Bos BI: Stabilitas sistem keuangan tetap terjaga dan berkontribusi positif
Gubernur BI, Perry Warjiyo menyebutkan, stabilitas sistem keuangan yang terjaga tercermin pada rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) perbankan yang tinggi mencapai 22,0 persen dan rasio likuiditas (AL/DPK) yang masih aman yaitu sebesar 19,4 persen pada Juni 2018.
Bank Indonesia (BI) mencatat bahwa stabilitas sistem keuangan dalam negeri tetap terjaga pada triwulan II-2018 disertai intermediasi perbankan yang membaik dan risiko kredit yang terjaga.
Gubernur BI, Perry Warjiyo menyebutkan, stabilitas sistem keuangan yang terjaga tercermin pada rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) perbankan yang tinggi mencapai 22,0 persen dan rasio likuiditas (AL/DPK) yang masih aman yaitu sebesar 19,4 persen pada Juni 2018.
-
Apa saja fungsi utama bank pemerintah di Indonesia? Bank pemerintah memiliki sejumlah fungsi penting dalam mengelola keuangan negara dan menyelenggarakan sistem keuangan. Berikut adalah beberapa fungsi utama bank pemerintah: 1. Manajemen Keuangan Publik Bank pemerintah bertanggung jawab untuk mengelola keuangan publik, termasuk penerimaan dan pengeluaran negara. Mereka memproses transaksi keuangan pemerintah, mengelola anggaran, dan memastikan keseimbangan keuangan yang sehat. 2. Penyediaan Layanan Perbankan untuk Pemerintah Bank pemerintah menyediakan layanan perbankan khusus untuk pemerintah. Ini termasuk penempatan dana pemerintah, pembiayaan proyek-proyek pembangunan, dan pelaksanaan transaksi keuangan pemerintah secara efisien. 3. Pelaksanaan Kebijakan Moneter Bank pemerintah seringkali menjadi pelaksana kebijakan moneter yang ditetapkan oleh bank sentral. Mereka dapat berpartisipasi dalam pengaturan suku bunga, kontrol uang beredar, dan kebijakan lainnya untuk mencapai tujuan stabilitas ekonomi. 4. Pembiayaan Pembangunan. Salah satu peran kunci bank pemerintah adalah memberikan pembiayaan untuk proyek-proyek pembangunan nasional. Mereka dapat memberikan pinjaman jangka panjang untuk mendukung sektor-sektor strategis seperti infrastruktur, energi, dan industri. 5. Dukungan terhadap Sektor-sektor Kunci. Bank pemerintah dapat memberikan dukungan finansial khusus untuk sektor-sektor yang dianggap strategis bagi pertumbuhan ekonomi. Hal ini dapat mencakup sektor pertanian, pendidikan, dan kesehatan. 6. Penyelenggaraan Program Pemerintah. Bank pemerintah dapat menjadi penyelenggara program-program pemerintah, seperti program bantuan sosial atau program kredit bagi sektor-sektor tertentu. 7. Pengelolaan Risiko Keuangan. Dalam kapasitasnya sebagai lembaga keuangan yang besar, bank pemerintah juga berperan dalam mengelola risiko keuangan. Hal ini mencakup pemantauan dan penilaian risiko, serta penerapan strategi untuk mengurangi dampak risiko keuangan yang mungkin timbul. 8. Mendukung Kestabilan Sistem Keuangan. Bank pemerintah dapat berkontribusi dalam menjaga stabilitas sistem keuangan nasional. Mereka memiliki peran penting dalam menangani krisis keuangan dan memberikan dukungan finansial guna mencegah dampak yang lebih besar pada perekonomian.
-
Apa yang diraih oleh Bank Syariah Indonesia? BSI mendapatkan penghargaan sebagai The Indonesia Customer Experience of The Year – Banking Award dalam ajang Asian Experience Awards 2023.
-
Di mana gedung Bank Indonesia Cirebon terletak? Jika melintasi Jalan Yos Sudarso nomor 5, Kota Cirebon, Anda akan mendapati sebuah gedung bergaya romawi kuno yang masih berdiri.
-
Kapan Gedung De Javasche Bank diresmikan? Gedung De Javasche Bank ini diresmikan pada 30 Juli 1907, disusul dua kantor cabang lainnya pada 15 Januari 1908 dan 3 Februari 1908.
-
Di mana Perpustakaan Bank Indonesia di Surabaya berada? Perpustakaan ini terletak di tengah kota, tepatnya di Jalan Taman Mayangkara, Kelurahan Darmo, Kecamatan Wonokromo, Kota Surabaya.
-
Kapan Gedung Bank Indonesia di Aceh didirikan? Gedung ini didirikan oleh Pemerintah Kolonial Belanda pada tahun 1916 yang sampai detik ini masih digunakan sebagai Gedung Bank Indonesia.
Selain itu, rasio kredit bermasalah (Non Performing Loan/NPL) tetap rendah yaitu sebesar 2,7 persen (gross) atau 1,2 persen (net). "Stabilitas sistem keuangan yang terjaga berkontribusi positif pada perbaikan fungsi intermediasi perbankan," kata Perry di kantornya, Rabu (15/8).
Sementara itu, untuk pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) pada Juni 2018 tercatat 7,0 persen (yoy), naik dibandingkan dengan pertumbuhan bulan sebelumnya yang mencapai 6,5 persen (yoy).
Pertumbuhan kredit pada Juni 2018 tercatat sebesar 10,7 persen (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 10,3 persen (yoy).
Dari non-bank, pembiayaan ekonomi melalui pasar modal, melalui penerbitan saham (IPO dan rights issue), obligasi korporasi, Medium Term Notes (MTN), dan Negotiable Certificate of Deposit (NCD) selama Januari s.d. Juni 2018 tercatat sebesar Rp 129,9 triliun (gross).
"Dengan perbaikan ekonomi dan kemajuan konsolidasi korporasi dan perbankan secara keseluruhan, Bank Indonesia memprakirakan pertumbuhan kredit akan lebih baik pada 2018 yaitu dalam kisaran 10-12 persen (yoy). Sementara itu, pertumbuhan DPK diperkirakan sedikit lebih rendah yaitu dalam kisaran 8,0-10,0 persen (yoy)," ujarnya.
Aktivitas ekonomi dan keuangan yang membaik didukung oleh sistem pembayaran yang aman, efisien, lancar, dan andal. "Setelmen transaksi non tunai, baik nilai besar maupun ritel, dan transaksi tunai mengalami peningkatan pada triwulan II-2018."
Rata-rata harian nominal transaksi non tunai nilai besar yang diselesaikan melalui BI-RTGS meningkat sebesar 13,7 persen (yoy), transaksi non tunai melalui SKNBI meningkat sebesar 3,1 persen dan transaksi ritel ATM, Debit, Kartu Kredit dan Uang Elektronik meningkat 9,6 persen (yoy).
"Peningkatan transaksi tersebut didukung dengan layanan dan system availability Sistem Pembayaran Bank Indonesia yang aman. Adapun di sisi pembayaran tunai, posisi uang yang diedarkan (UYD) meningkat 1,2 persen (yoy) pada triwulan II 2018 sejalan dengan peningkatan kebutuhan transaksi masyarakat, termasuk jenis pecahan dan kualitasnya."
Baca juga:
BI: Defisit transaksi berjalan naik USD 2,3 miliar di triwulan II-2018
BI waspadai ketidakpastian ekonomi global, termasuk krisis Turki
Bos BI: Rupiah melemah 7,04 persen, lebih rendah dibanding India, Brasil dan Rusia
BI serahkan bantuan untuk korban gempa Lombok
Direktorat Tipid Eksus gelar kasus pemalsuan sertifikat Bank Indonesia