DPR optimis ekonomi Indonesia tahun ini lebih baik dibanding 2015
Nilai tukar Rupiah dinilai tidak akan bergejolak setelah ada kepastian kenaikan suku bunga Amerika Serikat.
Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) optimis perekonomian Indonesia tahun ini akan lebih baik dibanding 2015. Sikap optimis ini bukan tanpa sebab, kinerja Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro dinilai mampu menggali strategi dalam mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi.
"Capaian kondisi ekonomi nasionalnya bagus karena Presiden Jokowi mempunyai Menteri Keuangan Bambang Brodjenegoro yang mau bekerja keras untuk menjalankan setiap detail perintah presiden dengan sungguh-sungguh dan penuh tanggung jawab," ujar Anggota Komisi XI DPR RI Muhammad Misbakhun di Jakarta, Selasa (5/1).
-
Apa yang dilakukan Kemenkumham untuk meningkatkan perekonomian Indonesia? Menurut Yasonna, dengan diselenggarakannya Temu Bisnis Tahap VI, diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap perkembangan perekonomian Indonesia.
-
Apa target pertumbuhan ekonomi Indonesia yang disepakati DPR dan Pemerintah untuk tahun 2025? Badan Anggaran (Banggar) DPR RI dan Pemerintah menyepakati target sasaran pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2025 mendatang berada pada rentang 5,3 persen sampai 5,6 persen.
-
Bagaimana cara DPR mendukung kinerja Kejagung? Lebih lanjut, selaku mitra kerja yang terus memantau dan mendukung Kejagung, Sahroni menyebut Komisi III mengapresiasi setiap peran insan Adhyaksa.
-
Apa saja yang dilakukan Kemenko Perekonomian untuk mewujudkan transportasi berkelanjutan di Indonesia? Pemerintah telah menetapkan pengembangan infrastruktur sebagai salah satu prioritas dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019, dengan pembentukan Proyek Strategis Nasional (PSN). Pengembangan infrastruktur yang signifikan akan terus dilanjutkan sebagaimana dijelaskan dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025-2045 guna mewujudkan visi strategis 100 tahun Indonesia. Menko Airlangga juga menyampaikan bahwa Pemerintah telah membangun lebih dari 2.000 km jalan tol yang menghubungkan pusat-pusat komersial, industri, dan perumahan utama di tanah air, menciptakan value chain perdagangan yang lebih kuat. Dalam program PSN tersebut, Indonesia juga mengembangkan proyek transportasi perkotaan seperti MRT yang telah selesai pada tahun 2019 dan proyek LRT Jabodebek yang baru saja selesai.
-
Bagaimana cara Partai Nasional Indonesia (PNI) menjalankan politik ekonominya? PNI adalah partai yang fokus di dalam pemerintahan dengan menjunjung tinggi nasionalisme dan politik ekonomi bersifat nasionalis.
-
Bagaimana kondisi ekonomi Indonesia di era Soekarno? Dalam buku berjudul 'Jakarta 1950-1970', seorang dokter bernama Firman Lubis mengutarakan kondisi ekonomi Indonesia saat itu amat kacau. "Inflasi melangit dan menyebabkan nilai rupiah merosot tajam dalam waktu yang relatif singkat. Sebagai gambaran, ongkos naik bus umum yang pada tahun 1962 masih Rp1 berubah menjadi Rp1000 pada tahun 65,"
Untuk itu, dia yakin perekonomian Indonesia pada 2016 akan lebih stabil karena sudah terjadi stabilisasi ekonomi nasional setelah terkena imbas perlambatan ekonomi global dan regional. Bahkan, dia optimis pertumbuhan ekonomi tahun ini bisa dicapai sebesar 5 hingga 5,5 persen.
"Ini justru setara dengan pertumbuhan sebesar tujuh persen karena pertumbuhan yang dicapai di 2015 tidak digerus oleh besaran laju inflasi. Bandingkan dengan pertumbuhan ekonomi tahun 2014 yang mencapai lima persen tetapi laju inflasinya sebesar 8,8 persen. Akibatnya inflasi 2014 menggerogoti laju pertumbuhan ekonomi," jelas dia.
Lebih lanjut Misbakhun mengatakan nilai tukar Rupiah tahun ini tak akan terlalu bergejolak setelah ada kepastian kenaikan suku bunga di Amerika Serikat. Dengan demikian, lanjutnya, kondisi perekonomian secara global bisa memberikan ketenangan pada gejolak di pasar uang dan pasar modal.
"Sehingga volatilitas nilai tukar Rupiah terhadap USD lebih bisa dijaga pada kisaran yang direncanakan di APBN 2016 sebesar Rp 13.900 per USD,"
Namun, kendala yang masih dihadapi pemerintah pada tahun ini adalah menurunnya nilai ekspor Indonesia baik dari komoditas, mineral ataupun migas. Selain itu, harga komoditas minyak sawit dan karet yang jatuh masih menjadi masalah sehingga mempengaruhi nilai ekspor dan jumlah cadangan devisa kita.
"Hal yang sama terjadi pada ekspor hasil mineral kita karena pembangunan smelter belum memberikan dampak signifikan pada sumbangan nilai ekspor karena masih dalam proses pembangunan," tegas Misbakhun.
Kendati demikian, politisi Golkar ini yakin pemerintah bisa mengatasinya dengan memperkuat perekonomian domestik. Indonesia memiliki jumlah penduduk yang mencapai 255 juta jiwa memiliki potensi besar dari sisi daya beli dan konsumsi.
"Potensi ini harus bisa dikelola dengan baik. Kemudahan investasi baru harus dipermudah sehingga banyak tercipta lapangan kerja baru," kata dia.
Selain itu, sinkronisasi kebijakan sektor fiskal dan moneter dibutuhkan dalam mendorong pertumbuhan sektor riil. Caranya, kata Misbakhun, pemerintah bisa mendorongnya melalui realisasi pembangunan infrastruktur di seluruh pelosok penjuruh tanah air.
Sebelumnya Kementerian Keuangan (Kemenkeu) merilis data realisasi atas sejumlah proyeksi dalam APBN Perubahan (APBN-P) 2015. Berdasarkan keterangan tertulis Kemenkeu, pertumbuhan ekonomi 2015 diperkirakan mencapai 4,73 persen, atau lebih rendah dari asumsi pertumbuhan ekonomi pada APBNP 2015 sebesar 5,7 persen.
Sedangkan tingkat inflasi diperkirakan hanya 3,1 persen atau lebih rendah dari asumsi inflasi yang digunakan dalam APBNP tahun 2015 sebesar 5,0 persen. Rendahnya laju inflasi terutama disebabkan terjaganya pasokan barang kebutuhan pokok masyarakat seiring peningkatan produksi pangan dan jalur distribusi, ekspektasi inflasi yang menurun, serta perubahan skema subsidi energi.
Baca juga:
Menko Darmin: Ada kekhawatiran ekonomi China kembali tidak baik
Jokowi dukung pembentukan komite ekonomi syariah
Setahun menjabat, janji Jokowi selesaikan konflik agraria ditagih
Tak optimalnya FTZ Batam hilangkan potensi penerimaan pajak RP 20 T
Penurunan harga BBM tak ditanggapi antusias masyarakat
Awal tahun, OJK ungkap belum ada BUMN berminat melantai di bursa