Diproduksi massal April 2017, pesawat N 219 belum niat diekspor
Harga pesawat tersebut dipatok USD 5 juta.
Pemerintah Indonesia akan memproduksi pesawat N 219 secara massal pada April tahun depan. Saat ini, proses pembuatan pesawat itu telah memasuki tahap akhir. Tim dari Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) dan PT Dirgantara Indonesia tengah melengkapi sertifikasi.
Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Muhammad Nasir mengatakan proses sertifikasi terakhir yaitu wing (sayap) dan landing gear sedang berlangsung.
-
Apa yang dilakukan Kemenkumham untuk meningkatkan perekonomian Indonesia? Menurut Yasonna, dengan diselenggarakannya Temu Bisnis Tahap VI, diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap perkembangan perekonomian Indonesia.
-
Perubahan apa saja yang terjadi di Indonesia terkait budaya konsumsi? Budaya konsumsi juga semakin berkembang di Indonesia. Perubahan ini tercermin dalam gaya hidup konsumerisme, di mana konsumsi menjadi salah satu identitas sosial dan sumber kebahagiaan. Budaya ini membentuk pola konsumsi yang lebih individuistik dan materialistik.
-
Apa yang menunjukkan pertumbuhan industri manufaktur Indonesia? Geliat pertumbuhan ini dapat terlihat dari peningkatan permintaan baru yang menunjukkan aktivitas produksi yang semakin terpacu.
-
Apa saja produk pertanian Indonesia yang diekspor ke Timor Leste? Produk pertanian Indonesia yang diekspor ke Timor Leste diantaranya gandum, kedelai, kacang hijau, tomat, jeruk, gula, susu, pakan, dan produk unggas.
-
Bagaimana Indonesia ingin meningkatkan indeks tanam dan produksi beras nasional? Pemerintah Indonesia telah mengambil tindakan cepat dan konkrit dalam jangka pendek untuk meningkatkan index tanam dan produksi beras nasional melalui sejumla program. Program yang dijalankan antara lain Perluasan areal tanam melalui program, Optimalisasi lahan rawa untuk penanaman padi sekali dalam setahun, sistem tanam terpadu pada lahan sawah dataran rendah (padi gogo) di areal perkebunann dan Peningkatan Indeks Tanam melalui optimalisasi lahan rawa untuk penanaman padi 2-3 kali dalam setahun.
-
Mengapa industri tembakau dianggap vital bagi perekonomian Indonesia? Setidaknya dalam beberapa tahun terakhir, industri tembakau telah berkontribusi kepada penerimaan negara sebesar ratusan triliun rupiah setiap tahunnya.
"Sertifikasi sedang dilakukan, kita berharap bisa selesai pada November besok. Setelah itu segera uji coba terbang. Semoga bisa segera diproduksi massal pada April mendatang," kata Nasir di Solo, Minggu (7/8).
Nasir mengatakan, pesawat N 219 sangat sesuai dengan kondisi geografis di Indonesia. Selain itu, N 219 memiliki sejumlah kelebihan dibanding produk kompetitor. Pesawat ini, lanjutnya, hanya butuh landasan pacu 550 meter. Kelebihan tersebut membuat daerah setingkat kabupaten mampu menyediakan bandara kecil di daerahnya.
Tak hanya itu harganya juga lebih murah. Yakni sekira USD 5 juta, sedangkan produk serupa biasanya dijual dengan harga di atas USD 7 juta.
Nasir menegaskan saat ini sudah ada beberapa negara yang menyatakan berminat. Diantaranya Myanmar dan Filipina, namun pemerintah belum berencana untuk mengekspornya.
"Potensi market untuk pesawat ini mencapai 200 unit. Itu baru dari dalam negeri," jelasnya.
Pemerintah beralasan, kapasitas produksi untuk membuat pesawat itu masih sangat terbatas. Dalam setahun, Indonesia baru bisa memproduksi 24 unit. Diperlukan waktu hingga 8 tahun untuk memproduksi 200 pesawat.
Penjualan pesawat N 219 akan memprioritaskan permintaan dalam negeri. Kemungkinan, ekspor baru dilakukan jika permintaan dalam negeri telah terpenuhi.
Baca juga:
Citilink jadi perusahaan paling dicintai karyawan se-Asia
AirAsia & Sriwijaya segera pindah ke Terminal 2 Bandara Soetta
Indonesia sukses mendapat kategori 1 standar penerbangan FAA
Menunggu kepastian berangkat, penumpang menumpuk di Bandara Ternate
Garuda Indonesia siap antar 79.020 jemaah haji ke Tanah Suci
Cobek batu Gunung Arjuno dijual sampai Kalimantan dan Bali
Kisah Riyati, pengrajin cobek batu dari Gunung Arjuno