Bos BI waspadai pelemahan Rupiah karena kenaikan suku bunga AS
BI akan menjaga agar nilai tukar mata uang Garuda tetap berada dalam posisi fundamental.
Bank Indonesia menyebut nilai tukar Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) masih berpotensi melemah, meski saat ini mata uang Garuda tengah menguat di level Rp 12.900 per USD.
Gubernur BI, Agus Martowardojo mengatakan, perkembangan ekonomi dunia sangat dinamis, bahkan pertumbuhannya cukup pelan. Misalnya, Jepang dan Eropa yang mengalami negative interest rate hingga berdampak pada dana mengalir ke negara berkembang, termasuk Indonesia.
-
Kenapa Bank Indonesia mengembangkan Rupiah Digital? Selain menjadi mata uang yang cepat, mudah, murah, aman, dan andal dalam ekosistem digital di masa depan, Rupiah Digital juga menjadi solusi yang memastikan Rupiah tetap menjadi satu-satunya mata uang yang sah di NKRI.
-
Bagaimana Pejuang Rupiah bisa menghadapi tantangan ekonomi? "Tidak masalah jika kamu bekerja sampai punggungmu retak selama itu sepadan! Kerja keras terbayar dan selalu meninggalkan kesan abadi."
-
Apa yang dijelaskan oleh Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, mengenai redenominasi rupiah? Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menjelaskan, implementasi redenominasi rupiah ini masih menunggu persetujuan dan pertimbangan berbagai hal.
-
Bagaimana redenominasi rupiah dilakukan di Indonesia? Nantinya, penyederhanaan rupiah dilakukan dengan mengurangi tiga angka nol di belakang, contohnya Rp 1.000 menjadi Rp 1.
-
Bagaimana Bank Indonesia memastikan bahwa rencana redenominasi rupiah tetap berjalan? Bank Indonesia pun memastikan bahwa rencana redenominasi rupiah atau Rp1.000 ke Rp1 masih terus berjalan. Bahkan, Bank Indonesia sudah siap dengan skenario dalam penerapan redenominasi rupiah ini.
-
Bagaimana BRI meningkatkan inklusi keuangan di Indonesia? Sebagai bank yang berfokus pada pemberdayaan UMKM, BRI memiliki jutaan database nasabah, baik simpanan maupun pinjaman. Ini menyebabkan BRI terpapar risiko data privacy breach dan cyber security system.
"Dana yang masuk itu kemudian membuat mata uang kita menjadi kuat. Karena begitu banyak dana yang masuk. Dan juga demand valuta asing akan tidak terlalu besar dalam kuartal 1 ini. Jadi membuat ini lebih kuat," ujarnya di Jakarta, Rabu (23/3).
Meski banyak dana masuk ke Tanah Air tetap ada risiko yang harus diwaspadai. Misalnya, risiko dari Amerika Serikat (AS) yang berpotensi menaikkan kembali Fed Fund Rate. Sehingga kondisi tersebut harus diantisipasi jika tidak mau dana yang masuk tersebut kembali hengkang dari Indonesia.
"Risiko itu misalnya kalau di Amerika nanti bunga atau fed fund ratenya dinaikkan, dan mungkin dinaikkan tidak besar, tapi kita lihat ada kecenderungan untuk dinaikkan itu bisa berdampak kepada dana itu keluar. Nah kalau dana itu keluar dan kita tidak antisipasi, itu bisa menyebabkan nilai tukar itu cukup bergejolak," jelas dia.
Karena itu, BI akan menjaga agar nilai tukar mata uang Garuda tetap berada dalam posisi fundamental. Sehingga, jika terjadi situasi yang tidak menguntungkan maka tidak akan terlalu membuat nilai tukar tergerus lebih dalam.
"Fundamental kita itu akan jaga sehingga tidak akan terjadi kondisi tidak menguntungkan kepada Indonesia karena mata uang yang terlalu kuat, atau membuat Indonesia kurang kompetitif dalam melakukan ekspor dan juga untuk menjaga adanya satu keseimbangan," tutupnya.
Baca juga:
BI & ADB soroti pentingnya reformasi struktural di negara berkembang
Singapura jadi raja pemberi utang ke Indonesia Rp 721,6 triliun
Januari 2016, utang luar negeri Indonesia tembus Rp 4.034 triliun
BI sebut kebijakan Menteri Susi buat ekonomi Sulut melemah
Dana asing masuk capai Rp 46 T, BI sebut dunia percaya Indonesia
Bos BI tak janjikan bakal ada penurunan suku bunga acuan lanjutan
BI prediksi inflasi Maret 2016 capai 0,28 persen