Bos BKPM: Saya tak pernah mengerti kenapa kita harus masuk ke OPEC
Bos BKPM: Saya tak pernah mengerti kenapa kita harus masuk ke OPEC. Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Thomas Lembong mengaku senang dengan keputusan Indonesia untuk membekukan diri dari OPEC. Alasannya, Indonesia setelah bergabung kembali tidak pernah menikmati keuntungan apapun dari keanggotaan OPEC.
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Thomas Lembong mengaku senang dengan keputusan Indonesia untuk membekukan diri dari negara-negara pengekspor minyak atau OPEC. Alasannya, Indonesia setelah bergabung kembali tidak pernah menikmati keuntungan apapun dari keanggotaan OPEC.
Tidak hanya itu, mantan Menteri Perdagangan ini juga mempertanyakan keputusan Indonesia yang beberapa tahun lalu memutuskan untuk kembali bergabung dengan OPEC, di mana pada saat itu diinisiasi oleh mantan Menteri ESDM, Sudirman Said.
"Kalau saya pribadi sih malah senang. Saya terus terang pribadi tidak pernah mengerti kenapa kita harus masuk ke OPEC. Maaf ya, karena kita sudah lama tidak menjadi negara eksportir. Jadi saya kurang mengerti waktu kita kembali masuk. Jadi buat apa," ujarnya di Hotel Borobudur, Jakarta, Kamis (1/12).
Lepas dari keanggotaan OPEC, dirinya menilai Indonesia bisa fokus membenahi tugas-tugas yang cukup banyak khususnya di sektor energi dan mineral. "Kalau kita masih di OPEC, kita akan terseret-seret masalah kartel itu. Masalah konsorsium itu," kata dia.
Lembong menambahkan, memang bukan tempatnya Indonesia untuk berada di OPEC karena tak memberi keuntungan. Indonesia dinilai lebih baik membereskan pekerjaan rumah (PR) di sektor migas, seperti pembangunan kilang maupun Blok Masela.
"Jadi tidak usah ikutan forum yang tidak jelas benefitnya. Ngapain kita urusin jatah produksinya Iran, Irak, Libya. Mendingan kita fokus membenahi sektor migas di dalam negeri dulu," pungkasnya.
Baca juga:
Menkeu senang APBN aman usai RI bekukan keanggotaan OPEC
Bekukan anggota OPEC, Indonesia selamat dari kerugian Rp 27 M/hari
Putusan OPEC pangkas produksi minyak gairahkan bisnis eksplorasi RI
Pengusaha maklumi putusan pemerintah bekukan keanggotaan OPEC
Pertamina pastikan proyek kilang Bontang tetap gunakan skema KPBU
Pertamina kejar Saudi Aramco percepat pembangunan Kilang Cilacap
Pemerintah terus genjot produksi minyak demi ketahanan energi
-
Kapan minyak bumi terbentuk? Minyak bumi sendiri terdiri dari berbagai macam campuran hidrokarbon yang sebagian besar adalah kelompok alkana. Minyak bumi sendiri terdiri dari berbagai macam campuran hidrokarbon yang sebagian besar adalah kelompok alkana. Nantinya minyak bumi atau minyak mentah ini akan diproses untuk menghasilkan berbagai macam bahan bakar untuk kebutuhan sehari-hari seperti minyak tanah, bensin. Selain itu, dapat digunakan sebagai reagen kimia dalam pembuatan obat-obatan. Proses pengolahan minyak sendiri membutuhkan banyak tahapan agar dapat siap digunakan.Untuk mengetahui secara rinci, berikut merdeka.com telah rangkum proses pengolahan minyak bumi dan minyak mentah sampai dapat dimanfaatkan, yang dilansir dari ilmugeografi.com.
-
Di mana minyak bumi terbentuk? Ketika ganggang dan plankton ini mati puluhan hingga ratusan juta tahun yang lalu, mereka tenggelam ke dasar laut.
-
Apa yang digunakan untuk membersihkan tumpahan minyak? “Taburkan tepung pada minyak yang tumpah. Jenis tepungnya bisa apa saja.” tulisnya dalam video itu. Namun, pada video tersebut @itsmenuf terlihat memakai tepung beras.
-
Kenapa bakwan sering menyerap minyak? Jika api kurang besar, bakwan akan menyerap minyak lebih banyak karena panas yang dihasilkan tidak mencukupi secara optimal.
-
Di mana minyak tersebut tumpah? Percikan atau tumpahan minyak saat memasak sering kali sulit dihindari.Jika tidak segera dibersihkan, lantai bisa menjadi licin dan berpotensi menyebabkan terpeleset saat dilewati.
-
Mengapa Pertamina mengkaji peningkatan kadar oktan BBM Subsidi? “Kalau misalnya dengan harga yang sama, tapi masyarakat mendapatkan yang lebih baik, dengan octan number lebih baik." Nicke menegaskan, Program Langit Biru Tahap 2 ini merupakan kajian internal di Pertamina dan untuk implementasinya nantinya akan diusulkan kepada pemerintah, dan nantinya akan jadi kewenangan pemerintah untuk memutuskan.