Di Indonesia, konsumsi rokok lebih tinggi dibanding protein
Era 80-an, Indonesia pernah dikejutkan dengan fenomena anak bertubuh pendek akibat kurang gizi.
Pakar Ekonomi Pangan Bustanul Arifin prihatin dengan konsumsi protein masyarakat Indonesia semakin menurun. Sebaliknya, konsumsi rokok justru naik, lebih tinggi dari protein.
"Konsumsi protein lebih rendah daripada rokok, saya khawatir ini angka gizi kurang masuk di dalam gizi buruk 20 persen," kata Bustanul di Jakarta, Senin (15/12).
-
Apa itu rokok putih? Rokok putih adalah rokok buatan pabrik yang tidak mengandung campuran tambahan cengkeh atau menyan.
-
Bagaimana rokok merusak paru-paru? Akumulasi zat-zat berbahaya dari asap rokok dalam jangka panjang menyebabkan iritasi dan peradangan kronis pada paru-paru, mengurangi kemampuan organ ini untuk bekerja dengan optimal.
-
Kapan Perang Cumbok berakhir? Konflik yang berlangsung sampai pertengahan Januari 1946 ini dimenangkan oleh kelompok PUSA yang didukung langsung oleh milisi rakyat dan Tentara Keamanan Rakyat (TKR).
-
Kenapa boraks berbahaya? Boraks dapat menumpuk dalam tubuh manusia dan menimbulkan berbagai gangguan kesehatan serius.
-
Kapan Tangkuban Perahu buka? TWA Gunung Tangkuban Parahu, dibuka setiap hari. TWA Gunung Tangkuban Perahu buka mulai pukul 07.00 pagi hingga 17.00 sore, dengan jam terakhir masuk pukul 16.00.
-
Bagaimana bentuk kerajinan perak Koto Gadang? Dilansir dari laman indonesiakaya.com, kerajinan perak di desa ini memiliki keunikan yang terletak pada bentuknya yang halus dan warna yang tidak terlalu berkilau. Hal ini sedikit menimbulkan kesan tidak menyolok mata saat digunakan.
Untuk itu, pemerintah perlu memberikan edukasi tentang pangan kepada masyarakat. Terutama guna memajukan pangan lokal. "Butuh komunikasi Informasi dan Edukasi. Promosi pangan lokal di daerah," jelas Bustanul.
Bustanul menceritakan, sekitar era 80-an, Indonesia pernah dikejutkan dengan fenomena anak bertubuh pendek akibat kurang gizi. Kejadian itu berpotensi terulang lagi.
Bustanul menyebutkan, saat ini terdapat 32 persen anak bertubuh pendek. Dia khawatir fenomena aneh 80-an itu bakal terulang kembali.
"Anak pendek ada 32 persen, kita menduga anggap persoalan tahun 80 akan muncul lagi," terangnya.