BPS: Produksi petani menurun, harga beras mulai naik
"Harga gabah kering giling untuk Mei 2017 baik di tingkat petani maupun penggilingan mengalami kenaikan karena mulai terjadi penurunan produksi padi sehingga harga beras mulai naik," kata Kepala BPS, Suhariyanto.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, harga gabah di tingkat petani dan penggilingan mengalami kenaikan karena mulai terjadi penurunan produksi. Imbasnya, harga beras di pasaran mulai merangkak naik.
"Harga gabah kering giling untuk Mei 2017 baik di tingkat petani maupun penggilingan mengalami kenaikan karena mulai terjadi penurunan produksi padi sehingga harga beras mulai naik," kata Kepala BPS, Suhariyanto, di kantornya, Jakarta, Jumat (2/6).
-
Kenapa harga beras di Jawa Tengah naik? Kenaikan ini dinilai signifikan dengan kondisi kemarau panjang yang sedang melanda berbagai daerah di Jawa Tengah.
-
Kapan BPS dibentuk? Sejarah BPS dimulai pada tahun 1960, ketika Biro Pusat Statistik didirikan.
-
Mengapa harga beras di Jakarta naik? Harga beras kualitas premium mengalami kenaikan menjadi Rp16.700 per kilogram dari kemarin Rp16.570.
-
Bagaimana dampak kemarau panjang terhadap harga beras? Produksi sawah petani terancam gagal karena hal ini.
-
Di mana harga bahan pangan di pantau? Situs Badan Pangan Nasional (Bapanas) per Rabu 21 Februari 2024 pukul 13.00 WIB menunjukkan kenaikan harga beberapa bahan pangan, terutama beras dan cabai rawit merah.
-
Apa penghargaan terbaru yang diraih BSI? Terbaru, mereka mendapatkan apresiasi sebagai “The Best Financial Performance Bank in 2022 (KBMI 3) Asset > IDR 200 Trillion dan Excellent Financial Performance Bank in 2022” dalam acara Infobank Banking Appreciation 2023 yang diselenggarakan oleh Infobank Media Group dan “The Most Outstanding Bank Syariah” dalam acara Bisnis Indonesia Financial Award 2023.
Saat ini, kata Suhariyanto, masyarakat mengonsumsi tiga jenis beras, yaitu premium, medium dan rendah dengan tingkat konsumsi paling banyak adalah beras jenis medium sebesar 50 persen, premium 30 persen, dan rendah 20 persen. Ketiga jenis beras tersebut mengalami kenaikan harga.
"Tetapi kenaikan yang paling tinggi adalah pada beras medium yaitu 1,58 persen," ujarnya.
Kenaikan tertinggi terjadi pada beras medium sebesar 1,58 persen menjadi rata-rata Rp 8.790 per kg. Kenaikan beras premium 1,20 persen menjadi rata-rata Rp 9.436 per kg dan beras kualitas rendah naik 0,28% menjadi rata-rata Rp 8.374 per kg.
Sementara itu, selama Mei 2017, rata-rata harga gabah kering panen (GKP) di tingkat petani naik 4,10 persen menjadi Rp 4.485 per kg, dan di tingkat penggilingan Rp 4.570 per kg atau naik 4,09 persen dibandingkan harga gabah kualitas yang sama pada April 2017.
Sedangkan untuk gabah kering giling (GKG) di tingkat petani naik 5,96 persen menjadi Rp 5.531 per kg di tingkat petani dan di tingkat penggilingan Rp 5.622 per kg atau naik 5,82 persen. Harga gabah kualitas rendah di tingkat petani Rp 3.897 per kg atau naik 5,17 persen dan di tingkat penggilingan Rp 3.966 per kg atau naik 4,87 persen.
Suhariyanto menyatakan, meski petani mengalami kenaikan pendapatan tetapi harga beras di pasaran tidak naik terlalu signifikan. Hal ini menguntungkan petani dan konsumen sekaligus. "Petani mengalami kenaikan pendapatan dan harga di konsumen tetap terjaga," pungkasnya.
Baca juga:
Selama April 2017, 1,14 juta turis asing berlibur di Indonesia
Tak cuma makanan, harga busana muslim turut naik di Ramadan
Harga pangan dan rokok jadi pemicu inflasi Mei 2017
BPS sebut kenaikan TDL sumbang inflasi sampai Juni
BPS: Inflasi Mei 2017 sebesar 0,39 persen