Bos Kadin: Perekonomian Indonesia Masih Lebih Baik Dibanding Negara Lain
Menurutnya, jika dilihat tahun 2020, pertumbuhan ekonomi Indonesia memang mengalami kontraksi sebesar -2,1 persen. Namun, kata dia hal itu ditopang oleh kebijakan fiskal yang akomodatif, juga APBN yang responsif terhadap dinamika yang terjadi.
Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Arsjad Rasjid optimistis ekonomi Indonesia akan kembali bangkit dari pandemi Covid-19. Arsjad pun menilai wajar posisi Indonesia turun kelas menjadi negara menengah bawah di Juli 2021 ini akibat penyebaran virus dari Wuhan tersebut.
"Harus diingat, pandemi ini cakupannya global. Bukan hanya Indonesia, jadi yang terdampak ya semua negara, tidak ada pengecualian. Artinya kontraksi ekonomi juga terjadi di semua negara. Jadi kita bisa mengerti jika pendapatan per kapita Indonesia juga mengalami penurunan," kata Arsjad kepada Liputan6.com, Minggu (11/7).
-
Bagaimana pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal II-2023 dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya? Jika dibandingkan dengan kuartal II-2022, ekonomi RI mengalami perlambatan. Sebab tahun lalu di periode yang sama, ekonomi mampu tumbuh 5,46 persen (yoy).
-
Mengapa pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal II-2023 meningkat dibandingkan dengan kuartal I-2023? “Pertumbuhan ekonomi kita secara kuartal (q-to-q) lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang ini sejalan dengan pola yang terjadi di tahun-tahun sebelumnya, yaitu pertumbuhan triwulan II selalu lebih tinggi dibandingkan di triwulan I,” terang Edy.
-
Apa yang dilakukan Kemenkumham untuk meningkatkan perekonomian Indonesia? Menurut Yasonna, dengan diselenggarakannya Temu Bisnis Tahap VI, diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap perkembangan perekonomian Indonesia.
-
Apa yang menjadi catatan BPS tentang pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal II-2023? Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di angka 5,17 persen secara tahunan (yoy) pada kuartal II-2023.
-
Kapan pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 5,17 persen secara tahunan? Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di angka 5,17 persen secara tahunan (yoy) pada kuartal II-2023.
-
Mengapa pembangunan IKN penting bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia? “Ibu Kota Nusantara diharapkan menjadi penggerak ekonomi Indonesia di masa depan, mendukung transformasi ekonomi nasional menuju visi Indonesia Emas 2045,” jelas Teni dalam sebuah sosialisasi.
Menurutnya, jika dilihat tahun 2020, pertumbuhan ekonomi Indonesia memang mengalami kontraksi sebesar -2,1 persen. Namun, kata dia hal itu ditopang oleh kebijakan fiskal yang akomodatif, juga APBN yang responsif terhadap dinamika yang terjadi.
"Boleh dibilang, perekonomian kita tercatat masih lebih baik dibanding dengan negara lain," imbuhnya.
Dia mencontohkan beberapa negara yang kontraksi perekonomiannya melebihi Indonesia, yakni Thailand pada 2020 terkontraksi -6,1 persen, Filipina -9,5 persen, dan Malaysia -5,6 persen. Sementara India pada 2020 terkontraksi -8,0 persen, Afrika Selatan -7,0 persen, dan Brasil -4,1 persen.
"Yang jelas Kadin Indonesia dan teman-teman dunia usaha optimistis perekonomian Indonesia mampu bangkit dari dampak pandemi. Yang terpenting sekarang ini adalah bergotong royong semua, memperkuat kolaborasi untuk bersama-sama memenangkan perang melawan pandemi,” ujarnya.
Bantu Pemerintah
Dia menegaskan bahwa dunia usaha dan sektor swasta harus bahu-membahu bergerak membantu pemerintah untuk mengatasi situasi pandemi Covid-19 ini dan terlibat dalam pemulihan kesehatan. Misalnya, dalam hal ini Kadin Indonesia telah melakukan percepatan Vaksinasi Gotong Royong.
"Dan kini kami juga terlibat memberikan bantuan tabung-tabung oksigen untuk ruang-ruang darurat perawatan pasien Covid-19. Kami juga tengah menggagas untuk mendirikan rumah sakit darurat penanganan Covid-19," ungkapnya.
Sejalan dengan itu, Arsjad menegaskan, Kadin Indonesia akan terus memainkan peran strategis menjadi katalisator bagi pertumbuhan ekonomi dengan terus mendorong pengembangan pengusaha nasional, termasuk memperkuat UMKM serta mengembangkan kompetensinya.
"Yang harus kita ingat, dalam situasi saat ini, tak hanya perusahaan dalam skala besar yang harus kita selamatkan. Namun juga usaha dalam skala mikro, kecil dan menengah," pungkasnya.
Reporter: Tira Santia
Sumber: Liputan6.com
(mdk/idr)