BPS Catat Neraca Perdagangan Juli Surplus USD 3,26 Miliar
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca dagang Indonesia mengalami surplus sebesar USD 3,26 miliar.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan pada Juli 2020 surplus sebesar USD 3,26 miliar. Surplus tersebut terjadi akibat nilai ekspor tercatat lebih tinggi sebesar USD 13,7 miliar dan nilai impor mengalami penurunan sebesar USD 10,47 miliar.
Kepala BPS, Suhariyanto mengatakan, surplus ini jauh lebih besar dibandingkan surplus bulan Juni 2020 sebesar USD 1,27 miliar. Juga jauh lebih besar dibandingkan dengan posisi bulan Juli 2019 di mana pada waktu itu kita mengalami defisit USD 0,28 miliar.
-
Kapan BPS dibentuk? Sejarah BPS dimulai pada tahun 1960, ketika Biro Pusat Statistik didirikan.
-
Apa yang dihapus dari BPJS? Kepala Humas BPJS Kesehatan Rizzky Anugerah menjawab pertanyaan publik terkait naiknya iuran ketika Kelas Rawat Inap Standar (KRIS) berlaku.
-
Apa tugas utama dari BPS? Tugas BPS adalah melaksanakan tugas pemerintahan di bidang statistik sesuai peraturan perundang-undangan.
-
Bagaimana BRI membantu Gravfarm dalam memperluas pasar ekspor? BRI terus memberikan dukungan bagi UMKM binaannya untuk dapat “go ekspor”. Dukungan nyata tersebut diberikan melalui partisipasi UMKM binaan BRI dalam tradefair ataupun eksibisi yang dapat membantu perluasan pasar ekspor untuk pelaku usaha.
-
Kenapa ekspor telur ke Singapura bisa menjadi bukti keberhasilan Indonesia di pasar dunia? Singapura menjadi salah satu negara dengan standar mutu dan keamanan pangan yang tinggi, sehingga ekspor ini menjadi salah satu keberhasilan Indonesia di pasar dunia.
"Surplus ini terjadi karena ekspor kita secara mtm naik tinggi 14, 33 persen, sementara impornya mtm turun 2,73 persen. Jadi Alhamdulillah pada bulan Juli 2020 data masih mengalami surplus USD 3,26 miliar. Kalau kita lihat surplus ini didominasi oleh non migas," jelas dia dalam video conference di Kantornya, Jakarta, Selasa (18/8).
Jika dirinci surplus neraca perdagangan Indonesia menurut negara, pada posisi Juli 2020 Amerika Serikat (AS) menjadi terbesar yakni surplus mencapai USD 1,04 miliar. Di mana ekspor ke AS mencapai USD 1,6 miliar dan impor USD 566 juta.
"Sehingga neraca perdagangan kita dengan AS masih mengalami surplus USD 1,04 miliar. Dan di sana yang membuat surplus barang-barangnya adalah pakaian dan aksesorisnya terutama rajutan pakaian dan aksesorisnya bukan rajutan, satu lagi adalah mesin dan perlengkapan elektrik," jelas dia.
Kemudian surplus lainnya terjadi di negara-negara tujuan lain seperti India dan Filipina masing-masing USD 466 juta dan USD 460 juta.
"Sehingga dengan India kita masih surplus USD 466 juta, barang-barang utama yang membuat surplus adalah lemak dan minyak hewan nabati bahan bakar mineral dan satu lagi adalah berbagai produk kimia. Sedangkan dengan Filipina yang membuat surplus adalah bahan bakar mineral kendaraan bagiannya dan berbagai makanan dan olah," jelas dia.
Sebaliknya ada beberapa negara yang masih mengalami defisit pada Juli 2020. Di mana dengan Korea Selatan ekspor Indonesia mencapai USD 428,4 juta dan impor USD 542,6 juta. Sehingga dengan Korea Selatan pada bulan Juli 2020 mengalami mengalami defisit USD 114,2 juta.
"Karena kita banyak mengimpor mesin dan perlengkapan elektrik mesin dan peralatan mekanis dan satu lagi plastik dan barang dari plastik," ujarnya.
Sementara dengan Brazil, Indonesia juga mengalami defisit sebesar USD 138,3 juta pada bulan Juli 2020. Kemudian dengan Tiongkok pada bulan Juli 2020 juga mengalami defisit USD 694,9 juta.
"Di mana barang-barang utama yang membuat defisit kita adalah mesin dan perlengkapan elektrik dari Tiongkok mesin peralatan mekanis atau satu lagi plastik barang dari plastik," jelas dia.
Adapun secara keseuruhan BPS mencatat untuk neraca perdagangan dari Januari sampai Juli 2020 mengalami surplus USD 8,75 miliar. Surplus ini jauh lebih bagus dibandingkan posisi pada bulan Januari sampai Juli 2019 yang pada waktu itu mengalami defisit USD 2,5 miliar.
(mdk/azz)