Daya Saing Indonesia di Posisi ke-45, Menko Airlangga: Jumlah Startup di Indonesia Lebih Banyak dari Jerman
Dalam 5 tahun, posisi daya saing RI naik 11 Peringkat dari nomor 56 ke 45.
Riset World Competitiveness Ranking (WCDR) 2023 mencatat daya saing digital Indonesia berada di posisi 45 dunia. Riset ini dilakukan oleh IMD (International Institute for Management Development) asal Swiss.
- Menteri Teten Masduki Ungkap 3 Tantangan Besar Dihadapi Start-Up di Indonesia
- Airlangga Ungkap Peringkat Daya Saing Indonesia Lampaui Jepang hingga Inggris
- Daftar Negara Asean Paling Banyak Pengangguran, Indonesia Nomor Berapa?
- Airlangga Buka-bukaan soal Peluang RI Masuk Jurang Resesi: Hasil Survei, Kita Terendah di Dunia
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan naiknya peringkat tersebut menunjukkan adanya kemajuan pesat di ekosistem dan keuangan digital di Tanah Air. Mengingat di tahun 2019 posisi Indonesia ada di nomor 56.
"Indonesia menunjukkan kemajuan pesat di ekosistem dan keuangan digital ini tercermin dari peningkatan world digital Competitiveness di tahun 2019 kita masih di nomor 56 dan menjadi peringkat ke-45 di tahun 2023. Jadi, naik 11 tingkat," kata Airlangga dalam pembukaan Karya Kreatif Indonesia (KKI) dan Festival Ekonomi dan Keuangan Digital (FEKDI) 2024, di Jakarta, Kamis (1/8).
Sebagai informasi, riset IMD WCC 2023 ini membandingkan peringkat kemapanan daya saing digital dari 64 negara. Riset ini menyebut lima negara dengan saing digital terbaik di 2023 adalah Amerika Serikat, Belanda, Singapura, Denmark, dan Swiss.
Dalam riset ini, Indonesia juga tercatat menunjukkan daya saing digital yang lebih unggul dibandingkan negara Asia lain, seperti India (peringkat 49), Filipina (peringkat 59), dan Mongolia (peringkat 63).
Kendati demikian, untuk wilayah Asia Tenggara, Indonesia masih kalah dari sejumlah negara tetangga, seperti Singapura (peringkat 3), Malaysia (peringkat 33), dan Thailand (peringkat 35).
Dari peningkatan daya saing digital tersebut, jumlah startup Indonesia juga berada di peringkat ke-6 secara global dengan startup inovatif terbanyak atau peringkat ke-1 di ASEAN. Bahkan Indonesia lebih tinggi daripada Jerman.
"Pak (Jokowi) jadi kita di Asean nomor satu. Singapura di peringkat ke-11," kata Airlangga.
Airlangga menyampaikan, saat ini jumlah startup unicorn Indonesia berjumlah 15. Dari jumlah tersebut, ada 2 decacorn yang sudah masuk kancah global, di antaranya Goto dan J&TExpress.
"Kita juga memiliki 15 unicorn dan 2 decacorn yang sudah global adalah Goto, dia beroperasi di Singapura, Thailand, Vietnam, Filipina, India dan Tiongkok. Dan juga J&TExpress untuk pengiriman logistik di 13 negara," pungkasnya.