Kejar Target Produksi 1 Juta Barel Minyak per Hari, Blok Migas RI Butuh Bantuan Asing
Selain Rokan, Arifin juga menyebut Blok Cepu yang punya potensi migas lebih besar dari perhitungan saat ini.
Pertamina diminta melepas sejumlah blok migas yang tak mampu dikelola secara optimal kepada International Oil Company (IOC).
Kejar Target Produksi 1 Juta Barel Minyak per Hari, Blok Migas RI Butuh Bantuan Asing
Kejar Target Produksi 1 Juta Barel Minyak per Hari, Blok Migas RI Butuh Bantuan Asing
Pemerintah menargetkan angka produksi 1 juta barel minyak per hari dan 12 miliar kaki kubik gas per hari (BSCFD). Target itu salah satunya bisa tercapai jika Pertamina mau melepas sebagian hak partisipasi atau participation interest (PI) pada sejumlah blok migas yang tak produktif.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif mengatakan, blok migas RI dilimpahi banyak cadangan minyak dan gas bumi dalam jumlah besar, khususnya untuk produksi kondensat.
"Kan kita punya target 1 juta pada 2030. Ini kita harapkan bisa ada lagi yang bisa produksi kondensat. Kita masih ada lagi IDD. Itu kan ada kondensat juga setara minyak," ujar Arifin saat ditemui di Nusa Dua Bali Convention Center, Jumat (22/9).
"Terus kemudian (Wilayah Kerja/WK) Andaman II juga lagi ngebor dua lagi. Tahun depan Agung I, Agung II ngebor lagi. Jadi banyak nih pengebor-pengebor sudah turun tangan," kata Arifin.
Oleh karenanya, Arifin meminta Pertamina untuk mau melepas sejumlah blok migas yang tak mampu dikelola secara optimal kepada International Oil Company (IOC). Dia lantas mencontohkan sejumlah wilayah kerja kecil yang kapasitas produksinya mampu terdongkrak pasca dilepas atau dikerjasamakan.
"Kalau enggak salah ya, beberapa yang sudah dilakukan pelepasan kerja sama itu bisa menghasilkan kurang lebih 3-4 ribu barel per hari. Lumayan, dan ini masa produksinya cuman 4 tahunan. Tapi lumayan kan bisa menyambung nafas," ungkap Arifin.
Tak hanya yang kecil, Arifin juga menyebut potensi sumur migas Blok Rokan oleh PT Pertamina Hulu Rokan (PHR). Anak usaha Pertamina tersebut telah melakukan pengeboran untuk dua sumur migas non konvensional (MNK) di wilayah kerja tersebut, di mana potensinya bisa terdongkrak bila dikerjasamakan dengan asing.
"Kalau tahap ini yang dua sumur ini kira-kira 80 juta (barel). Nanti kalau kerjasama dengan IOC, targetnya 300 juta (barel)," kata Arifin.
Selain Rokan, Arifin juga menyebut Blok Cepu yang punya potensi migas lebih besar dari perhitungan saat ini.
"Sama lah kayak di Cepu. Perkiraan kan cuman 450 juta (barel). Jadinya sekarang kan 950 juta (barel), terus masih ada lagi," tutup Arifin.