Bos KAI Ungkap Alasan Tarif Tes GeNose Naik jadi Rp 30.000
Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (KAI), Didiek Hartantyo mengatakan, penyesuaian tarif tes skrining Covid-19 ini dilakukan untuk menjaga keberlangsungan penerapan alat GeNose itu sendiri.
Tarif tes skrining Covid-19 GeNose di stasiun kereta api naik. Di mana, dari awal Rp 20.000 menjadi Rp 30.000 per tes.
Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (KAI), Didiek Hartantyo mengatakan, penyesuaian tarif tes skrining Covid-19 ini dilakukan untuk menjaga keberlangsungan penerapan alat GeNose itu sendiri.
-
Kapan Gege meninggal? Joe atau Juhana Sutisna dari P Project mengalami duka atas meninggalnya putra kesayangannya, Edge Thariq alias Gege, pada pertengahan Mei 2024.
-
Siapa yang kagum dengan kekuatan TNI? Gamal Abdul Nasser Adalah Sahabat Dekat Presiden Sukarno Keduanya menjadi pelopor gerakan Non Blok. Karena dekat, Nasser bicara terus terang pada Presiden Sukarno.
-
Kenapa KEK Singhasari penting? KEK Singhasari berkonsentrasi pada platform ekonomi digital untuk bersinergi dengan perkembangan antara bisnis pariwisata dan ekonomi digital.
-
Kapan Sesko TNI AU resmi didirikan? Seskoau resmi didirikan pada tanggal 1 Agustus 1963.
-
Siapa sosok penemu ransum TNI? Pencipta ransum TNI ternyata bukanlah seorang tentara, melainkan seorang dokter.
-
Apa bentuk khas Kue Petulo Kembang? Kue petulo kembang ini terbilang unik karena bentuknya seperti mi gulung yang memiliki beragam warna.
"Jadi itu kan waktu soft launching, Rp 20.000. Nah ini sudah dihitung-hitungkan, ini untuk memberi keberlangsungan terus, jadi Rp 30.000," ujar Didiek saat ditemui di Stasiun Gambir, Jakarta, Jumat (18/3).
Didiek melanjutkan, penetapan tarif GeNose pada prinsipnya mengikuti kebijakan dari Menteri Perhubungan. Yang pasti, GeNose diterapkan di stasiun sebagai salah satu alternatif tes skrining Covid-19 bagi masyarakat yang hendak melakukan perjalanan menggunakan kereta api.
Didiek membeberkan, GeNose sendiri menjadi pilihan bagi masyarakat karena efektivitas dan efisiensinya. Menurut data KAI, tercatat sebanyak 218.000 orang telah melaksanakan tes GeNose di stasiun kereta api.
"Intinya kami akan terus memberikan layanan transportasi dengan protokol kesehatan. Salah satu opsi sesuai Surat Edaran Satgas adalah GeNose. Genose lebih diminati masyarakat karena lebih cepat, mudah, tidak sakit dan lebih terjangkau," jelasnya.
Harga GeNose di Online Tembus Rp90 Juta, UGM Ingatkan Masyarakat Hati-Hati
Alat skrining Covid-19 bikinan UGM bernama GeNose telah mendapatkan izin edar dan pemasaran. GeNose pun akan digunakan sejumlah instansi pemerintah untuk skrining Covid-19.
Direktur Direktorat Pengembangan Usaha dan Inkubasi UGM, Hargo Utomo mengatakan bahwa saat ini ada sejumlah pihak justru mengambil keuntungan dari GeNose terutama tentang penetapan harga jual di pasaran yang beragam.
Hargo menerangkan bahwa ada pihak yang menjual GeNose di salah satu situs jual beli online belum lama ini. Hargo menuturkan harga yang ditawarkan pun lebih mahal dibandingkan harga resmi GeNose.
"Di sana terlihat GeNose dijual dengan harga beragam. Ada yang Rp 75 juta, Rp 80 juta bahkan mencapai harga Rp 90 juta," kata Hargo, Selasa (2/2).
Hargo menegaskan distribusi GeNose sudah dikelola oleh PT Swayasa Prakarsa. Saat ini telah ada tiga distributor resmi GeNose C19 dan sedang menyusul tiga distributor lainnya.
Hargo memaparkan bahwa pihaknya telah menetapkan jika Harga Eceran Tertinggi (HET) GeNose sebesar Rp 62 juta per unit (sebelum dikenakan pajak).
"Harganya sudah ditentukan dan tidak diperbolehkan menjual di atas harga tersebut," tegas Hargo.
Hargo berharap agar masyarakat berhati-hati dan waspada dengan tawaran untuk membeli GeNose selain melalui distributor resmi yang ditunjuk. Saat ini, GeNose juga belum ditawarkan melalui situs belanja online.
Hargo yang juga mewakili UGM Science Techno Park menambahkan pemasaran GeNose C19 saat ini diprioritaskan untuk penanggulangan Covid-19 pada layanan kesehatan, rumah sakit, layanan publik, pemerintahan, sekolah, pesantren, kampus dan perusahaan/industri.
"Dalam tahap ini belum diprioritaskan untuk skala rumah tangga atau perseorangan," pungkas Hargo.
Reporter: Athika Rahma
Sumber: Liputan6
(mdk/bim)