BPS: 32 Provinsi Alami Deflasi Terdalam Sejak November 2024
Kategori makanan, minuman dan tembakau, jadi kelompok menjadi penyumbang deflasi 4 bulan berturut-turut.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat tingkat deflasi pada Juli 2024 sebesar 0,18 persen. Angka deflasi ini disebut menjadi yang terdalam sejak November 2022 lalu.
Pelaksana tugas (Plt) Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti menyampaikan, tingkat deflasi Juli 2024 disumbang paling besar oleh kelompok pengeluaran kategori makanan, minuman dan tembakau. Kelompok ini juga menjadi penyumbang deflasi 4 bulan berturut-turut.
"Tingkat deflasi kelompok makanan minuman dan tembakau pada bulan Juli 2024 adalah yang terdalam sejak November 2022," kata Amalia dalam konferensi pers, di Jakarta, Kamis (1/8).
Sebagai rinciannya, komoditas utama penyumbang deflasi selama Juli 2024 antara lain bawang merah menyumbang andil deflasi sebesar 0,11 persen.
Cabai merah menyumbang andil deflasi sebesar 0,09 persen. Tomat menyumbang andil deflasi sebesar 0,07 persen dan daging ayam ras menyumbang andil deflasi sebesar 0,04 persen.
"Di antara komoditas tersebut, tomat mengalami deflasi terdalam sepanjang 2022 sampai dengan 2024,"
ujar Amalia.
Pada kesempatan ini, Amalia menyebut deflasi pada Juli 2024 sebesar 0,18 persen ini didorong oleh deflasi komponen harga bergejolak.
Komponen harga bergejolak mengalami deflasi sebesar 1,92 persen. Komponen ini memberikan andil deflasi sebesar 0,32 persen.
"Komoditas yang dominan memberikan andil deflasi adalah bawang merah, cabe merah, tomat, daging ayam ras, bawang putih dan telur ayam ras," urainya.
Sementara itu, komponen inti mengalami inflasi sebesar 0,18 persen.
Komponen ini memberikan andil inflasi sebesar 0,12 persen komoditas yang dominan memberikan andil inflasi adalah emas perhiasan, kopi bubuk, biaya sekolah SD SMP dan SMA.
Komponen harga diatur pemerintah juga mengalami inflasi sebesar 0,11 persen dengan andil inflasi sebesar 0,02 persen.
Komoditas yang dominan memberikan andil inflasi adalah sigaret kretek mesin (SKM) dan sigaret kretek tangan (SKT).
Amalia menambahkan, sebanyak 32 dari 38 provinsi di Indonesia mengalami deflasi. Sementara 6 provinsi lainnya mengalami inflasi pada Juli 2024.
Adapun, 6 provinsi yang mengalami inflasi antara lain Papua Barat Daya dengan angka 0,25 persen, Papua Barat dengan 0,13 persen, Papua Tengah dengan 0,12 persen. Lalu, Bali dengan 0,10 persen, Jawa Barat dengan 0,06 persen, dan Jawa Timur dengan 0,04 persen.
"Deflasi terdalam sebesar 1,07 persen terjadi di Sumatera Barat. Sementara itu, inflasi tertinggi terjadi di Papua Barat Daya sebesar 0,25 persen," ucap Amalia.
Jika dilihat dari sebaran wilayahnya, di Pulau Sumatera deflasi terdalam dialami Sumatera Barat dengan 1,07 persen, sementara deflasi terendah terjadi di Aceh dengan 0,11 persen.
Lalu, di Pulau Jawa, deflasi terdalam dialami Provinsi Banten dengan 0,24 persen dan inflasi tertinggi di Jawa Barat dengan 0,06 persen.
Kawasan Bali-Nusa Tenggara mencatatkan deflasi terdalam di Nusa Tenggara Barat sebesar 0,35 persen dan inflasi tertinggi di Bali dengan 0,10 persen.
Kalimantan mencatatkan deflasi terendah di Kalimantan Utara dengan 0,01 persen dan deflasi terdalam di Kalimantan Tengah 0,68 persen.
Di wilayah Sulawesi, tercatat deflasi terendah di Sulawesi Utara dengan 0,11 persen dan deflasi terdalam di Gorontalo dengan 0,95 persen.
Serta, Maluku-Papua mencatatkan inflasi tertinggi di Papua Barat Daya dengan 0,25 persen dan deflasi terdalam di Papua Selatan dengan 0,92 persen.