa kita bandingkan dengan Thailand. Kita bandingkan dengan negara lain yang mengalami defisit serupa yakni India ruppe yang mengalami pelemahan 12,4 persen. Dengan Filipina peso kok kita lebih tinggi kita 9,82 persen, sementara Filipina 8,2 persen. Lah wong mereka tahun lalu surplus baru sekarang saja defisit. Apalagi dengan China yuan justru melemahkan nikai tukarnya," jelas dia.
Oleh sebab itu, kata Perry, meski melemah namun nilai tukar Rupiah masih tetap terjaga baik. Tinggal bagaimana langkah yang perlu diambil untuk memperbaiki hal ini.
"Kalau dilihat, suhu panas kita dibandingkan negara lain masih terjaga. Kita bandingkan Turki, Brasil, Afrika Selatan, Indonesia, India, Filipina, Tiongkok dan Thailand. Turki pelemahannya 37,7 persen, Brasil 17,6 persen, Afrika Selatan 13,8 persen, India 12,4 persen, Indonesia 9,8 persen, Filipina 8,2 persen, Tiongkok 5,3 persen, Thailand 0,6 persen," tandas dia.
Reporter: Septian Deny
Sumber: Liputan6.com
Baca juga:
Pemerintah siapkan diskon PPh untuk bunga DHE yang dibawa kembali ke RI
Adaro sepakat ubah pembayaran transaksi USD 1,7 M per tahun menjadi Rupiah
Rupiah tembus Rp 15.081, Pemerintah diminta tak ragu evaluasi tim ekonomi
Rupiah masih terkapar di level Rp 15.081 per USD
Rupiah tembus Rp 15 ribu/USD, Sandiaga yakin mampu benahi ekonomi RI
Strategi BI naikkan suku bunga acuan atasi pelemahan Rupiah masih terlalu lemah