Cerita di Balik Izin Operasional Bandara Jember yang Telah Habis Setahun Lebih
Bandar Udara (Bandara) Notohadinegoro di Jember, Jawa Timur ternyata izin operasionalnya telah habis sejak Maret 2018 silam. Hal ini terungkap saat Komisi C DPRD Jember berkunjung ke bandara perintis yang dikelola oleh Pemkab Jember itu.
Bandar Udara (Bandara) Notohadinegoro di Jember, Jawa Timur ternyata izin operasionalnya telah habis sejak Maret 2018 silam. Hal ini terungkap saat Komisi C DPRD Jember berkunjung ke bandara perintis yang dikelola oleh Pemkab Jember itu.
"Hari ini kami sidak sebenarnya untuk mengetahui alasan Citilink, kenapa tidak lagi terbang di Jember. Ternyata benar mereka berhenti terbang dari Jember, tetapi alasannya bukan karena masalah (occupancy) penumpang," ujar David Handoko Seto, Ketua Komisi C DPRD Jember yang memimpin sidak ke UPT Bandara Notohadinegoro, yang ada di bawah Dinas Perhubungan Jember ini.
-
Bagaimana Pertamina membangun infrastruktur hijau? Langkah konkrit perseroan dalam pengembangan infrastruktur hijau, lanjut Fadjar tidak hanya dilakukan dalam Pertamina Group, tetapi juga bersama BUMN yang tergabung dalam Indonesia Battery Corporation (IBC) dalam pengembangan pabrik baterai kendaraan listrik (EV).
-
Gimana konstruksi jembatan Panyindangan dibangun? Melansir dari laman Pemkab Sumedang, jembatan ini menggunakan teknologi “judesa” untuk memperkokoh strukturnya. Judesa memiliki desain khas berupa sistem lantai, batang yang menggantung serta kabel baja sebagai pengikatnya.
-
Kapan bandara Lolak diresmikan? Bandar udara (bandara) di Provinsi Sulawesi Utara kian bertambah, kini baru saja beroperasi bandara Lolak di Bolaang Mongondow, Minggu (18/2).
-
Dimana lokasi pembebasan lahan untuk pembangunan infrastruktur pengendalian banjir di IKN? Tim terpadu fokus mempercepat pembebasan lahan warga terdampak pembangunan infrastruktur pengendalian banjir di Kelurahan Sepaku, lanjut Alimuddin, serta lahan milik warga masuk areal pembangunan jalan bebas hambatan atau tol seksi 6A dan 6B di Kelurahan Pemaluan, Kecamatan Sepaku.
-
Di mana Bandara Banyuwangi berlokasi? Bandara Banyuwangi menjadi bandara pertama di Indonesia yang berkonsep ramah lingkungan.
-
Apa saja contoh infrastruktur yang dibangun oleh Kementerian PUPR? Kementerian PUPR diamanahi 125 PSN yang harus dikerjakan, yang terdiri dari 51 ruas jalan tol dan jembatan, 56 bendungan dan irigasi, 13 proyek sektor air dan sanitasi, 2 proyek perumahan, 1 proyek tanggul pantai, 1 proyek pembangunan Indonesia Internasional Islamic university dan 1 proyek kawasan industri batang.
Sidak Komisi C ini untuk mengonfirmasi informasi tentang maskapai Citilink yang memutuskan untuk tidak lagi terbang dari dan ke Bandara Notohadinegoro Jember, sejak 14 November 2019 lalu. Keputusan Citilink ini, disebut-sebut terkait dengan sepinya penumpang yang naik pesawat dari dan ke bandara yang beroperasi sejak Juli 2014 ini.
"Tadi kita tanya, bukan karena itu (sepinya penumpang). Karena untuk occupancy (jumlah, red) penumpang mulai membaik. Tetapi ternyata ada hal prinsip yang kami temukan, yakni izin operasional dari Bandara itu (Notohadinegoro), sudah tidak berlaku sejak Maret 2018," ujar David.
Izin Tak Diurus Pemkab Jember
Komisi C DPRD Jember menyoroti serius permasalahan habisnya izin operasional bandara yang tidak segera diurus oleh Pemkab Jember ini. Menurut David, masalah perizinan bandara ini tidak hanya terkait dengan aspek legalitas, tapi juga keselamatan yang merupakan unsur penting dalam bisnis jasa penerbangan.
"Ini juga menyangkut terkait keselamatan penerbangan. Makanya kita akan segera panggil Dinas Perhubungan untuk rapat dengar pendapat," lanjut David.
Dari hasil sidak, masalah perizinan bandara ini, dianggap murni sepenuhnya jadi tanggung jawab penuh Pemkab Jember.
"Tadi kita konfirmasi ke Kepala UPT Bandara. Katanya dari UPT sudah menyampaikan ke kepala dinas (perhubungan), kemudian ke bupati. Tapi mengapa tidak ada tindak lanjut," ujar politikus Partai Nasdem ini.
Alasan Normatif
Jawaban yang didapat anggota komisi C dari UPT Bandara dirasa kurang memuaskan, sehingga dibutuhkan konfirmasi dari Dinas Perhubungan Jember yang membawahi UPT Bandara.
"Alasan normatif yang disampaikan Kepala UPT Bandara, ada persyaratan yang belum terpenuhi. Tapi bagaimanapun (terkait matinya izin operasional) adalah tanggung jawab pemerintah daerah," tandasnya.
Dikonfirmasi terpisah, Kepala UPT Bandara Notohadinegoro, Edy Purnomo enggan menjawab panjang. Edy hanya menunjukkan surat pengajuan perpanjangan operasional Bandara Notohadinegoro yang sudah diajukan oleh pihak Dinas Perhubungan.
Dalam surat itu bertanggal 14 November 2019, tertera bahwa Kepala Dinas Perhubungan Hadi Mulyono telah memohon agar Bupati Jember dr Faida, segera memproses perpanjangan izin operasional bandara Notohadinegoro. Artinya, surat itu dikirim bersamaan dengan berhentinya Citilink terbang ke Jember.
Dalam permohonannya, Kepala Dinas Perhubungan menjelaskan bahwa pihaknya telah mengirimkan surat kepada Ditjen Perhubungan Udara Kemenhub perihal permohonan Perpanjangan Sertifikat Bandar Udara Notohadinegoro pada 7 Maret 2018, atau lebih dari setahun yang lalu. Namun tidak ada keterangan tentang jawaban surat bupati atas surat tersebut.
Minta Alokasi Anggaran
Dinas Perhubungan Jember juga meminta Bupati agar mengalokasikan anggaran melalui APBD 2020 untuk mengurus perpanjangan izin operasional ke Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan RI.
Saat ditanya lebih lanjut, Edi hanya berkenan menjawab terkait hengkangnya maskapai Citilink dari Jember. Menurutnya, dari sisi okupansi (jumlah) penumpang pesawat berlangsung normal. Meskipun ada penurunan sejak Nopember 2019. "Mungkin manajemen (Citilink) ada pertimbangan lain perhitungan bisnisnya," ucap Edi.
Karena itu, sejak lama Edi telah menyarankan kepada Citilink untuk mengubah jadwal penerbangan pada rentang waktu jam pagi hari. "Karena animo pasar Jember untuk penerbangan pagi," pungkas Edi.
Dengan berhentinya Citilink menerbangi Bandara Notohadinegoro, maka maskapai penerbangan yang datang dan berangkat dari Jember kini tersisa hanya Wings Air. Maskapai ini, juga sejak Januari 2019 lalu, mengurangi frekuensi penerbangannya. Dari semula setiap hari menjadi hanya empat hari dalam seminggu. Yakni setiap hari Senin, Rabu, Jumat dan Minggu.
Citilink terhitung baru seumur jagung beroperasi di Bandara Notohadinegoro, yakni sejak 1 April 2019 lalu. Citilink melanjutkan rute yang sebelumnya diterbangi induknya, Garuda Indonesia yang menerbangi rute Jember-Surabaya sejak 16 Juli 2014.
Citilink menggunakan pesawat jenis ATR 72-600 dengan kapasitas 70 penumpang. Semula, frekuensi penerbangan Garuda setiap hari. Belakangan, karena sepi, Garuda menguranginya menjadi hanya empat kali dalam seminggu sejak Januari 2019. Penerbangan Garuda di Jember akhirnya benar-benar dihentikan sejak Maret 2019.
(mdk/idr)