DPR dituding jadi biang kerok lambannya pembangunan kilang RI
"Singapura dua tahun kilang saja bisa bangun banyak sekali. Kita puluhan tahun nggak jadi-jadi."
PT Pertamina Persero sampai saat ini baru memiliki tujuh kilang bahan bakar minyak (BBM) di seluruh Indonesia. Minimnya jumlah kilang ini dibanding total kebutuhan nasional menjadi salah satu penyebab mahalnya harga BBM.
Pengamat Kebijakan Publik Agus Pambagyo menilai pengembangan pembangunan kilang di Indonesia tidak berjalan dengan baik. Penyebabnya salah satunya adalah terlalu banyak intervensi dari partai politik di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) pada kebijakan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said.
"Terlalu banyak partai, jadinya keputusan menteri terulang-ulang," ujarnya dalam diskusi Energi Kita yang digelar merdeka.com, RRI, IJTI, IKN, DML dan Sewatama di Jakarta, Minggu (11/10).
Dia menambahkan, pembangunan kilang sebaiknya tidak mendapatkan intervensi dari pihak manapun karena pembangunannya memerlukan proses yang panjang dan waktu lama. "Bangun kilang butuh waktu untuk pembebasan lahan dan tanah," tegasnya.
Agus membandingkan pembangunan kilang di Indonesia dengan Singapura. Keseriusan penggarapan kilang oleh pemerintah Singapura membuat negara tetangga tersebut mampu membangun kilang dalam jumlah banyak dalam waktu dua tahun.
"Singapura dua tahun kilang saja bisa bangun banyak sekali. Kita puluhan tahun nggak jadi-jadi," ungkapnya.
Anggota Komisi VII DPR RI dari fraksi Gerindra Ramson Siagian membantah jika kelambanan pemerintah membangun kilang disebabkan pengaruh partai politik. Menurutnya, keputusan tetap berada di Menteri Sudirman Said, bukan DPR.
"Tidak ada hubungannya sama partai," kilahnya.
Sementara itu, Vice Presiden Corporate Communication PT Pertamina Wianda Pusponegoro mengungkapkan, pihaknya telah memiliki tujuh kilang beroperasi. "Totalnya sekarang lebih dari 5 juta kiloliter untuk penampungan minyak, kalau nggak di dalam negeri akan jauh sekali mengambil minyak," tutupnya.
Sejauh ini kilang milik Pertamina di antaranya Kilang Pangkalan Brandan di Sumatera Utara, Kilang Dumai/Sei Pakning di Riau, Kilang Plaju di Sumatera Selatan, Kilang Cilacap, Kilang Balikpapan, Kilang Kasim di Papua, dan Kilang Balongan.