Cerita pedagang Tanah Abang tak masuk e-commerce sebab tak melek internet
Salah satu pedagang mainan di yang ditemui Merdeka.com di Pasar Tanah Abang, Acang, mengakui bahwa dia sendiri belum terlalu melek terhadap e-commerce, seperti bagaimana mekanisme jual beli di dalamnya.
Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan kinerja sektor retail dalam beberapa waktu belakangan telah menunjukkan pengaruh yang baik terhadap pertumbuhan ekonomi. Meskipun, 94 persen perdagangan seperti e-commerce masih didominasi oleh produk yang berasal dari China.
Lantas apa faktor penyebab produk dan pelaku industri dalam negeri enggan masuk ke dalam perdagangan daring atau yang lebih dikenal dengan e-commerce?
-
Apa perbedaan utama antara e-commerce dan marketplace? Meskipun keduanya seringkali digunakan secara bergantian, namun sebenarnya ada perbedaan yang signifikan di antara keduanya.
-
Siapa yang melakukan riset tentang kepuasan berbelanja online di e-commerce? Melihat situasi pasar digital di awal tahun 2024 yang terus bergerak mengikuti perkembangan kebutuhan dan preferensi masyarakat, IPSOS melakukan riset dengan tajuk ”Pengalaman dan Kepuasan Belanja Online di E-commerce”.
-
Bagaimana caranya agar bisnis online shop yang dijalankan bisa banyak dikunjungi? "Daftarkan juga usaha ke berbagai platform online supaya online shop Anda banyak dikunjungi oleh khalayak ramai," tulis CIMB Niaga dikutip Selasa (23/7).
-
Kenapa nama toko yang unik dan lucu dianggap penting untuk online shop? Bukan tanpa alasan, nama toko yang unik dan lucu akan memberikan kesan menarik bagi calon pelanggan.
-
Dimana kita bisa menemukan inspirasi kata-kata selamat datang di online shop? Melansir dari berbagai sumber, Rabu (1/11), berikut merdeka.com rangkum mengenai 40 kata-kata selamat datang di online shop yang bisa dijadikan sebagai bahan referensi.
-
Apa yang menjadi faktor utama Shopee unggul dalam kepuasan berbelanja online? Keunggulan Shopee dalam tingkat kepuasan, didukung oleh data, dimana Shopee (62%) menjadi pilihan pertama untuk direkomendasikan oleh konsumen kepada kerabat dekatnya, diikuti oleh Tokopedia (46%), TikTok Shop (42%), dan Lazada (36%).
Salah satu pedagang mainan di yang ditemui Merdeka.com di Pasar Tanah Abang, Acang, mengakui bahwa dia sendiri belum terlalu melek terhadap e-commerce, seperti bagaimana mekanisme jual beli di dalamnya. Dia menilai, e-commerce dengan keharusan tersambung dengan internet sebagai sesuatu yang asing baginya dan bikin rumit.
"Belum ngerti saya (soal e-commerce), yang internet ya, masih rumit (sulit memahami e-commerce. Bagaimana mau ke sana e-commerce kalau nggak ngerti. Repot, susah," ungkapnya di Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat, Rabu (3/1).
Karena itu, pria 41 tahun ini memutuskan untuk berjualan secara offline saja dengan cara duduk dan menunggu pembeli barang dagangan di depan pintu masuk Pasar.
"Saya yang praktis saja (offline). Tunggu orang yang lewat-lewat saja," kata dia.
Ketika dimintai tanggapannya soal banyaknya produk China, terutama produk mainan yang membanjiri pasar Indonesia, Acang mengatakan bahwa hal tersebut lebih disebabkan karena belum kuatnya produksi mainan dalam negeri.
"Memang ada? Setahu saya belum ada. Banyakan dari China," ujarnya.
Karena itu, dia mengharapkan agar pengembangan produk dalam negeri terutama produk mainan lebih ditingkatkan lagi.
"Lebih bagus produk kita lah. Mending jual kita saja. Untuk apa jual dari luar, tapi masih banyak yang dari China," tandasnya.
Baca juga:
Menebak penyebab e-commerce RI dikuasai produk China
Indef soal e-commerce RI dikuasai produk China: Jangan salahkan yang jual
E-commerce dan pariwisata jadi sektor penyumbang ekonomi RI terbesar di 2018
Wapres JK: 94 Persen barang yang dijual e-commerce RI adalah produk asal China
Sarinah gandengan Telkom luncurkan Sarinah Store Online