Daftar Komoditas Ekspor yang Turun di Desember 2021
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatatkan nilai ekspor Indonesia pada bulan Desember 2021 turun 2,04 persen dibandingkan November 2021. Penurunan ekspor terbesar terjadi pada komoditas bahan bakar mineral yang turun hingga 21,32 persen.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatatkan nilai ekspor Indonesia pada bulan Desember 2021 turun 2,04 persen dibandingkan November 2021. Penurunan ekspor terbesar terjadi pada komoditas bahan bakar mineral yang turun hingga 21,32 persen.
"Penurunan terbesar ekspor nonmigas Desember 2021 terhadap November 2021 terjadi pada komoditas bahan bakar mineral sebesar USD 880,4 juta," kata Kepala BPS Margo Yuwono dalam konferensi pers di Gedung BPS, Jakarta Pusat, Senin (17/1).
-
Apa yang menjadi catatan BPS tentang pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal II-2023? Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di angka 5,17 persen secara tahunan (yoy) pada kuartal II-2023.
-
Kapan BPS dibentuk? Sejarah BPS dimulai pada tahun 1960, ketika Biro Pusat Statistik didirikan.
-
Kenapa ekspor telur ke Singapura bisa menjadi bukti keberhasilan Indonesia di pasar dunia? Singapura menjadi salah satu negara dengan standar mutu dan keamanan pangan yang tinggi, sehingga ekspor ini menjadi salah satu keberhasilan Indonesia di pasar dunia.
-
Kenapa bisnis baju bekas impor dilarang di Indonesia? Presiden Jokowi mengungkapkan bisnis baju bekas impor ilegal sangat mengganggu industri tekstil dalam negeri.
-
Kenapa BSI fokus untuk memberikan kontribusi terhadap kemajuan ekonomi Indonesia? Direktur Kepatuhan & SDM BSI Tribuana Tunggadewi dalam acara tersebut mengatakan bahwa BSI sebagai bank syariah terbesar dan perusahaan milik pemerintah tentunya akan terus melakukan inovasi-inovasi kreatif untuk meningkatkan partisipasi perseroan dalam kemajuan ekonomi Indonesia. “Hal ini tentunya menjadi perhatian utama kami, bahwa sebagai perusahaan kami tidak hanya berbicara mengenai profit atau business only, tapi kami juga harus memberikan manfaat yang nyata kepada masyarakat,” kata Dewi.
-
Apa yang dihapus dari BPJS? Kepala Humas BPJS Kesehatan Rizzky Anugerah menjawab pertanyaan publik terkait naiknya iuran ketika Kelas Rawat Inap Standar (KRIS) berlaku.
Komoditas lainnya yang juga menurun nilai ekspornya antara lain logam mulia dan perhiasan/ permata USD 296,3 juta (52,98 persen), bijih logam, terak dan abu USD 181,5 juta (24,07 persen), pupuk USD 54,4 juta (59,67 persen), serta kakao dan olahannya USD 49,4 juta (33,69 persen).
Sementara itu, peningkatan ekspor terbesar terjadi pada lemak dan minyak hewan/nabati USD 428,8 juta (16,84 persen). Kemudian disusul mesin dan perlengkapan elektrik serta bagiannya USD 172,1 juta (16,23 persen), nikel dan barang daripadanya USD 92,5 juta (64,62 persen), serta berbagai produk kimia USD 82,6 juta (12,93 persen).
Berdasarkan negara tujuan, produk ekspor non migas terbesar dikirim ke China dengan nilai ekspor USD 5,10 miliar. Disusul ke Amerika Serikat yang nilainya mencapai USD 2,64 miliar dan Jepang USD 1,70 miliar.
"Kontribusi ketiganya mencapai 44,34 persen," kata Margo.
Ekspor produk Indonesia ke negara-negara ASEAN nilainya mencapai USD 2,93 miliar. Sedangkan ke 27 negara di Uni Eropa hanya USD 1,71 miliar.
Sementara itu, total nilai ekspor non migas Indonesia ke 13 negara yakni USD 15,54 miliar. Negara-negara yang dimaksud yakni Singapura, Malaysia, Thailand, Jerman, Belanda, Italia, China, Jepang, Amerika Serikat, India, Australia, Korea Selatan dan Taiwan.
Capaian di bulan Desember 2021 tersebut mengalami penurunan 1,53 persen atau turun USD 241,5 juta dibandingkan November 2021.
Penurunan Nilai Ekspor
Penurunan tersebut disebabkan turunnya nilai ekspor ke sebagian besar negara tujuan utama. Antara lain China menjadi USD 310,4 juta atau turun 5,74 persen. Malaysia menjadi USD 224,1 juta atau turun 18,74 persen, dan Italia menjadi USD 59,7 juta atau turun 19,40 persen.
Meski begitu, beberapa negara yang mengalami peningkatan diantaranya Amerika Serikat menjadi USD 100,8 juta atau naik 3,97 persen. Thailand menjadi USD 96,4 juta atau naik 20,27 persen. Taiwan menjadi USD 90,0 juta, naik 17,54 persen).
Sementara ekspor ke ASEAN dan Uni Eropa pada Desember 2021 masing-masing mencapai USD 3,93 miliar dan USD 1,70 miliar. Keduanya juga mengalami penurunan sebesar 5,01 persen di ASEAN dan 5,15 persen ke Uni Eropa dibanding November 2021.
Secara kumulatif, nilai ekspor Indonesia Januari–Desember 2021 mencapai USD 231,54 miliar. Capaian ini naik 41,88 persen dibanding periode yang sama tahun 2020.
Sehingga ekspor nonmigas sepanjang tahun lalu mencapai USD 219,27 miliar atau naik 41,52 persen. Menurut provinsi asal barang, sepanjang 2021 berasal dari Jawa Barat dengan nilai USD 33,86 miliar atau berkontribusi hingga 14,62 persen.
Kemudian diikuti Kalimantan Timur dengan nilai ekspor USD 24,32 miliar, berkontribusi 10,50 persen. Lalu Jawa Timur dengan nilai ekspor mencapai USD 23,00 miliar atau berkontribusi sebesar 9,94 persen.
(mdk/azz)