Bos OJK: Penyaluran Kredit Jadi PR Perbankan di Solo
Sementara dari sisi dana pihak ketiga (DPK), menurut Wimboh, pertumbuhannya lebih tinggi dibandingkan kredit, yaitu mencapai 10,1 persen. Artinya, lanjut dia, banyak orang mempunyai uang dan menabung. Hanya saja usahanya yang masih perlu digerakkan.
Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Wimboh Santoso mengakui penyaluran kredit masih menjadi pekerjaan rumah (PR) Kota Solo, mengingat pertumbuhannya masih cukup rendah. Dari data yang dimiliki, pertumbuhan kredit perbankan di Solo saat ini hanya 8,8 persen.
"Ini menjadi PR bagi Kota Solo, pertumbuhan kredit perbankan hanya 8,8 persen," ujar Wimboh seusai menghadiri pelantikan Kepala OJK Solo, di rumah dinas Wali Kota Solo, Loji Gandrung, Selasa (13/8).
-
Bagaimana OJK mendorong pengembangan perbankan syariah? Berbagai kebijakan dikeluarkan OJK untuk mendorong pengembangan perbankan syariah bersama stakeholders terkait beberapa inisiatif seperti: Mulai dari perbaikan struktur industri perbankan syariah yang dilakukan melalui konsolidasi maupun spin-off unit usaha syariah (UUS). Lalu penguatan karakteristik perbankan syariah yang dapat lebih menonjolkan inovasi model bisnis yang lebih rasional, serta pendekatan kepada nasabah yang lebih humanis; Pengembangan produk yang unik dan menonjolkan kekhasan bank Syariah, sehingga dapat memberikan nilai tambah bagi masyarakat untuk meningkatkan competitiveness perbankan syariah. Lalu, peningkatan peran bank syariah sebagai katalisator ekosistem ekonomi syariah agar segala aktivitas ekonomi syariah, termasuk industri halal agar dapat dilayani dengan optimal oleh perbankan syariah; dan Kelima, peningkatan peran bank syariah pada dampak sosial melalui optimalisasi instrumen keuangan sosial Islam untuk meningkatkan social value bank syariah.
-
Apa yang ingin dicapai OJK dari pengembangan perbankan syariah? Bank syariah saat ini sedang kita coba arahkan untuk memberikan alternatif produkproduk perbankan syariah yang bukan merupakan bayangan dari produk-produk yang sudah ada di perbankan konvensional,” kata Dian.
-
Kenapa OJK mengupayakan perluasan akses keuangan di Jawa Tengah? Otoritas Jasa Keuangan bersama seluruh pemangku kepentingan terus memperluas akses keuangan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mendukung pertumbuhan ekonomi di daerah.
-
Apa yang dikatakan OJK mengenai sektor jasa keuangan Indonesia saat ini? Rapat Dewan Komisioner Bulanan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 30 Agustus 2023 menilai stabilitas sektor jasa keuangan nasional terjaga dan resilien dengan indikator prudensial. seperti permodalan maupun likuiditas yang memadai serta profil risiko yang terjaga di tengah meningkatnya ketidakpastian perekonomian global.
-
Kenapa OJK terus berupaya mengembangkan industri perbankan syariah? OJK terus berupaya mengembangkan industri perbankan syariah dengan memanfaatkan keunikan dan kekhasannya yang memiliki keunggulan dibanding produk bank konvensional. Keunggulan itu perlu dimaksimalkan agar perbankan syariah dapat memberikan dampak positif pada masyarakat dan perekonomian nasional.
-
Bagaimana OJK meningkatkan sinergi dan kolaborasi untuk memperluas akses keuangan? Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bersama seluruh pemangku kepentingan terus meningkatkan sinergi dan kolaborasi memperluas akses keuangan di seluruh wilayah Indonesia dalam mendukung Pemerintah mencapai target Inklusi Keuangan sebesar 90 persen pada 2024.
Sementara dari sisi dana pihak ketiga (DPK), pertumbuhannya lebih tinggi dibandingkan kredit, yaitu mencapai 10,1 persen. Artinya, banyak orang mempunyai uang dan menabung. Hanya saja usahanya yang masih perlu digerakkan.
"Di Solo ini banyak orang yang mempunyai duit, jangan-jangan orang Solo kalau berusaha di luar Solo," katanya.
Wimboh menegaskan bahwa sektor jasa keuangan berada di bawah pengawasan OJK. Meski demikian, sektor ini tidak bisa berjalan sendirian. Jika akan memberikan kredit harus ada yang dibiayai, dan untuk kredit yang dibiayai juga harus ada pengembangan proyek baru, sehingga tidak berhenti.
"Tanpa ada proyek baru, pertumbuhan di sektor kredit tidak akan signifikan karena penyalurannya lebih untuk konsumsi masyarakat," katanya.
Padahal, seharusnya ada pengembangan potensi daerah untuk menyerap tenaga kerja, orientasi ekspor, mendatangkan turis dari dalam dan luar negeri. Sehingga tetap harus ada sinergi untuk mewujudkannya. Wimboh menyebut bahwa pihaknya sudah melakukan identifikasi potensi. Salah satu potensi besar adalah sektor pariwisata. Karena dengan pengembangan wisata, banyak sektor ekonomi lain yang ikut terangkat.
"Kalau sektor wisata bagus, bisa mengangkat pengrajin dan industri kuliner. Selain itu, kita tahu bahwa Solo merupakan pusatnya tekstil dan mebel. Bagaimana ini bisa terus dikembangkan, otomatis akan menarik pertumbuhan yang lain," terangnya.
Wimboh menyampaikan, pertumbuhan ekonomi di Kota Solo saat ini sudah cukup baik bahkan lebih baik dibandingkan nasional. Berdasarkan data, jika pertumbuhan nasional hanya 5,17 persen untuk Kota Solo mencapai 5,75 persen. "Dari sisi inflasi juga lebih baik, jika inflasi nasional 3,32 persen untuk Kota Solo 2,65 persen," pungkas dia.
(mdk/idr)