BPS Catat Inflasi Maret 2019 Sebesar 0,11 Persen
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto mencatat terjadi inflasi sebesar 0,11 persen pada Maret 2019. Angka ini berbanding terbalik jika dibandingkan dengan posisi pada Februari 2019 yang mengalami deflasi sebesar 0,08 persen. Dari 82 kota sebanyak 51 kota mengalami inflasi dan 31 kota mengalami deflasi.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto mencatat terjadi inflasi sebesar 0,11 persen pada Maret 2019. Angka ini berbanding terbalik jika dibandingkan dengan posisi pada Februari 2019 yang mengalami deflasi sebesar 0,08 persen.
"Berdasarkan hasil pemantauan BPS di 82 kota terjadi inflasi 0,11 persen. Dengan inflasi 0,11 persen ini, inflasi tahun kalender 0,35 persen. Secara tahunan sebesar 0,48 persen," ujarnya di Kantor BPS, Jakarta, Senin (1/4).
-
Apa yang menjadi catatan BPS tentang pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal II-2023? Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di angka 5,17 persen secara tahunan (yoy) pada kuartal II-2023.
-
Bagaimana BRI meningkatkan inklusi keuangan di Indonesia? Sebagai bank yang berfokus pada pemberdayaan UMKM, BRI memiliki jutaan database nasabah, baik simpanan maupun pinjaman. Ini menyebabkan BRI terpapar risiko data privacy breach dan cyber security system.
-
Kapan inflasi terjadi? Inflasi terjadi ketika harga barang dan jasa secara umum mengalami kenaikan yang terus-menerus dalam suatu periode waktu tertentu hingga mengurangi daya beli uang.
-
Apa itu inflasi? Sekadar informasi, inflasi adalah kenaikan harga barang dan jasa, yang berdampak pada biaya hidup.
-
Bagaimana inflasi mempengaruhi nilai investasi? “Inflasi juga dapat memengaruhi nilai tukar. Negara-negara dengan tingkat inflasi rendah biasanya mengalami apresiasi nilai mata uang dibandingkan negara-negara dengan inflasi yang lebih tinggi,” ujar Kar Yong Ang.
-
Kenapa BSI fokus untuk memberikan kontribusi terhadap kemajuan ekonomi Indonesia? Direktur Kepatuhan & SDM BSI Tribuana Tunggadewi dalam acara tersebut mengatakan bahwa BSI sebagai bank syariah terbesar dan perusahaan milik pemerintah tentunya akan terus melakukan inovasi-inovasi kreatif untuk meningkatkan partisipasi perseroan dalam kemajuan ekonomi Indonesia. “Hal ini tentunya menjadi perhatian utama kami, bahwa sebagai perusahaan kami tidak hanya berbicara mengenai profit atau business only, tapi kami juga harus memberikan manfaat yang nyata kepada masyarakat,” kata Dewi.
Suhariyanto mengatakan, dari 82 kota sebanyak 51 kota mengalami inflasi dan 31 kota mengalami deflasi. "Inflasi tertinggi terjadi di ambon karena adanya kenaikan tarif angkutan udara," jelasnya.
Suhariyanto melanjutkan, adapun penyebab inflasi pada Maret adalah kenaikan harga bawang merah, bawang putih dan tiket pesawat. Meski demikian, dari sektor bahan makan tidak memberi andil kepada inflasi.
"Komoditas yang memberi andil kepada inflasi, adalah bawang merah memberi andil 0,06 persen. Bawang putih terjadi kenaikan 0,04 persen dan beberapa sayuran dan cabe merah 0,01 persen," jelasnya.
"Jadi bahan makanan ini ada yang turun harganya tetapi ada yang naik seperti bawang merah dan bawang putih memberi andil kepada inflasi. Tapi secara total tidak memberi andil pada keseluruhan inflasi," sambungnya.
Pada Maret, kata Suhariyanto, beberapa bahan makanan mengalami penurunan harga. Hal ini yang kemudian menyeimbangkan kondisi inflasi.
"Penyebab inflasi dan deflasi bahan makanan, untuk bahan makanan 0,01 persen pada maret tidak memberi andil pada inflasi. Ada beberapa komoditas menjadi deflasi karena ada penurunan harga beras, ayam ras, ikan segar sebesar minus 0,05 persen," tandasnya.
Sebelumnya, Survei Pemantauan Harga (SPH) yang dilakukan oleh Bank Indonesia(BI) menunjukkan Indeks Harga Konsumen (IHK) mengalami inflasi sebesar 0,14 persen secara month to month (mtm) di minggu terakhir bulan Maret 2019. Hal itu disampaikan oleh Deputi Gubernur BI Dody Budi Waluyo saat ditemui di Masjid kompleks BI, Jakarta.
"Berdasarkan pemantauan harga sampai dengan minggu IV, pada Maret 2019 diperkirakan terjadi inflasi sebesar 0,14 persen (mtm)," kata dia.
Sementara itu, jika dilihat secara tahunan laju inflasi tercatat 2,51 persen year on year (yoy) atau secara tahun kalender 0,39 persen (ytd). Dody mengungkapkan, inflasi ini masih disumbang oleh tingginya harga bawang merah dan mahalnya tiket pesawat.
"Inflasi yang relatif seperti dari bawang merah kemudian masalah angkutan udara meskipun kontribusinya semakin kecil sekitar 0,02. Artinya sudah dengan inflasi itu cukup moderat bahkan bisa dikatakan itu masih sangat kecil," ujarnya.
Penyumbang inflasi Maret 2019 antar lain berasal dari bawang merah (0,13 persen), bawang putih (0,04 persen), angkutan udara (0,02 persen), cabai rawit (0,01 persen), dan air minum kemasan (0,01 persen).
Sementara itu Dody menambahkan, beberapa komoditas yang menyumbang deflasi adalah daging ayam ras (-0,06 persen), telur ayam ras (-0,02 persen), beras, wortel, dan bensin masing-masing sebesar -0,01 persen.
"Bank sentral menilai, dengan angka inflasi tetap atau masih sejalan dengan target BI hingga akhir tahun berada pada angka 3,5 persen plus minus 1 persen," ujarnya.
Selain itu, dia menegaskan angka inflasi yang rendah juga tidak berarti terjadi penurunan daya beli masyarakat. "Inflasi rendah tidak mencerminkan daya beli kita turun," tutup deputi Bank Indonesia ini.
Baca juga:
Bank Indonesia Catat Inflasi Maret Akibat Tiket Pesawat Mahal
BI Prediksi Inflasi Maret Capai 0,10 Persen
Dipicu Harga Bawang, Inflasi Maret Diprediksi Capai 0,07 Persen
Februari Deflasi, Menko Darmin Ungkap Strategi Pemerintah Turunkan Harga Pangan
Februari Deflasi, Bank Indonesia Puji Upaya Pemerintah Turunkan Harga Pangan
BPS: Deflasi Februari 2019 Dipicu Penurunan Harga Pertamax
BPS Catat Deflasi 0,08 Persen Pada Februari 2019