Realisasi Produksi Minyak 1 Juta Barel per Hari Mundur ke 2033, Ini Biang Keroknya
Realisasi produksi minyak 1 juta barel per hari seharusnya bisa tercapai pada tahun 2030 mendatang.
Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) memperkirakan target produksi minyak 1 juta barel per hari (BOPD) akan mundur dari 2030 ke 2033.
Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan, kemunduran target ini disebabkan adanya pandemi Covid-19 yang menyurutkan tingkat produksi minyak.
"Kita perkirakan mundur 2,5 tahun karena pandemi. Oleh karena itu kalau dulunya target 2030, insya Allah di 2033," ujar Dwi di Kantor SKK Migas, Jakarta, Jumat (19/7).
Mengamini pernyataan tersebut, Deputi Eksplorasi, Pengembangan dan Manajemen Wilayah Kerja SKK Migas Benny Lubiantara mengatakan target jangka panjang alias long term plan (LTP) lifting minyak terkesan cukup menantang untuk bisa dicapai.
Makanya Benny menilai proses peningkatan produksi minyak semisal dengan menggunakan metode enhanced oil recovery (EOR) perlu digenjot.
"Kalau tidak ada eksplorasi yang signifikan khususnya minyak, kalau tidak ada EOR maka akan sangat sulit itu ya mencapai target 1 juta itu di tahun 2030," tegas Benny.
Menurut dia, proses eksplorasi dan EOR sumber minyak baru jadi sebuah kewajiban. Salah satu cara mempercepatnya yakni dengan tahap kemitraan.
"Kemitraan dengan perusahaan-perusahaan yang telah terbukti bisa melaksanakan eksekusi EOR misalnya, chemical EOR misalnya seperti di Rokan," kata Benny.
Namun strategi ini masih dalam penjajakan. Berbagai pihak masih sebatas bertukar informasi.
"Nanti di working level juga akan ada pertemuan kira-kira seperti apa yang win-win dengan wilayah kerja yang opportunity tersebut, dengan perusahaan minyak yang punya kemampuan kompetensi teknologi dan kemampuan financial," tuturnya.