BUMN: Pengembangan Industri Kendaraan Listrik Bukan Alat Politik untuk 2024
Arya mengungkapkan, Indonesia nantinya pun sudah akan memproduksi baterai kendaraan listrik sebelum 2024. Dia menegaskan, proyek pengembangan ekosistem baterai kendaraan listrik ini tujuannya untuk transisi energi.
Staf Khusus III Menteri BUMN, Arya Sinulingga menegaskan bahwa pengembangan ekosistem baterai kendaraan listrik tidak ada kaitannya dengan politik. Menurutnya, rencana ini sama sekali tidak menjadi alat politik menuju Pemilihan Presiden 2024 mendatang.
Sebelumnya, Wakil Ketua Komisi VII DPR RI, Ramson Siagian, dalam RDP bersama Tim Percepatan Proyek EV Battery Nasional pada Senin (1/21), mengingatkan program ini jangan hanya sekadar menjadi retorika politik menuju 2024.
-
Mobil apa yang ditabrakkan bocah itu ke tembok? Berdasarkan data yang dihimpun, mobil yang ditabrakkan bocah itu adalah mobil listrik merk Chery Omoda E5 yang ditaksir harganya sekitar Rp488 juta.
-
Kapan mobil itu ditabrakkan bocah ke tembok? Ternyata kejadian yang sempat menjadi tontonan pengunjung mall itu, terjadi pada hari Minggu, (21/4) lalu untuk lokasinya berada di Mall Of Indonesia (MOI).
-
Siapa yang terlihat berpose di samping mobil klasik? Di Samping Mobil Klasik Terakhir namun tidak kalah penting, ada foto cantiknya saat mengenakan pakaian cerah di samping mobil klasik.
-
Kenapa penumpang tersebut bercanda membawa bom? Penumpang yang diduga melakukan guyon tersebut, akhirnya dibawa keluar pesawat oleh polisi militer
-
Bagaimana posisi mobil ini bisa terlihat sangat presisi? Mobil ini diletakkan dengan sempurna, menghasilkan 10 potret posisi yang sangat presisi.
"Soal politik itu tidak ada karena jauh-jauh ini sudah ada pembentukan holding. Tidak ada hubungannya sama sekali," kata Arya dalam diskusi virtual mengenai baterai kendaraan listrik (EV) pada Selasa (2/2).
Arya mengungkapkan, Indonesia nantinya pun sudah akan memproduksi baterai kendaraan listrik sebelum 2024. Dia menegaskan, proyek pengembangan ekosistem baterai kendaraan listrik ini tujuannya untuk transisi energi.
"Tahun 2023 pun sudah berproduksi, jadi ini real. Kalau nanti pakai motor listrik, bisa pakai baterai buatan Indonesia. Jadi ini tujuannya untuk transisi energi dan kita sudah diakui dunia," tuturnya.
Diakui Tesla
Dia menyebutkan PT Aneka Tambang Tbk (Antam) sudah diakui oleh perusahaan kendaraan listrik asal Amerika Serikat (AS), Tesla. Antam merupakan salah satu perusahaan BUMN di balik Industri Battery Holding (IBH), yang bertujuan mengembangkan industri baterai kendaraan listrik di Tanah Air.
"Di website Tesla itu, salah satu yang diharapkan untuk joint partner mereka itu PT Antam. Tidak mungkin mereka mau main-main seperti itu," sambungnya.
Pada bulan lalu, melalui laporan Tesla Conflict Minerals Report, diketahui sejumlah perusahaan smelter dari seluruh dunia yang masuk rantai produksi Tesla, dan salah satunya adalah Antam.
Reporter: Andina Librianty
Sumber: Liputan6.com
(mdk/idr)