Dampak jika pungutan isi ulang e-money hilang versi TransJakarta
Bank Indonesia tengah menggodok aturan pengenaan biaya isi ulang uang elektronik atau e-money. Aturan ini akan mengatur besaran pungutan untuk bank dan merchant atau toko-toko ritel di setiap isi ulang uang elektronik. TransJakarta juga menjadi salah satu merchant isi ulang uang elektronik tersebut.
Bank Indonesia tengah menggodok aturan pengenaan biaya isi ulang uang elektronik atau e-money. Rencananya, aturan ini akan keluar pada akhir tahun ini.
Aturan ini akan mengatur besaran pungutan untuk bank dan merchant atau toko-toko ritel di setiap isi ulang uang elektronik. TransJakarta juga menjadi salah satu merchant isi ulang uang elektronik tersebut.
Lalu, Bagaimana dampak ke merchant jika pungutan tersebut dihilangkan?
Humas PT TransJakarta Wibowo mengatakan isi ulang uang elektronik bukan tanggung jawab merchant, melainkan tanggung jawab perbankan. Dia mengaku keberatan jika pungutan biaya isi ulang tersebut dibebankan ke TransJakarta.
"Itu kan bukan tanggung jawab kita. Tapi tanggung jawab perbankan," ujarnya kepada merdeka.com di Jakarta, Rabu (20/9).
Dia menegaskan jika pungutan di merchant dihilangkan, beban biaya tersebut tetap ditanggung. Saat ini, pengguna uang elektronik dikenakan pungutan Rp 2.000 jika mengisi ulang di halte TransJakarta secara tunai.
"Namun, jika pakai debit, biayanya gratis. Sebab, kami menanggung penambahan resiko dari uang tunai tersebut," tegasnya.
Menurutnya, jika pungutan hilang maka TransJakarta akan mendapatkan peringatan dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Alasannya, TransJakarta ikut menanggung beban lewat isi ulang uang elektronik yang seharusnya menjadi kewajiban pihak perbankan.
Wibowo menjelaskan pengenaan pungutan isi ulang sebesar Rp 2.000 dinilai sebagai biaya administrasi perbankan. Dalam aturan kerja sama, perbankan harus menyediakan petugas untuk isi ulang e-money. Namun, perbankan malah membebankan isi ulang e-money ke merchant.
"Untuk itu, sebagai biaya operasional, kami potong Rp 2.000," pungkasnya.
-
Kenapa Bank Indonesia mengembangkan Rupiah Digital? Selain menjadi mata uang yang cepat, mudah, murah, aman, dan andal dalam ekosistem digital di masa depan, Rupiah Digital juga menjadi solusi yang memastikan Rupiah tetap menjadi satu-satunya mata uang yang sah di NKRI.
-
Bagaimana cara transaksi dengan menggunakan kartu kredit Indonesia dalam kerja sama BNI dan Bank Lampung? Kerja sama ditujukan untuk mendukung gerakan bangga buatan Indonesia (GBBI), dimana untuk seluruh transaksi dengan menggunakan KKI akan diproses melalui sistem pembayaran dalam negeri.
-
Siapa yang menggunakan layanan transportasi online di Indonesia? Berdasarkan riset Google, Temasek, dan Bain & Company pada 2022, layanan transportasi online digunakan oleh 80 persen populasi Indonesia.
-
Bagaimana BRI memudahkan transfer uang dari Korea Selatan ke Indonesia? BRI juga telah memberikan kemudahan layanan transfer uang dari Korea Selatan ke Indonesia lewat integrasi platform unggulan BRI yaitu BRIfast Remittance dengan jaringan E9pay.
-
Apa yang diraih oleh Bank Syariah Indonesia? BSI mendapatkan penghargaan sebagai The Indonesia Customer Experience of The Year – Banking Award dalam ajang Asian Experience Awards 2023.
-
Bagaimana QLola by BRI membantu transaksi ekspor? Transaksi ekspor semakin mudah dengan beragam layanan yang bisa dinikmati nasabah melalui QLola by BRI.
Baca juga:
Penjelasan lengkap polemik biaya isi ulang e-money
Ini yang akan diatur BI dalam aturan baru e-money
Ini lokasi yang kerap dikenakan biaya isi ulang e-money
BI janjikan biaya isi ulang e-money rata di seluruh lokasi
Bank Mandiri: Sampai saat ini, isi ulang uang elektronik tak kena biaya
Di Indonesia diminta bayar, bagaimana isi ulang e-money di dunia?