Cara Mewujudkan Keuangan yang Stabil, Harus Menghindari Impulsive Buying dan Beralih ke Kegiatan Investasi
Beralihlah dari perilaku impulsive buying ke kegiatan investasi untuk mendapatkan kehidupan finansial yang lebih mapan.
Cara Mewujudkan Keuangan yang Stabil, Harus Menghindari Impulsive Buying dan Beralih ke Kegiatan Investasi
Dalam melakukan perencanaan keuangan untuk masa depan, terkadang ada saja kendala atau permasalahan yang menghalangi. Salah satunya adalah kebiasaan melakukan impulsive buying.
Impulsive buying sendiri merupakan perilaku di mana seseorang cenderung membeli sesuatu tanpa pikir panjang lebar. Alhasil, di saat sudah membelinya, bisa saja muncul perasaan menyesal yang terlambat.
Munculnya impulsive buying ini biasanya dapat terjadi akibat berbagai kemudahan yang ditawarkan dalam berbelanja online. Berbagai diskon, gratis ongkir, hingga promo-promo menarik lainnya dipercaya jadi faktor kuat yang mendorong orang-orang untuk berbelanja secara impulsif.
Padahal faktanya, perilaku impulsive buying ini justru dapat memberikan dampak negatif pada pelakunya. Apalagi jika kebiasaan belanja impulsif ini dilakukan secara terus menerus, hal ini bisa mengakibatkan pemborosan yang tentunya dapat mengancam kesehatan finansial.
-
Kenapa impulsive buying bisa mengancam keuangan? Kebiasaan ini mungkin terlihat sepele, tapi ternyata bisa membuat kondisi keuangan pribadi jadi tidak sehat.
-
Apa itu impulsive buying? Secara umum, impulsive buying adalah perilaku membeli barang tanpa direncanakan dan tanpa memikirkan fungsi dan konsekuensinya.
-
Apa yang membuat impulsive buying bisa membuat keuangan menjadi tidak stabil? Perilaku impulsive buying ini pun bisa berbahaya bagi kestabilan finansial.
-
Kenapa orang impulsive buying sering melakukan pembelian tanpa berpikir dua kali? Impulsive buying adalah sebuah perilaku dimana seseorang cenderung membeli sesuatu hanya berdasarkan keinginan dan tanpa berpikir dua kali.
-
Bagaimana cara menghentikan impulsive buying agar bisa merencanakan keuangan dengan baik? Salah satu cara menghindari perilaku impulsive buying ini adalah dengan memahami kembali mana keinginan (wants) dan kebutuhan (needs). Dengan begitu, Anda bisa menyusun menyusun skala prioritas sebelum melakukan pembelian barang.
-
Mengapa perlu menghindari pembelian impulsif? Saat uang gaji masuk ke rekening, tidak sedikit dari pekerja langsung membuat transaksi. Entah untuk membeli kebutuhan primer atau sebatas belanja yang sebenarnya bisa ditunda. Sebisa mungkin Anda harus bisa mengontrol sikap impulsif ketika berbelanja, khususnya promo "pay day" setiap toko online.
Tidak hanya memengaruhi kesehatan finansial, perilaku belanja impulsif juga dapat berdampak negatif pada beberapa hal berikut ini.
- Penumpukan Barang Tidak Terpakai
- Rentan Terjerat Pinjaman
- Sulit Merencanakan Keuangan untuk Masa Depan
Hal inilah yang pada akhirnya membuat pengeluaran utama harus rela dikorbankan demi keinginan sesaat. Tak heran, perilaku ini pun membuat pelakunya akan kesulitan mengalokasikan dana untuk masa depan.
Alasan Mengapa Investasi Penting untuk Dilakukan
Perilaku impulsive buying sudah seharusnya dihindari agar kondisi finansial bisa tetap terjaga dan stabil. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan memahami kembali definisi keinginan (wants) dan kebutuhan (needs).
Penting bagi Anda untuk menyusun skala prioritas sebelum melakukan pembelian barang. Anda bisa menggunakan skala perencanaan keuangan dengan alokasi 40% - 30% - 20% dan 10%.
Sebanyak 20% dari dana Anda bisa digunakan untuk proteksi dan investasi. Sementara itu, 10% sisanya dapat Anda gunakan untuk dana sosial atau bantuan lainnya.
Adapun untuk porsi 20% yang dialokasikan untuk proteksi dan investasi, Anda dapat menggunakan instrumen investasi yang ditawarkan oleh PT Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk. (BRI).
Sebagai salah satu lembaga keuangan tepercaya di Indonesia, hadir dengan sejumlah instrumen investasi melalui Layanan Wealth Management BRI.
Adanya layanan BRI ini memungkinkan kamu untuk mendapatkan berbagai kemudahan dalam pengelolaan aset, termasuk konsultasi perencanaan keuangan dan investasi, proteksi, serta dana pensiun. Layanan Wealth Management BRI menyediakan beberapa produk investasi yang bisa Anda pertimbangkan untuk membantu merencanakan keuangan Anda di masa depan. Berikut beberapa instrumen investasi yang tersedia di Wealth Management BRI.
Jadikan Layanan Wealth Management BRI Sebagai Solusi Keuangan yang Tepat
- Cara Mengatasi Munculnya Perilaku Impulsif pada Diri Kita
- Lakukan Hal Ini Agar Tak Timbul Rasa Penyesalan Setelah Belanja Barang
- Stop Boros! Begini Tips Menghindari Jebakan Impulsive Buying yang Mengancam Keuanganmu
- Ubah Impulsive Buying Jadi Kelola Aset yang Lebih Efektif dengan Obligasi dan Reksa Dana BRI
- Reksa Dana
Beberapa jenis reksa dana yang tersedia pada layanan BRI Prioritas antara lain reksa dana saham, reksa dana campuran, reksa dana pendapatan tetap, reksa dana pasar uang, reksa dana terproteksi, dan reksa dana penyertaan terbatas (RDPT).
- Obligasi Ritel
Obligasi Ritel (ORI) yang tersedia dalam layanan ini adalah Obligasi Ritel seri ORI025-T3 dan ORI025-T6 yang memang merupakan seri terbaru yang ditetapkan oleh pemerintah. Kedua jenis Obligasi Ritel ini mulai dibuka penawarannya sejak 29 Januari 2024 hingga 22 Februari 2024.
Bagi para nasabah BRI Prioritas yang ingin membeli Obligasi Ritel, maka bisa dilakukan lewat SBN di BRImo. Sementara itu, proses pembelian unit Reksa Dana dapat Anda lakukan di UKER APERD (Agen Penjual Efek Reksa Dana) BRI.
Itu tadi beberapa instrumen investasi yang menjanjikan dan terpercaya pada layanan ini. Dengan hadirnya instrumen-instrumen tersebut, diharapkan agar perilaku berbelanja impulsif bisa dihindari dan impian untuk finansial stabil di masa depan pun bisa dengan mudah diwujudkan.
Yuk, andalkan Layanan Wealth Management BRI untuk pengelolaan investasi Anda.