Dibanding reshuffle, JK lebih suka menteri ekonomi perbaiki kinerja
JK menekankan menteri-menteri ekonomi harus bekerja lebih efektif.
Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) menyatakan turunnya pertumbuhan ekonomi di triwulan kedua menjadi sebesar 4,67 persen, bukan disebabkan kinerja menteri-menteri ekonomi kabinet kerja tidak maksimal. Menurut JK, lemahnya pertumbuhan ekonomi triwulan kedua lebih disebabkan oleh kondisi perekonomian global.
"Ini faktor luar lebih banyak dari faktor dalam. Jadi kalau faktor eksternal itu siapa pun menteri ekonominya tidak banyak (tidak banyak berpengaruh), tapi memang perlu perbaikan kinerja, pasti itu," tegas JK di Kantornya, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Kamis (6/8).
JK menekankan menteri-menteri ekonomi harus bekerja lebih efektif seperti membuat perencanaan yang bagus, serta saling berkoordinasi dengan baik. JK mengatakan, tidak tertutup kemungkinan adanya pergantian menteri, namun opsi itu bukan yang utama.
"(Pergantian menteri) Ya kalau perlu, tapi lebih pada perbaikan kerja, komunikasi," ucap JK.
Menurut JK, pergantian sosok menteri ekonomi tidak akan efektif apabila sumber perlambatan pertumbuhan ekonomi adalah dari luar. "Seluruh dunia juga kena, jadi memang ada faktor tentu kinerja yang baik. Tapi kalau faktor luar ya siapa pun di bidang ekonomi akan mengalami tantangan yang sama , tidak semudah itu mengganti orang langsung baik, tidak. Apalagi dalam kondisi begini ya," tutup JK.
Sebelumnya, terkait wacana reshuffle Kabinet Kerja, Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar menilai kementerian di bidang ekonomi belum bekerja secara maksimal. Hal tersebut menurutnya cukup merisaukan.
"Cukup merisaukan. Kurs dolar tinggi, pengangguran meningkat, daya beli turun, berdampak kepada penjualan, melambat daya jual produk," kata Muhaimin saat menghadiri Gelar Doa Bersama Sukseskan Muktamar NU ke-33 di DPP PKB, Jakarta.
Selain itu, PDIP juga semakin kuat mendorong reshuffle menteri. Menteri di bidang ekonomi menjadi salah satu yang dinilai jeblok kinerjanya.
Politikus senior PDIP, Pramono Anung menyatakan jika menteri bidang ekonomi direshuffle oleh Presiden Joko Widodo maka penggantinya harus memiliki pengalaman yang mumpuni. Sebab, meski perekonomian Indonesia sedang tumbuh tetapi tetap terpengaruh oleh ekonomi global yang sedang melambat.
"Jika tidak diantisipasi secara baik, maka harus pilih orang-orang yang punya pengalaman mengenai keadaan krisis ekonomi. Apakah itu krisis 1998-2008 agar dapat tumbuh kembali," kata Pramono.