Dengan teknologi, bisnis merek baru bisa libas produk ternama
"Dulu mungkin susah mengalahkan brand-brand yang besar. Sekarang tidak, eranya sudah berubah."
Pendiri PT Paramita Singgih, pemegang brand Men's Republic, Yasa Singgih menilai, alur bisnis di dunia saat ini sudah berubah. Merek-merek baru yang belum terkenal bisa melibas pasar merek-merek ternama yang sudah malang melintang di dunia bisnis.
Modalnya, lanjut Yasa, pemanfaatan teknologi informasi di samping keberanian menjalankan bisnis serta konsistensi dan inovasi.
-
Bagaimana Kota Tua Jakarta berkembang menjadi pusat perdagangan? Kota ini menjadi markas besar VOC di Hindia Timur dan berkembang pesat dari perdagangan rempah-rempah.
-
Bagaimana cara pemerintah memastikan Jakarta tetap menjadi pusat bisnis setelah IKN pindah? Sebelumnya, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah memberikan jaminan bahwa Jakarta akan tetap menjadi pusat bisnis meski IKN pindah ke Kalimantan. Asisten Perekonomian dan Keuangan Sekretaris Daerah DKI Jakarta, Sri Haryati, menyatakan hal ini dalam Indonesia Retail Summit (IRS) 2023 di Jakarta, Senin (14/8/2023).
-
Kenapa Jakarta semakin macet? Kemacetan di Jakarta dari waktu ke waktu semakin parah. Hingga kini, macet menjadi salah satu pekerjaan rumah yang harus diselesaikan oleh pemerintah provinsi DKI.
-
Mengapa Jakarta berubah dari kota pelabuhan kecil menjadi pusat perdagangan dunia? Geliat perdagangan berputar cepat di sini bahkan hingga jadi kota pelabuhan yang dikenal dunia.Kondisi ini terjadi setelah masuknya kolonialisme Eropa yang cukup masif, terlebih saat berdirinya kongsi dagang VOC.
-
Mengapa kemacetan di Jakarta meningkat? Syafrin juga menuturkan peringkat kemacetan DKI Jakarta mengalami kenaikan. Sebelumnya peringkat 46, kini menjadi peringkat 29.
-
Bagaimana pertumbuhan permintaan terhadap rumah di Jakarta? “Pada Juni 2024, pertumbuhan permintaan (enquiries) terhadap rumah di Jakarta yang disewa tumbuh 59,8 persen dan hunian yang dijual sebesar 114,9 persen secara tahunan,” kata Head of Research Rumah123 Marisa Jaya dilansir Antara, Selasa (30/7).
"Sekarang ini adalah eranya kita bisa mengalahkan status quo, dulu mungkin susah mengalahkan brand-brand yang besar. Sekarang tidak, eranya sudah berubah," kata Yasa di Citra Tower, Kemayoran, Jakarta, Kamis (31/3).
Yasa menegaskan, perkembangan bisnis saat ini condong berpihak kepada pelaku bisnis yang cepat memanfaatkan situasi dan perkembangan zaman. Selain itu, pelayanan yang cepat dan memuaskan akan selalu dilihat oleh konsumen.
"Yang cepat itu bisa mengalahkan yang besar. Brand besar biasanya enggak peka," imbuh Yasa.
Selain itu, untuk memulai bisnis, Yasa menilai saat ini keberadaan kantor sudah bukan hal utama. Kendali bisnis bisa dilakukan di rumah. Yasa sendiri mengaku sempat memiliki kantor untuk menjalankan bisnisnya. Namun kantor yang ia gunakan tidak mampu menampung pasokan barang yang jumlahnya kini mencapai ribuan item.
"Saya awalnya sewa office place, terus enggak muat, ya sudah pindah ke rumah. Rumah berantakan, barang di mana-mana. Tapi tahun ini kita akan pindah ke office yang baru. Tetap kita enggak boleh nyaman di rumah saja, tetap kita harus punya office," tutup Yasa.
(mdk/idr)