DPR dan pemerintah sepakat lifting minyak 830.000 barel tahun depan
Target ini dinilai realistis karena tiap tahun selalu terjadi penurunan produksi minyak.
Pemerintah dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) telah menyepakati lifting minyak nasional pada tahun depan dipatok rata-rata 800.000 hingga 830.000 barel per hari. Angka tersebut dinilai realistis lantaran terjadinya laju penurunan produksi setiap tahun yang mencapai 30 persen.
"Kami sepakat untuk menetapkan lifting minyak nasional sebesar 800.000 hingga 830.000 per barel sesuai dengan keputusan fraksi-fraksi," ujar Ketua Komisi VII DPR RI Kardaya Warnika dalam RDP di Gedung DPR, Jakarta, Senin (15/6).
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said mengatakan keputusan lifting minyak yang ditetapkan sangat realistis. Untuk itu, Kementerian ESDM dan SKK Migas bakal memantau kinerja para KKKS.
"Melihat kinerja tahun ini, range produksi 800.000-830.000 itu sangat realistis. Kami akan terus melakukan pantauan pada KKKS untuk menggenjot produksinya," kata Sudirman.
Sementara itu, Wakil Kepala SKK Migas Zikrullah mengatakan keputusan tersebut disesuaikan dengan target produksi tahun ini yang mencapai 825.000 barel per hari. Selain itu, laju penurunan produksi setiap tahun yang mencapai 30 persen juga menyebabkan produksi tahun depan tidak mengalami peningkatan yang signifikan sehingga angka 830.000 barel sangat realistis.
"Itu karena adanya penurunan pemboran sumur. Lalu work over penurunan. Ini kan bukan hanya terjadi 2015 tetapi 2016 juga," pungkas dia.