Di ISF 2023, Luhut Klaim Indonesia Sebagai Pelopor Gerakan Dekarbonisasi
Dekarbonisasi merupakan proses pengurangan emisi gas rumah kaca, khususnya karbon dioksida (CO2) yang dapat menyebabkan perubahan iklim.
Dekarbonisasi merupakan proses pengurangan emisi gas rumah kaca, khususnya karbon dioksida (CO2) yang dapat menyebabkan perubahan iklim.
Di ISF 2023, Luhut Klaim Indonesia Sebagai Pelopor Gerakan Dekarbonisasi
Luhut Klaim Indonesia Sebagai Pelopor Gerakan Dekarbonisasi
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan, mengklaim Indonesia merupakan pelopor aksi dekarbonisasi global.
Dekarbonisasi merupakan proses pengurangan emisi gas rumah kaca, khususnya karbon dioksida (CO2) yang dapat menyebabkan perubahan iklim.
"Indonesia telah mempelopori beberapa proyek dan komitmen dekarbonisasi terbesar," kata Luhut dalam konferensi pers Indonesia Sustainability Forum (ISF) 2023 di Park Hyatt, Jakarta, Kamis (7/9).
- Dapat Dana Karbon, Kutai Timur Fokuskan ke Desa
- Dana JEPT Tak Kunjung Cair, Pemerintah Cari Sumber Utang Lain untuk Pensiunkan PLTU Batubara
- 250 Industri Pemanas dari 16 Negara Kumpul di Jakarta, Cari Solusi Hadapi Tantangan Perubahan Iklim
- Delegasi KTT ASEAN Keliling TMII Pakai Kendaraan Listrik, Dukung Jakarta Bebas Polusi
Komitmen pemerintah tersebut dibuktikan melalui program karbon netral atau net zero emission pada tahun 2060 atau lebih awal.
Ini karena Pemerintah menyadari krisis iklim berdampak pada ketahanan pangan, pembangunan daerah pedesaan, dan kemiskinan.
"Indonesia menargetkan emisi nol bersih pada tahun 2060," beber Luhut.
Selain itu, Indonesia juga terbuka untuk berkolaborasi bersama investor asing dalam mengatasi tantangan keberlanjutan global.
Luhut menaksir kebutuhan investasi energi baru dan terbarukan (EBT) lintas negara mencapai USD30 miliar.
Satu sisi, krisis iklim telah menjadi permasalahan utama masyarakat dunia. Pada bulan Juli 2023 terjadi suhu rata-rata global tertinggi dalam sejarah, dengan 1,5 derajat Celcius lebih hangat dibandingkan rata-rata pada masa pra-industri.
"Planet kita kini semakin layak dihuni dengan jumlah yang memecahkan rekor dan skala bencana yang merusak,"
ungkap Luhut.
Oleh karena itu, Luhut berharap ISF 2023 dapat menjadi ajang kemitraan strategis bersama investor dalam dan luar negeri dalam pemanfaatan SDA di Indonesia.
Kolaborasi ini penting untuk mendukung upaya Pemerintah untuk meningkatkan ekonomi hijau melalui bisnis ramah lingkungan dan lebih berkelanjutan.
"Setiap orang perlu mengambil tindakan dan bertindak untuk menyelamatkan masa depan dari perubahan iklim. Saya berharap melalui ISF, kita bisa membawa pulang wawasan dan benih yang luas kemitraan yang berdampak dalam mengejar pertumbuhan yang berkelanjutan dan inklusif," pungkasnya.