Bos BPS: Rumah Tangga Miskin Terbesar dari Sektor Pertanian
Kepala BPS, Kecuk Suhariyanto mengatakan bahwa rumah tangga miskin yang bekerja di sektor pertanian menyumbang kontribusi terbesar yakni 46,30 persen, sedangkan rumah tangga miskin lainnya, yakni di industri sebesar 6,58 persen dan lainnya 32,10 persen.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah rumah tangga tergolong miskin di Indonesia sebagian besar berasal dari sektor pertanian. Ini berdasarkan data menurut sumber penghasilan utama pada 2020.
Kepala BPS, Kecuk Suhariyanto mengatakan bahwa rumah tangga miskin yang bekerja di sektor pertanian menyumbang kontribusi terbesar yakni 46,30 persen, sedangkan rumah tangga miskin lainnya, yakni di industri sebesar 6,58 persen dan lainnya 32,10 persen.
-
Kapan BPS dibentuk? Sejarah BPS dimulai pada tahun 1960, ketika Biro Pusat Statistik didirikan.
-
Apa yang dimaksud dengan PBI BPJS? PBI BPJS merupakan bagian dari program pemerintah yang bertujuan untuk menanggung biaya iuran BPJS Kesehatan bagi individu atau kelompok yang memenuhi kriteria sebagai penerima bantuan.
-
Di mana PPS berkedudukan? PPS dibentuk untuk menyelenggarakan Pemilu di kelurahan atau desa. Oleh karena itu, PPS berkedudukan di kelurahan atau desa.
-
Apa yang dihapus dari BPJS? Kepala Humas BPJS Kesehatan Rizzky Anugerah menjawab pertanyaan publik terkait naiknya iuran ketika Kelas Rawat Inap Standar (KRIS) berlaku.
-
Bagaimana PPS membentuk KPPS? Membentuk Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS): PPS membentuk KPPS yang bertugas dalam pelaksanaan pemungutan dan perhitungan suara.
-
Kapan kelas BPJS dihapus? Sehingga, Rizzky memastikan besaran iuran sekarang masih tetap sama dengan apa yang sudah berlaku selama ini."Untuk iuran masih tetap, karena tidak ada penghapusan kelas otomatis untuk iuran, ini masih mengacu kepada Perpres yang masih berlaku yaitu Perpres 64 tahun 2020 jadi masih ada kelas dan iuran masih sama," kata Irsan di kantor Kemenkes, Jakarta, Rabu (15/5).
"Kalau dilihat sumber utama dari rumah tangga miskin di Indonesia, adalah pertanian. Jadi ini merupakan beberapa PR yang perlu kita perhatikan," kata Kepala BPS Kecuk Suhariyanto dalam webinar yang diselenggarakan Indef secara virtual, Rabu (17/2).
Berdasarkan rilis BPS, jumlah penduduk miskin akibat pandemi yang menghantam pada 2020, mengalami peningkatan menjadi 2,76 juta orang.
Selain itu, jumlah pengangguran juga bertambah 2,67 juta orang, sehingga terjadi pergeseran (shifting) tenaga kerja dari kota ke desa, termasuk ke sektor pertanian. Jumlah tenaga kerja pertanian pun meningkat menjadi 29,76 persen dari total distribusi tenaga kerja.
Meski kontribusi pertanian terhadap PDB cukup besar, yakni 13,7 persen, beban akibat bertambahnya tenaga kerja menjadi persoalan yang dihadapi di sektor ini.
"Ketika 'share' PDB hanya 13 persen, sementara harus menanggung 29,76 persen, tidak bisa dibayangkan beban pertanian menjadi berat. Harus diperhatikan bahwa produktivitas pertanian juga akan semakin menurun," kata Kecuk.
Kinerja Pertanian Positif
Namun demikian, Kecuk menilai bahwa kinerja sektor pertanian yang tumbuh positif harus disyukuri karena pandemi COVID-19 telah berdampak pada perekonomian Indonesia yang terpuruk, serta bertambahnya pengangguran dan jumlah penduduk miskin.
Mengingat perannya sebagai produsen pangan, Kecuk berpendapat bahwa kebijakan yang dikeluarkan Pemerintah harus berpihak pada petani, tidak hanya pada konsumen semata.
BPS mencatat bahwa sepanjang 2020, sektor pertanian berhasil tumbuh positif sebesar 1,75 persen, di saat yang bersamaan pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami kontraksi 2,07 persen.
Selain itu, pertanian merupakan satu dari tujuh sektor yang tumbuh positif, sedangkan 10 sektor lainnya mengalami kontraksi. Dalam struktur PDB Indonesia, kontribusi sektor pertanian menyumbang cukup besar, yakni 13,7 persen.
(mdk/idr)