Cara Unik Pemprov Bali Lawan Inflasi, Tanam 77.000 Cabai di Pekarangan Rumah Warga
Pemerintah Provinsi Bali bekerja sama dengan Bank Indonesia melakukan gerakan tanam cabai merdeka. Program ini memanfaatkan pekarangan rumah warga sebagai media tanam untuk membantu pemerintah mengendalikan inflasi pangan.
Harga aneka cabai kerap menjadi penyumbang inflasi pangan maupun inflasi nasional. Tingginya kebutuhan masyarakat membuat di musim-musim tertentu harganya melonjak tajam.
Demi mengatasi inflasi tersebut, Pemerintah Provinsi Bali bekerja sama dengan Bank Indonesia melakukan gerakan tanam cabai merdeka. Program ini memanfaatkan pekarangan rumah warga sebagai media tanam untuk membantu pemerintah mengendalikan inflasi pangan.
-
Apa itu inflasi? Sekadar informasi, inflasi adalah kenaikan harga barang dan jasa, yang berdampak pada biaya hidup.
-
Kapan inflasi terjadi? Inflasi terjadi ketika harga barang dan jasa secara umum mengalami kenaikan yang terus-menerus dalam suatu periode waktu tertentu hingga mengurangi daya beli uang.
-
Kenapa Pongki Barata memutuskan untuk menetap di Bali? Pongki menjelaskan bahwa keputusan tersebut juga dipengaruhi oleh kondisi kesehatan istrinya. 2 Sophie mengalami masalah kesehatan, namun setelah pindah ke Bali, kesehatannya sangat membaik dan kini sudah pulih sepenuhnya.
-
Mengapa harga beras di Jakarta naik? Harga beras kualitas premium mengalami kenaikan menjadi Rp16.700 per kilogram dari kemarin Rp16.570.
-
Kenapa daging anjing di Bali dijual dengan harga yang mahal? Menurut Dharmadi, untuk daging anjing yang dijual di Bali cukup mahal seperti sate daging anjing yang sebelumnya ditemukan di pedagang di Kabupaten Buleleng, per porsi bisa mencapai Rp50.000."Tapi karena ini dijual terbatas dan dikonsumsi oleh orang terbatas pasti harganya lebih mahal dari pada sate babi dan sate kambing, paling sekitar Rp50.000," jelasnya.
-
Apa yang dijual oleh Ibu Gobatil di Banyuwangi? Gobatil akhirnya memantapkan diri menjual menu ayam ingkung dan betutu.
Gubernur Provinsi Bali, I Wayan Koster mengungkapkan, salah satu penyumbang inflasi terbesar adalah volatile foods atau kelompok pangan bergejolak. Sebab, saat ini Indonesia tengah memasuki musim penghujan yang tentunya berdampak pada produksi pangan.
"Kami meluncurkan beberapa kegiatan strategis yaitu gerakan nasional tanam cabai merdeka 77 ribu, melalui penyerahan secara simbolis bibit cabai kepada 90 perwakilan kepala daerah," kata Koster di acara Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan Wilayah Bali Nusra di Bali, Jumat (9/12).
Koster membeberkan, Pemprov Bali telah menyusun beberapa langkah strategis untuk mengendalikan Inflasi. Pertama, melaksanakan operasi pasar yang difokuskan pada komoditas pangan strategis. Tujuannya, agar harga bahan pangan tetap keterjangkauan di tingkat masyarakat. Adapun yang dimaksud komoditas pangan strategis antara lain beras, minyak goreng, gula pasir, bawang merah, cabai besar, cabai rawit, daging ayam ras, dan telur ayam.
Cara Selanjutnya
Kedua, mendorong kerja sama antar daerah komoditas pangan untuk menjaga ketersediaan pasokan. Ketiga, optimalisasi penggunaan program bantuan sosial (bansos) dari pemerintah pusat.
Keempat, pelaksanaan program pangan bersubsidi bagi penduduk di bawah garis kemiskinan. Kelima, mengkomunikasikan harga dan lokasi penjualan komoditas kepada masyarakat untuk memperkuat komunikasi kebijakan.
Keenam, membentuk protokol guna memperkuat koordinasi dalam rangka pengendalian inflasi inflasi. Selain itu, Koster mengatakan pihaknya telah membentuk tim pengendalian inflasi baik di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota yang ada di Pulau Dewata.
Tim pengendali inflasi ini akan terus didorong terus bersinergi dengan para pemangku kepentingan di Bali. Sehingga bisa menjaga tingkat inflasi daerah agar kembali ke targetnya.
"Untuk menjaga inflasi Provinsi Bali agar dapat kembali ke sasaran yang ditetapkan yaitu 3 persen dengan deviasi plus minus 1 persen," pungkasnya.
(mdk/idr)