Ceruk Pasar Bisnis Asuransi di Indonesia Masih Sangat Besar, Ini Buktinya
Industri asuransi berperan mengakumulasi sumber-sumber pendapatan yang ada dalam masyarakat
Penetrasi asuransi di Indonesia baru mencapai 3,18 persen di 2021 silam
Ceruk Pasar Bisnis Asuransi di Indonesia Masih Sangat Besar, Ini Buktinya
Potensi Bisnis Asuransi di Indonesia
Indonesia menjadi salah satu negara dengan potensi pasar asuransi yang masih sangat besar. Sebab, sejauh ini masih banyak masyarakat Indonesia yang belum menggunakan produk asuransi. Data OJK mencatat bahwa tingkat penetrasi asuransi di Indonesia pada tahun 2021 baru mencapai 3,18 persen, yang terdiri dari penetrasi asuransi sosial 1,45 persen, asuransi jiwa 1,19 persen, asuransi umum 0,47 persen, dan sisanya asuransi wajib.
- Perkuat Pengawasan Asuransi, OJK Kerja Sama dengan Dua Lembaga Korea
- Jaga Kepercayaan Masyarakat Terhadap Industri Jasa Keuangan, OJK Ngajar di Makassar & Bogor
- Klaim Asuransi Meningkat Tajam Akibat Buruknya Kualitas udara, Ini Datanya
- Masyarakat Lebih Pilih BPJS Kesehatan Dibanding Asuransi Lain, Ini Alasannya
Jika masyarakat Indonesia sudah banyak menggunakan produk asuransi, ini menjadi salah satu indikator sebuah negara maju. Untuk itu, pemerintah bersama perusahaan asuransi terus menggenjot pasar asuransi.
Plt Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kementerian Koordinator (Kemenko) Bidang Perekonomian, Ferry Irawan mengatakan, Rancangan Akhir Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025-2045 menargetkan pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 6 persen hingga 7 persen.
Untuk mencapai target yang lebih tinggi tersebut, diperlukan sumber-sumber pertumbuhan lain.
Salah satunya peran industri atau sektor keuangan sangatlah. Di mana diantaranya adalah industri asuransi.
Ferry menjelaskan, asuransi memiliki dua peranan penting. Pertama industri asuransi sebagai satu sektor yang bisa tumbuh untuk mensupport target 6-7 persen pertumbuhan ekonomi.
Kedua, industri asuransi juga berperan mengakumulasi sumber-sumber pendapatan yang ada dalam masyarakat yang kemudian disalurkan ke berbagai investasi atau sektor yang memang produktif.
"Ini diharapkan bisa memperkuat fundamental ekonomi kita sampai jangka menengah panjang," ujar Ferry seperti ditulis Liputan6.com.
"Melihat karakter masyarakat Medan yang pekerja keras dan sangat bisa melihat peluang di mana sumber pendapatan berada, kita percaya kantor pemasaran Medan akan bertumbuh dengan pesat," ujar dia.
Chief Agency Officer Bhinneka Life, Johan R. Waworuntu menyebut, pembukaan kantor pemasaran ini menjadi strategi yang tepat dalam membidik pangsa pasar menjadi lebih luas lagi. Hal ini juga didukung dengan tenaga pemasar serta produk Bhinneka Life.
"Perluasan pangsa pasar ini tentunya juga didukung oleh seluruh agen pemasar profesional kami dan produk unggulan yang salah satunya adalah Bhinneka Assurance Income Protection yang dapat memberikan manfaat perlindungan pendapatan keluarga Indonesia," katanya.
Johan menjelaskan, produk Bhinneka Assurance Income Protection memiliki premi tetap mulai dari Rp400 ribu. Produk ini juga memiliki perlindungan hingga maksimum usia 70 tahun serta pengembalian premi 100 persen untuk manfaat hidup dan meninggal dunia. Saat ini Bhinneka Life memiliki lebih dari 15 ribu orang agen pemasar yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia. Pada periode Januari sampai dengan April 2023, Bhinneka Life telah menunaikan kewajiban pembayaran klaim nasabah senilai Rp167 miliar. Sumber: Liputan6.com